harfam.co.id, Jakarta Serangan panik diartikan sebagai serangan panik. Serangan panik dapat menyebabkan serangan panik sementara dan reaksi fisik yang kuat sebagai respons terhadap situasi normal yang tidak mengancam.
Gejala umum serangan panik pada kebanyakan orang meliputi berkeringat, sesak napas, detak jantung cepat, dan mati rasa atau menggigil. Orang yang mengalami serangan panik seringkali merasa tidak terkendali dan hal ini dapat menimbulkan rasa takut yang ekstrim.
Dengan mengenali gejala serangan panik, kita bisa menghadapi dan mengelola serangan panik tersebut. Dengan begitu, kita akan lebih siap menghadapi kepanikan yang sewaktu-waktu bisa menyerang kita secara tak terduga.
Berikut harfam.co.id Rabu (24/4/2024) mengulas sifat serangan panik beserta penyebabnya dan cara mengatasinya secara singkat dari berbagai sumber.
Serangan panik atau serangan panik merupakan situasi yang dapat menyerang siapa saja. Kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya berkeringat banyak, kesulitan bernapas, jantung terasa berdetak lebih cepat, bahkan menyebabkan mati rasa atau menggigil.
Serangan panik biasanya berlangsung dalam waktu singkat, dan seringkali serangan panik terjadi secara bertahap dan hilang dengan sendirinya setelah situasi yang menyebabkannya berakhir. Namun, dalam beberapa kasus, serangan panik bisa berulang dalam jangka waktu yang lama dan kemudian menjadi bagian dari ketakutan yang lebih serius.
Berikut beberapa tanda serangan panik yang mungkin Anda perhatikan: Berkeringat, gelisah, atau berpikir tidak rasional, ketakutan, gemetar berlebihan, mulut kering atau jantung berdebar, sesak napas, jantung berdebar, sakit perut, nyeri dada di tangan kiri. inkontinensia urin, sakit kepala, pusing atau pingsan
Setelah serangan panik, seseorang seringkali merasa pusing dan lelah serta seringkali takut serangan panik akan terulang kembali. Oleh karena itu, mereka mungkin cenderung menghindari situasi atau tempat yang menimbulkan kepanikan.
Dari laman Healthline, serangan panik atau serangan panik yang tidak terduga tidak memiliki faktor eksternal yang jelas. Kepanikan dan kecemasan diyakini disebabkan oleh hal serupa. Beberapa pemicu yang umum antara lain: stres kerja berlebihan yang memicu situasi sosial seperti agoraphobia (takut pada tempat ramai atau terbuka), claustrophobia (takut pada ruang kecil), dan acrophobia (takut ketinggian), ingatan, atau kehilangan ingatan. penyakit kronis, penyakit jantung. Diabetes, sindrom iritasi usus besar atau asma, penghentian obat-obatan atau alkohol, kafein, dan masalah tiroid tambahan 1. Olahraga dan pola makan sehat
Olahraga dapat meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh sehingga dapat mengurangi stres. Olahraga telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif untuk gangguan panik dan kecemasan. 2. Meditasi
Meditasi adalah cara untuk menyadari perasaan dan apa yang terjadi di dalam diri kita. Kesadaran adalah suatu bentuk meditasi yang beradaptasi untuk mengatasi masalah mental, termasuk kepanikan dan kecemasan.
Tidak ada pengobatan khusus untuk serangan panik, namun ada berbagai pengobatan yang dapat membantu mengatasi gejalanya. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Psikoterapi dan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan contoh terapi yang efektif untuk mengatasi serangan panik. Penting untuk mencari bantuan profesional untuk menemukan perawatan yang tepat untuk kebutuhan pribadi Anda. 3. Kontrol pernapasan
Saat kita panik, pernapasan menjadi lebih cepat dan mungkin terasa lebih cepat. Kami bahkan menyuntikkan oksigen ke dalam tubuh untuk waktu yang singkat. Hal ini umumnya dikenal sebagai pernafasan, dan dapat menyebabkan sejumlah sensasi fisik, termasuk sesak napas, pusing, dan pingsan, sesak napas, dan nyeri dada. Ketika semua perasaan ini muncul, ada baiknya kita belajar mengendalikan pernapasan atau bernapas perlahan (bernafas perlahan). 4. Kelola pikiran negatif
Saat terjadi serangan panik, secara tidak langsung kita dikendalikan oleh pikiran kita sendiri. Belajar mengendalikan pikiran kita, terutama pikiran negatif, adalah hal yang baik. Untuk bisa mengendalikan pikiran negatif, kita perlu menghadapinya dengan menganalisis apakah pikiran negatif tersebut nyata atau hanya pikiran kita saja. 5.Yoga
Yoga dikenal sebagai terapi yang menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Yoga telah terbukti memberikan efek positif pada kesehatan mental, terutama serangan panik. Yoga dapat mengurangi gejala serangan panik melalui berbagai teknik, antara lain asana, pranayama, relaksasi (yoganidra), dan meditasi. 6. Perawatan psikiatris
Psikoterapi atau “terapi wicara” dapat dilakukan oleh dokter spesialis, salah satunya adalah terapi perilaku (CBT). Melalui CBT, kita diajarkan cara mengelola kecemasan dan ketakutan dengan mengendalikan pikiran, perilaku, dan cara kita merespons situasi yang dapat memicu rasa takut. Kita juga bisa memperlakukan pembicaraan dengan orang yang kita rasa bisa kita percayai. Selain meredakan serangan panik, berbicara dengan orang yang kita percaya atau terapis dapat mengurangi risiko serangan panik dan gangguan kecemasan lainnya. 7. Terapi obat
Serangan panik efektif dalam terapi obat. Namun pengobatan dengan obat ini sebaiknya dimulai dengan dosis rendah untuk menghindari efek samping dan kemudian dosis harus ditingkatkan secara bertahap.