January 24, 2025
3 Tahun, Ruang Inovasi Terus Menginkunasi Desa di Indonesia Wujudkan Kemandirian Ekonomi Kerakyatan

3 Tahun, Ruang Inovasi Terus Menginkunasi Desa di Indonesia Wujudkan Kemandirian Ekonomi Kerakyatan

0 0
Read Time:4 Minute, 48 Second

Kabupaten Berau, harfam.co.id – Ruang Inovasi, ‘Inkubator Ekonomi Rakyat’, menjadi motto lembaga empat tahun yang berbasis di Jakarta ini. Pada tahun 2017, mereka mencapai kemerdekaan kota, dimulai dari perbincangan di kedai kopi dan langsung menuju ke sana.  Keempat pemuda tersebut adalah Muhammad Maghribul Falah, Haris Nuril Huda Mustari, dan Alfianto Kusuma Jathi. Impian mereka terwujud melalui misi mereka membangun desa mandiri dengan pemerataan ekonomi. Platform inovasi inilah yang akan memobilisasi kota dalam jangka panjang dan meningkatkan kapasitas kota. Ruang Inovasi menjadi salah satu penerima Anugerah Satu Indonesia Provinsi (SIA) Provinsi 2021 atas perannya. Di usianya yang keenam, pemuda ini menjadi inspirasi semangat Astra Terpadu untuk (SATU) di Indonesia, “Together Create, Last”.

Pada tahun 2024, ruang renovasi akan terus beroperasi di provinsi Berau, Kalimantan Timur. Muhammad Maghribul Falah, pendiri Ruang Inovasi, mengatakan tujuannya adalah untuk menyatukan desa-desa dengan meningkatkan produktivitas lahan untuk komoditas bernilai tinggi dengan memperkenalkan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Upaya ini bermula dari pengumuman Pemerintah Berau yang menjadi prioritas pengembangan pertanian berkelanjutan. Saat ini sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi sekitar 10,47% terhadap perekonomian Daerah Berau (BPS Berau, 2020). dan sudut. Namun ternyata sebaran penggunaan lahan untuk kelima item tersebut tidak sama. Pada tahun 2019, 93% dari total lahan pertanian di Wilayah Berau telah ditempati (BPS Berau, 2020).

Oleh karena itu, pemerintah Berau meyakini bahwa sembari melestarikan sumber daya alam untuk generasi mendatang, pemerintah juga harus mendorong pengembangan produk kakao, karet, kelapa, dan kacang-kacangan. “Dalam penelitian ditemukan bahwa produktivitas lahan untuk tanaman kakao, karet, dan kelapa mengalami penurunan sebesar 0,1 ton/ha dalam tiga tahun. Jika produksi karet tahun 2019 sebesar 1,1 ton/ha mengalami penurunan sebesar 0,2 ton/ha. Falah. Menurut Falah, penyebab penurunan tersebut bisa jadi karena keputusan petani untuk mengkonversi lahan kakao atau karet menjadi komoditas yang lebih stabil seperti kelapa sawit, yang menurut Direktur Jenderal Pertanian ada pertumbuhan di kawasan tersebut. Dari tahun 2016 hingga 2018, hasil panen sawit meningkat sebesar 10%. Penurunan hasil lahan terjadi pada tanaman kelapa yaitu 14 buah/ha sehingga hasil panen pada tahun 2019 sebesar 955/ha. “Namun lain halnya dengan produksi cabai. Dalam tiga tahun terakhir, produksi cabai mengalami peningkatan sebesar 0,3 ton per tahun, sehingga pada tahun 2019 produksinya menjadi 1,1 ton per tahun. di Berau dan sebagian besar produk yang didistribusikan dalam bentuk bahan baku murah, ujarnya. Sedangkan produk kakao yang didistribusikan di luar Berau adalah biji kakao kering (1%) dan biji kakao fermentasi (99%). Dalam bentuk kakao, sebagian besar produk yang didistribusikan ke luar Berau adalah kelapa basah (79%) dan produk kelapa khususnya kelapa parut (70%) didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri (30%). Hal yang sama berlaku untuk semua produk kertas yang keluar dari Berau, meskipun ada upaya untuk memperbaiki kemasannya. “Sebagai tahap pertama dalam rantai pasok komoditas berkualitas tinggi, petani menanggung risiko terbesar dalam memenuhi tanggung jawabnya. Secara umum, tantangan yang dihadapi petani dalam rantai pasok adalah fluktuasi harga, terbatasnya informasi harga dan serangan hama pertanian, “ucap Falah.

Secara umum, peran masyarakat petani harus ditingkatkan. Berdasarkan hasil survei, sekitar 45% petani dikatakan tergabung dalam kelompok atau komunitas tani. Selain itu, 33% anggota asosiasi petani mempunyai program. Selain itu, hanya 43% organisasi petani yang menerima bantuan kegiatan atau materi dari berbagai kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, tim peneliti mengusulkan sejumlah tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil komoditas berharga melalui pengenalan sistem pertanian terstandar lingkungan, tim merekomendasikan kerja sama dengan masyarakat untuk mengolah barang tersebut menjadi produk yang bernilai. Ini juga merupakan penegasan peran peserta untuk memfasilitasi pemenuhan peran pelaku penyuplai. Pada tahun 2018, mereka memulai perjalanan pertamanya di Kota Tanjung Perepat, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, mereka melakukan kegiatan untuk mendorong warga mengembangkan keterampilannya. Di desa ini, pohon kelapa sudah tidak berbuah lagi menjadi sebuah seni. Anda sering mendapatkan uang dari kelapa yang dibuang. Kerajinan tangan berbahan dasar kelapa sudah tidak produktif lagi dan menjadi limbah seperti garpu, sendok, spatula, alat pembuat sabun, rantai besi, alat pembuat makanan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kerajinan ini disebut Kerajinan Khula. Kini peninggalan tersebut dibawa ke sebuah hotel wisata di Indonesia.

Falah mengatakan, untuk mencapai stabilitas ekonomi dari kekuatan kota, sektor reformasi mengambil tiga langkah menuju swasembada: memahami kapasitas kota dan pengelolaan kota, memperkenalkan kewirausahaan sosial di kota, dan bantuan dalam transisi. menuju kemandirian kota. Falah melanjutkan, ketiga langkah tersebut tidak akan bertahan lama tanpa dukungan kuat dari daerah pedesaan. Karena untuk mencapai karya besar, diperlukan transmisi pengetahuan dari akar rumput untuk melahirkan aktivis lokal yang bermartabat di kota. “Melalui proses inovasi ini, dari desa-desa yang menjadi tanggung jawab untuk bekerja sama dengan kami, dengan inkubasi, start-up, akselerasi, tempat yang tepat untuk pembangunan di kota ini, pada tahap terakhir, tetap menjadi wirausaha sosial. Kami berharap bahwa kota akan berkembang. Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada umat manusia asing bekerja untuk mendapatkan sumber daya alam di sana, sehingga masyarakat terpinggirkan,” kata Falah. Mewujudkan harapannya melalui program kewirausahaan sosial dan bisnis sosial yang diterapkan di pedesaan, menghindari monopoli atas kekuatan masing-masing daerah, apapun kapasitas alam yang dimiliki. dapat menimbulkan ketidakseimbangan lingkungan alam,” kata Falah. “Saya berharap ketika kita bersama-sama mengambil sumber daya alam dari desa, maka masyarakat di sana akan memanfaatkannya.” Lebih baik pendekatan kolektif, meski ada asing yang terlibat.” Di Provinsi Berau, Kalimantan Timur, Ruang Inovasi mengembangkan Pondok Lada di Kampung Merancang Ilir, Kecamatan Gunung Tabur. Di sini, ruang inovasi mengembangkan budidaya lada dengan berbagai produk. Selain Kalimantan, keempat orang tersebut berjalan kaki ke desa-desa di sebelah timur Pulau Jawa, mencoba mengembangkan kota di sana Produknya akan kami kembangkan di pedesaan sekitar Surabaya. Kami tidak hanya fokus di satu atau dua kota. Harga pangan 2 Januari 2024: Kenaikan harga cabai dan daging sapi Di awal tahun 2025, harga beberapa bahan pangan di pasar umum meningkat. meningkat.harfam.co.id.co.id 2 Januari 2025

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link