September 21, 2024
5 Daerah dengan Angka Demam Berdarah Dengue Tertinggi, Kota Bandung Urutan Pertama

5 Daerah dengan Angka Demam Berdarah Dengue Tertinggi, Kota Bandung Urutan Pertama

0 0
Read Time:3 Minute, 13 Second

harfam.co.id, Jakarta Kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di Indonesia. Berdasarkan pemutakhiran data DBD minggu ke-17 tahun 2024, jumlah kasus DBD sebanyak 88.593 kasus dan jumlah kematian DBD sebanyak 621 kasus.

Pada periode yang sama minggu ke-17 tahun 2023, jumlah kasus DBD sebanyak 28.579 kasus dan kematian sebanyak 209 orang. 

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima kabupaten atau kabupaten/kota dengan jumlah kasus DBD tertinggi pada tahun 2024 adalah: ⁠Kota Bandung: 3.468 kasus ⁠Kabupaten Tangerang: 2.540 kasus⁠⁠Kota Bogor: 1.944 kasus⁠⁠ Kendari Kota: 1.659 kasus Kabupaten Bandung Barat: 1.576 kasus.

Kasus DBD tertinggi di Jawa Barat, Kota Bandung, Kabupaten Tangerang, Kota Bogor, Kentari, dan Kabupaten Bandung Barat, kata Kepala Kantor Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat (Kemenkes) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Jakarta. , Senin 6 Mei 2024.

Sedangkan lima kabupaten/kota dengan angka kematian DBD tertinggi tahun 2024 adalah: Kabupaten Bandung: 29 kematian Kabupaten Jepara: 21 kematian Kota Bekasi: 19 kematian Kabupaten Subang: 18 kematian Kabupaten Kendal: 17 kematian.

Jadi kalau kita lihat masih kota besar, sedangkan di DKI Jakarta ada Jakarta Barat, jelas Nadia.

Ia juga mengatakan, penderita DBD paling banyak menyerang anak-anak berusia lima hingga 14 tahun.

“Karena merupakan infeksi virus, tentu anak-anak yang imunitasnya belum terbentuk sempurna berisiko karena demam berdarah lebih sering terjadi pada anak-anak,” jelas Nadia.

Seperti halnya anak-anak, orang dewasa juga berisiko tertular dan terserang demam berdarah. Baik anak-anak maupun orang dewasa mempunyai risiko yang sama. Namun, orang dewasa memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala parah.

“Risiko tertular atau tertular demam berdarah pada orang dewasa sama dengan anak-anak, namun orang dewasa jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gejala yang parah dibandingkan anak-anak.”

Nadia juga menjelaskan kapan sebaiknya masyarakat membawa anaknya yang menderita demam berdarah ke IGD.

Anda dapat membawa anak Anda ke IGD jika anak mengalami demam dan tidak kunjung turun selama lebih dari tiga hari. Jika hal ini terjadi, sebaiknya anak dibawa ke IGD, meskipun sudah pernah dibawa ke rumah sakit atau puskesmas.

Suhu demam bisa mencapai 40 derajat, namun Nadia mengimbau masyarakat tidak menunggu hingga anaknya demam tinggi.

Membawa anak ke IGD juga harus segera dilakukan jika orang tua melihat tanda-tanda seperti gusi berdarah, mimisan, atau sakit perut. Sakit perut pada penderita DBD mungkin merupakan tanda adanya pendarahan pada saluran cerna.

Sebelumnya, Nadia juga menjelaskan mengenai perubahan gejala DBD pasca pandemi COVID-19. Menurutnya, Kementerian Kesehatan terus melakukan kajian mengenai perbedaan gejala demam berdarah pada pasien yang terkena COVID-19. Termasuk tidak adanya gejala klasik DBD seperti bintik merah.

Mengenai perbedaan gejala (DBD) setelah COVID-19, penelitian terus dilakukan. Ada beberapa asumsi bahwa saat ini gejala klinis seperti bintik merah tidak terdeteksi pada orang yang menderita demam berdarah, ujarnya.

Nadia juga mengatakan, bintik merah bisa muncul di tempat tersembunyi yang tidak terlihat mata.

“Jadi orang bisa demam selama tiga hari dan tiba-tiba syok tanpa gejala pendarahan. Tapi agak sulit karena bintik merahnya tersembunyi, mungkin di punggung tangan, di punggung badan jadi tidak ada. tidak terlihat’ sambung Nadia.

Dalam kasus lain dijelaskan bahwa pada tubuh seseorang yang terinfeksi COVID-19, terdapat perubahan tertentu pada gejala demam berdarah.

Hal ini disebabkan oleh efek reaksi imun, seperti ditegaskan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Imran Pambudi.

“Faktanya, ada beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala DBD pasca pandemi COVID-19. Hal ini terkait dengan perubahan respon imun yang terjadi pada tubuh seseorang yang terinfeksi COVID-19,” kata Imran di Jakarta, Jumat, seperti dilansir ANTARA.

Imran mengatakan Kementerian Kesehatan telah menerima beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung, Jawa Barat.

Dinas Kesehatan Bandung telah mengidentifikasi tanda-tanda demam berdarah yang tidak biasa pada pasien, seperti tidak adanya gejala bintik merah yang sudah lama menjadi tanda serius pada pasien demam berdarah. Imran juga mengatakan, mimisan jarang terjadi saat ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link