harfam.co.id, Jakarta – Gunung Sidole merupakan titik tertinggi dari rangkaian pegunungan besar yang membentang di utara kota Palu. Perbukitan ini merupakan pegunungan yang berhutan lebat dan suasananya terpencil, namun merupakan bagian tersempit di Pulau Sulawesi, kurang dari 30 kilometer dari pantai barat hingga pantai timur.
Ketinggian gunung ini dari permukaan laut adalah 1.785 meter. Penduduk setempat menyebut tempat ini Gunung Bulu Sinio dan di peta tertulis Puncak Semen.
Dari laman Gunung Bagging, Kamis (12/6/2024), Anda bisa menikmati pemandangan dua pantai dari puncak Gunung Sidole. Jalur pendakian ini semakin populer di kalangan mahasiswa pendaki di berbagai klub pendakian Universitas Tadulako Palu, beberapa di antaranya awalnya mengadakan ekspedisi untuk membuka jalur tersebut.
Ada lebih banyak hal di Gunung Sidole selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sidole yang dihimpun dari berbagai sumber oleh tim Lifestyle harfam.co.id. 1. Titik awal Pendakian
Gunung Sidole dapat didaki dari arah barat, hanya satu jam perjalanan dari Desa Taripa atau Desa Sisera (selatan Taripa) di Palu. Kedua jalur ini memiliki jalur yang tingginya hanya 100 meter di atas permukaan laut dan panjang 12 kilometer.
Untuk sampai ke awal jalur Taripa, belok kanan dari Jalan Utama Toaya menuju Jl Dindimaka. Ikuti jalan lurus ini selama kurang lebih 20 menit, melintasi Taripa melewati jembatan kayu dan mencapai ujung jalan di sungai dan shelter kayu.
Rute timur paling curam dan terpendek dimulai dari desa Alo’o dekat Ampibabo. Meski menempuh perjalanan darat dari Palu memakan waktu sekitar 2 setengah jam, namun jalur ini paling banyak digunakan.
Setidaknya dibutuhkan tiga hari untuk mendaki dan dua hari untuk turun. Mengingat jarak perjalanan pulang pergi dari Palu dan kurangnya akomodasi di dekatnya, waktu terbaik untuk melakukan perjalanan adalah tiga hari, termasuk hari istirahat.
Untuk mencapai jalur Alo’o (202 mdpl), ambil jalan raya Trans Sulawesi di pantai timur, ke utara menuju Ampibabo dan belok kiri di monumen biru di desa Toga (‘tugu toga’) melalui Desa Sidole Alo “Desa O” dengan benar.
Jarak dari desa Toga ke desa Alo’o sekitar setengah jam perjalanan, namun kilometer terakhir cukup terjal. Untuk sampai ke desa Alo’o, Anda mungkin memerlukan ojek lokal dan bukan mobil. 3. Dikenal sebagai Puncak Semen
Penduduk desa mana pun di Alo’o akan mengarahkan Anda ke rumah di sebelah kiri, yang harus Anda masuki sebelum mendaki. Banyak penduduk setempat yang mengenal puncak tersebut dengan sebutan “Puncak Semen” (puncak semen) karena adanya pilar-pilar di atasnya. Tim pendaki lokal siap membantu jika diperlukan.
Perjalanan dari Alo’o menuju Pos 1 (322 meter dpl) memakan waktu sekitar 1 jam. Jalur ini melewati perkebunan kakao di tepian Sungai Alo’o (Sungai Alo’o), namun sebagian pendaki lebih mudah berjalan di sepanjang sungai.
Pos 1 berupa beberapa papan kayu di samping pohon besar di tepi sungai dan mudah diabaikan oleh mereka yang menggunakan jalur perkebunan daripada harus berjalan menyusuri sungai. Ini adalah tempat yang bagus untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan ke Pos 2 yang memakan waktu satu jam lagi.
Pendaki akan menyeberangi sungai dan kaki Anda pasti basah. Jadi bawalah sandal yang nyaman dan kokoh atau bersiaplah untuk memakai sepatu berjalan basah selama sisa perjalanan.
Pos 2 merupakan tempat datar di tepi sungai yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan tanaman lada. Tersedia cukup ruang untuk berkemah sesuai jalur selanjutnya, titik ini dianggap sebagai titik terakhir dengan sumber air yang dapat diandalkan, 30 menit setelah puncak.
Perjalanan dari Posta 2 ke Posta 3 memakan waktu 4-5 jam dan ada dua rute berbeda yang bisa dipilih. Rute aslinya memakan waktu lima jam, namun sedikit lebih bersih dan tidak terlalu curam dibandingkan rute pintas baru yang langsung, curam, berduri, dan gelap yang memakan waktu sekitar 4 jam.
Disini anda harus berhati-hati karena akan menjumpai lintah dan disarankan untuk memakai topi atau sejenisnya untuk menutup telinga karena terdapat lintah yang berukuran sangat kecil dan sulit untuk diperhatikan. Bagi yang menyukai petualangan, jalan pintas langsung ke Pos 3 bisa menjadi pilihan yang baik. 6. Puncak Gunung Sidole
Pilar 3 (1.393 meter dpl) terletak di dasar punggungan menuju puncak, hanya berjarak 1 kilometer. Ada ruang untuk berkemah, tapi tanahnya tidak rata karena ada akar pohon.
Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk mendaki dari Pos 3 menuju puncak. Hutannya indah, tapi seperti biasa hanya ada sedikit pemandangan di antara pepohonan.
Akhirnya puncak berumput tercapai. Sejauh ini, ini adalah tempat terbaik untuk berkemah, dengan banyak ruang dan pemandangan indah ke arah timur dan barat. Bagian atas puncak terdapat sisa-sisa tiang semen yang diyakini sebagai trigger point zaman Belanda, yang kemungkinan pernah tersambar petir sehingga menyebabkan puncak tersebut hancur.