6 Fakta Menarik Gunung Urug yang Manjakan Mata dengan Pemandangan Kebun Teh Rancabolang

6 Fakta Menarik Gunung Urug yang Manjakan Mata dengan Pemandangan Kebun Teh Rancabolang

Liputan6.com, Jakarta – Selain daftar panjang tempat wisata di Jawa Barat, ada Gunung Urug yang sayang untuk dilewatkan. Terletak di kawasan teh Rancabolang, tak heran jika gunung ini banyak dikunjungi wisatawan.

Sedangkan untuk gunungnya, gunung ini hanya berada kurang dari 300 meter di atas permukaan laut. Lingkungannya masih alami sehingga seluruh pengunjung akan betah berlama-lama menikmati pemandangan.

Terdapat beberapa aliran air jernih di utara Gunung Urug yang menunjukkan keindahan kawasan tersebut masih terjaga. Banyak hal menarik dari destinasi wisata alam ini. Berikut 6 Fakta Gunung Urug yang dihimpun dari berbagai sumber, Minggu 26 Mei 2024. 1. Sering Didatangi Bikers

Hal di atas berarti kawasan pegunungan ini sering diserbu oleh para pesepeda. Mereka bisa menikmati pemandangan persawahan dan pegunungan sambil menikmati sejuknya angin.

Posting halaman Perhutani, pepohonan besar di badan jalan juga menambah keteduhan kawasan sekitar. Pengendara sepeda bisa menikmati tempat bersantai berupa rumah yang “nyaman”, kata mereka.  2. Jasa outing dan arung jeram

Selain objek wisata tersebut, masih banyak layanan tambahan yang tersedia di Gunung Urug. Ini termasuk jalan-jalan di luar ruangan, berkemah, tempat pertemuan, dan bahkan jalan-jalan. Selain itu, arung jeram juga dapat digunakan jika ada pesanan dari masyarakat atau perusahaan. Layanan pribadi tidak tersedia saat ini.

Masih banyak potensi wisata yang bisa dibangun di sekitar Gunung Urug. Salah satunya adalah Gua Sarongge yang terkenal dengan koloni kelelawarnya. Situs ini tidak diperiksa secara rutin, meskipun ada beberapa penawaran yang sangat bagus.

Gua ini terletak di Desa Jompong, Desa Mertajaya, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Terkait Antara, kegiatan penelusuran di Gua Sarongge dilakukan untuk meneliti keberadaan organisme tersebut. 4. Perjalanan di hutan Urug

Agrowisata di kawasan ini juga dikembangkan dengan menawarkan kebun buah-buahan. Kini, taman tersebut masih terus ditanami, seiring dengan restorasi berbagai atraksi untuk menarik lebih banyak pengunjung.

Menjelajahi kawasan Hutan Urug ternyata sangat menyenangkan, karena mudah bahkan bagi pemula sekalipun. Jalan ke sini sangat mudah, meski kawasan hutan lebat ditumbuhi pepohonan. Kebanyakan wisatawan menggunakan jasa pemandu untuk melewati kawasan ini, sehingga tidak perlu khawatir tersesat.

 

Saat memasuki resor Urug, seluruh tamu harus membayar tiket sebesar Rp 5.000 per orang. Meski murah, namun level tersebut dinilai masih belum sesuai dengan ketersediaan layanan di dalamnya. Apalagi bagi solo traveler, tak terasa istimewa jika sekadar berjalan-jalan di hutan atau bersantai di gazebo.

Untuk mencapai tempat ini sangatlah mudah, apalagi jika menggunakan mobil pribadi. Dari Kota Tasikmalaya bisa menuju ke arah selatan. Dari situlah tempat Wana Wisata Urug akan hilang.

Sedangkan jika menggunakan angkutan umum, dari Terminal Indihiang – Tasikmalaya sebaiknya naik bus atau elf di jalan selatan menuju Cipatujah, Karangunggal, Bantarkalong dan Pamijahan. Begitu pula dalam perjalanan pulang, Anda bisa naik bus jurusan Tasikmalaya yang lewat hampir setiap menit sebelum pintu gerbang Wana Wisata Urug.

Gunung Urug merupakan gunung yang berada di perbatasan Cagar Alam Gunung Tilu. Kawasan tersebut berada di dekat perbatasan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. 

Gunung Tilu merupakan gugusan gunung yang mempunyai tiga puncak, yaitu Puncak Sukmana (1.154 meter dpl), Puncak Gunung Tilu (1.076 meter dpl), dan puncak-puncak lain yang belum diketahui keberadaannya (1.112 meter dpl). Oleh karena itu masyarakat menyebut kawasan pegunungan ini dengan sebutan Gunung Tilu yang artinya tiga, karena di setiap kawasan selalu terdapat tiga gundukan gunung.

Kawasan Gunung Tilu juga banyak menjadi sumber sungai-sungai kecil yang membentuk dua sungai besar di Desa Jabranti dan Desa Cimara, yaitu Sungai Citaal dan Sungai Cijangkelok. Hutan di kawasan ini meski belum terjamah, sebagian besar masih alami. Sebagian kawasan tersebut merupakan kawasan hutan produktif yang ditanami jati dan pinus.