harfam.co.id, Jakarta – Masjid Jamkaran merupakan salah satu masjid utama di Jamkaran, sebuah desa di luar kota Qom, Iran. Enam kilometer sebelah timur Qom, masjid ini sudah lama menjadi tempat suci, sejak tahun 373 H atau 22 Februari 984.
1995-2005 Pada abad ke-19, popularitas gereja menyebar dan banyak peziarah, terutama kaum muda, mulai berdatangan ke sana. Lebih dari seratus ribu jamaah terkadang melaksanakan salat Maghrib di luar masjid. Migran laki-laki dan perempuan dipisahkan oleh area tertutup terpisah yang memiliki kamar mandi sendiri.
Kerumunan itu seperti pesta besar dengan pelanggan berkumpul di tempat parkir. Keluarga-keluarga membentangkan tikar piknik dan puluhan ribu orang berkeliaran di halaman seolah menunggu acara utama berlangsung.
Ada banyak hal tentang Masjid Jamkaran selain lokasi dan sejarahnya. Berikut enam fakta menarik Masjid Jamkaran yang dihimpun Tim Lifestyle harfam.co.id dari berbagai sumber, Kamis (4/4/2024).
1. Sejarah Masjid Jamkaran
Mengutip dari laman Al-Islam, saat itu menurut informasi di website masjid, Syekh Hassan bin Muthlih Jamkarani menceritakan bahwa dirinya bertemu dengan Imam ke-12 Nabi Al-Khidr yang atau Nabi Khidr. Jamkarani mengatakan negara tempat mereka tinggal adalah negara yang “kaya”.
Penguasanya, Hasan bin Muslim, diperintahkan untuk berhenti menggunakannya dan membangun masjid di atasnya dari hasil kebun. Selasa malam sangat populer, karena disebut sebagai “hari penemuan, jadi itulah hari [pendeta] ditanya, meskipun tidak terlihat”.
Di belakang masjid terdapat “sumur harapan”, yang diyakini sebagai tempat imam kedua belas pernah “melihat momen spiritual singkat bersama Penciptanya”. Para peziarah mengikatkan tali kecil pada balok yang menutupi sumur suci dan berharap Imam Mahdi akan menyetujuinya. Setiap pagi penjaga memotong tali dari hari sebelumnya.
3. Diperbarui dari kontribusi Presiden Mahmoud Ahmadinejad
Presiden Mahmoud Ahmadinejad pernah menyumbangkan £10 juta ke masjid tersebut untuk mendanai rencana mengubah “Masjid Jamkaran biasa menjadi masjid besar, menara, tempat parkir dan tempat wudhu”.
Dalam beberapa tahun terakhir, penjaga keamanan di rumah Jamkaran menargetkan gambar-gambar asing dan melarang pers asing memasuki masjid utama yang terawat baik. Pada tanggal 4 Februari 2020, bendera berwarna merah darah yang melambangkan uang tebusan dikibarkan di atas langit sebagai tanggapan atas serangan udara Bandara Internasional Baghdad tahun 2020.
Mengutip dari laman Visiting Iran, umat Syiah sangat percaya hingga sang imam mengatakan umatnya harus salat empat rakaat di masjid Jamkaran, serupa dengan salat di Ka’bah di Mekkah.
Masjid ini berjarak lima belas menit berkendara dari Qom, dan cara terbaik untuk mencapai kompleks ini adalah dengan naik taksi dari luar Roza-e-Masooma-e-Qum. Jika rombongan Anda banyak, maka akan lebih hemat dan nyaman jika menyewa bus. Ada bus dari Qom ke banyak tempat termasuk Teheran (1,5 jam), Hamadan (5 jam), Kermanshah (8 jam), Yazd (8 jam), Shiraz (13 jam) dan Esfahan (6 jam). Ada banyak kereta ke Teheran (sekitar 2,5 jam).
5. Arsitektur gereja
Masjid ini merupakan mahakarya arsitektur yang merayakan seni Persia di setiap sudutnya. Bangunan dan menara berwarna biru dan hijau yang dihiasi ubin Persia menonjol di langit cerah, menarik perhatian Anda bahkan saat Anda mendekati halaman masjid. Gerejanya sangat luas, ada begitu banyak pintu sehingga Anda bisa tersesat di tengah keramaian.
Air minum, kamar kecil, dan toilet terletak di area umum yang mampu menampung ribuan pengunjung. Keluarga-keluarga di Iran seringkali membawa kompor, piring dan peralatan makan serta menyiapkan teh dan makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka saat bersiap menghabiskan malam untuk shalat.
Jangan membawa uang atau barang berharga dalam jumlah besar. Jika Anda mengunjungi kompleks pada Jumat malam dan ingin berpartisipasi dalam kebaktian jemaah, datanglah lebih awal. Gereja-gereja sangat sibuk, dan para pejabat harus mengunci pintu ketika mereka sibuk untuk menghindari kepadatan dan kerusuhan.
Aturan berpakaian Islami diterapkan dengan ketat di Iran, dan Masjid Jamkaran tidak terkecuali. Umumnya para wanita mengenakan celana panjang dan menutupi kepala mereka dengan jilbab. Kerudung wajib hukumnya ketika memasuki tempat ibadah. Laki-laki tidak diperbolehkan memakai celana pendek.