JAKARTA – Indonesia patut berbangga. Roket RHan-122B produksi dalam negeri telah berhasil memperoleh tujuh paten terkait desain canggih dan inovasi teknologi. Hal ini merupakan kemajuan teknologi yang signifikan di bidang pertahanan, khususnya alat sistem senjata utama (alutsista) TNI. Diberitakan Indonesia.go.id, Sabtu 17 Maret 2024, perangkat senjata militer ini dikembangkan oleh Pusat Teknologi Roket LAPAN. Sejak tahun 2006, National Rocket Association telah menggunakan roket ini sebagai propelan padat komposit berbasis HTPB/AP dalam konfigurasi propelan butiran ganda, berongga, dan bintang-7. Panjang keseluruhan roket ini adalah 2.915 mm dan berat 63 kg. Rudal tersebut memiliki jangkauan 28 km dan mampu membawa hulu ledak seberat 18 kg. Terdapat tujuh hak kekayaan intelektual dalam bentuk paten sebagai berikut: Perangkat metode dan sistem pemasangan propelan padat dan pendorong pada motor roket. Sistem Propulsi Struktur ganda menggunakan propelan padat komposit kaliber 122mm Nozel roket modular trimodular HTPB/AL/AP Fungsi pencegahan kebocoran gas panas Kerucut hidung tumpul dipasang di bawah roket meriam. Jika menilik sejarahnya, roket R-Han 122 merupakan produk pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenrystek) yang kini menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek ini didasarkan pada roket D-230 tipe RX 1210 yang memiliki kecepatan maksimum Mach 1,8. Pada tahun 2007, Kementerian Riset dan Teknologi membentuk tim D230 yang bertugas mengembangkan roket dengan diameter 122 mm dan jangkauan 20 kilometer. Prototipe pertama T-230 dipesan oleh program seribu roket Kementerian Pertahanan. Pemerintah kemudian membentuk Federasi Roket Nasional di bawah pimpinan PT Dirgantara Indonesia. Konsorsium tersebut terdiri dari beberapa industri strategis yang bertanggung jawab atas berbagai komponen roket. Antara lain, PT Pindad bertugas mengembangkan rudal dan sistem peluncuran berbasis GAZ yang dimodifikasi, Nissan dan Perkasa dengan 16 barel dan hulu ledak, PT Dahana memasok kendaraan peluncur, PT Krakatau memproduksi material pipa baja. dan struktur roket. Sementara itu, PT Dirgantara Indonesia bertanggung jawab atas desain dan pengujian lapangan terbang tersebut, tidak hanya itu, juga mendapat dukungan dari Badan Meteorologi, Klimatik, dan Geofisika (BMKG) yang bertugas menyediakan peralatan untuk mengatur posisi. bandara. . Institut Teknologi Roket Bandung (ITB) turut serta memberikan dukungan dengan menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirimkan gambar ketika roket mencapai sasaran Institut Teknologi Roket Bandung (ITB), Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Suryadharma juga terlibat dalam hal ini. proyek. Sebutan D-230 diubah menjadi RHan-122 karena izinnya sudah dipegang Kementerian Pertahanan. Kerja sama tersebut menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat teknologi pertahanan dalam negeri dan meningkatkan kemandirian negara dalam sistem pertahanan modern. Sinergi Inovatif Lintas Industri, Pameran PRO AVL 2024 Teknologi Perangkat Audio Visual Terbaru harfam.co.id.co.id diadakan pada tanggal 25 Oktober untuk menghadirkan sinergi inovatif dengan Tourism and Entertainment Technology Asia, Broadcast & Media Tech Indonesia dan Music Indonesia Expo.
7 Paten Didapatkan Roket Buatan Indonesia, Desain hingga Teknologi Canggih
Read Time:2 Minute, 13 Second