December 26, 2024
Terdampak Krisis Timur Tengah, McDonald’s Beli Seluruh Gerai di Israel

Terdampak Krisis Timur Tengah, McDonald’s Beli Seluruh Gerai di Israel

0 0
Read Time:2 Minute, 55 Second

harfam.co.id, Jakarta – McDonald’s akan membeli seluruh 225 restoran waralaba di Israel, beberapa minggu setelah perang Israel-Hamas memberikan tekanan pada bisnisnya.

Menurut CNN Business, dikutip Minggu (14/4/2024), raksasa makanan cepat saji itu menyatakan telah mencapai kesepakatan dengan pewaralaba Israel, Alonial, untuk membeli restoran waralaba McDonald’s ( MCD ) di negara tersebut.

“Selama lebih dari 30 tahun, Alonyal Limited dengan bangga menghadirkan Golden Arches ke Israel dan melayani komunitas kami,” kata CEO dan pemilik Alonyal Omri Padan dalam sebuah pernyataan.

Alonial mempekerjakan lebih dari 5.000 orang di restoran McDonald’s di seluruh negeri.

McDonald’s juga menambahkan dalam pernyataannya bahwa mereka “tetap berkomitmen terhadap pasar Israel dan akan memastikan pengalaman positif bagi karyawan dan pelanggan di pasar tersebut di masa depan.”

Namun mereka tidak membeberkan syarat perjanjian jual beli keduanya.

Seperti diketahui, mayoritas gerai McDonald’s di seluruh dunia dioperasikan oleh operator waralaba lokal.

Operator-operator ini beroperasi sebagai bisnis independen dalam banyak hal, menetapkan upah dan harga dan, jika dianggap perlu, memberikan laporan atau sumbangan sesuai kebijaksanaan mereka.

Dengan lebih dari 41.000 restoran di seluruh dunia pada tahun 2023. McDonald’s membantu menjadikannya fenomena global.

Namun, hal ini juga berarti bahwa perusahaan AS tidak dapat mendikte bagaimana masing-masing operator harus merespons dalam suatu krisis.

Sebelumnya, CEO Chris Kempczynski mengatakan perusahaannya mengalami dampak terhadap bisnisnya di Timur Tengah akibat serangan Israel di Gaza.

“Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh pemilik-operator lokal,” jelasnya dalam presentasi pendapatan perusahaan pada bulan Februari 2024.

Setelah serangan 7 Oktober di Gaza, di mana militan Hamas membunuh lebih dari 1.200 tentara Israel dan warga sipil serta menculik hampir 200 orang, Al-Nil memberikan kelonggaran kepada tentara lokal dan pasukan keamanan.

Banyak operator McDonald’s di wilayah yang lebih luas dengan cepat menjauhkan diri dari tindakan perusahaan Israel tersebut.

Kelompok waralaba di Kuwait dan Pakistan, misalnya, telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak berbagi kepemilikan dengan pewaralaba Israel.

Seperti merek makanan cepat saji Amerika lainnya, McDonald’s mengalami boikot di banyak pasar di kawasan ini, dan hal ini menyebar ke wilayah lain di Asia.

Perusahaan makanan cepat saji Amerika yang terkenal, McDonald’s, memutuskan kontrak dengan mitra lokalnya di Sri Lanka dan semua toko di negara tersebut ditutup.

Keputusan McDonald’s menutup bisnisnya diumumkan oleh pengacara perusahaan pada Minggu, 24 Maret 2024.

Gerai McDonald’s di Sri Lanka ditutup pada 24 Maret setelah raksasa makanan cepat saji Amerika itu memulai perselisihan hukum dengan pewaralaba lokal atas tuduhan sanitasi yang buruk.

Mengutip The Straits Times, pejabat pengadilan pada Rabu (27/3/2024) mengatakan Pengadilan Tinggi Niaga Kolombo telah memerintahkan penutupan hingga 4 April, sementara waralaba lokal Perrin Co. McDonald’s memenuhi standar kebersihan internasional.

“Perintah penutupan telah dikeluarkan sambil menunggu penyelidikan,” kata seorang pejabat pengadilan.

“Perusahaan induk telah memutuskan untuk mengakhiri perjanjian waralaba karena masalah kualitas,” kata pengacara McDonald’s, seraya menambahkan bahwa mereka tidak melakukan bisnis di negara tersebut dan mungkin memutuskan untuk kembali dengan pewaralaba baru.

Dia mengatakan kesepakatan itu dibatalkan pada 20 Maret, namun toko-toko tetap buka selama beberapa hari.

Namun Wijewardene menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai pembatalan tersebut, namun media lokal melaporkan bahwa McDonald’s telah mengajukan gugatan terhadap mitra lokalnya, Aban, atas dugaan sanitasi yang buruk.

Diketahui, sejak McDonald’s masuk ke Sri Lanka pada 1998, Aban sudah mewaralabakan 12 gerai.

Kini, pemberitahuan yang terlihat di luar toko McDonald’s di Sri Lanka pada tanggal 24 Maret menyatakan bahwa toko tersebut “tutup” dan tidak ada indikasi akan dibuka kembali.

Keluarnya McDonald’s dari Sri Lanka terjadi ketika negara berpenduduk 22 juta orang tersebut pulih dari krisis keuangan besar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link