January 11, 2025
WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?

WHO Sebut Resistensi Antibiotik Sebabkan Masalah Kesehatan Mental, Kok Bisa?

0 0
Read Time:1 Minute, 48 Second

harfam.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan bahwa resistensi antibiotik atau resistensi antimikroba (AMR) tidak hanya menjadi masalah kesehatan fisik, tetapi juga masalah kesehatan mental.

Penyalahgunaan dan penggunaan antimikroba dan antibiotik secara berlebihan pada manusia, hewan, dan tumbuhan telah mempercepat perkembangan dan penyebaran AMR di seluruh dunia, kata Mukta Sharma, Technical Officer (AMR) WHO Indonesia.

Sebuah studi global memperkirakan lebih dari 4,9 juta orang di 204 negara meninggal secara langsung atau tidak langsung akibat infeksi bakteri yang resistan terhadap antibiotik pada tahun 2019. Ilustrasi obat antibiotik, resistensi antibiotik. (Sumber: Shutterstock)

“Orang-orang yang terkena dampak AMR menghadapi penyakit kronis, pengobatan jangka panjang, tantangan kesehatan mental, stigma sosial, dan beban keuangan yang tinggi. Kita dapat menghindari hal ini jika kita bekerja sama sekarang. “Hal ini harus kita lakukan jika ingin melindungi generasi penerus,” kata Mukta dalam jumpa pers WHO dan FAO di Westin Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/12/2022).

Antimikroba adalah obat yang membunuh atau menghentikan reproduksi kuman atau bakteri penyebab penyakit menular.

Sedangkan resistensi antimikroba (AMR) adalah kondisi dimana mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, atau parasit) resisten atau resisten terhadap pengobatan antimikroba.

Onat Resisten Tuberculosis atau penyintas TBC-RO Parashnarmita Vinarni (40), yang sudah 8 tahun dinyatakan sembuh dari TBC-RO dan masih merasa cemas, membenarkan dan mengalami masalah kesehatan mental tersebut.

Kekhawatiran ini terjadi ketika salah satu anggota keluarga atau orang terdekat mengalami gejala batuk yang tidak kunjung hilang, takut tertular penyakit dan merasa ‘sakit’ dalam waktu lama, atau kesulitan mengonsumsi obat TB-RO dosis besar. pengobatan.

Tak main-main, jumlah obatnya mencapai 15 tablet yang harus diminum pada waktu yang sama setiap hari selama 7 bulan.

“Jadi aku takut banget kalau ada orang di dekatku untuk mandi, aku jadi gila dan cemas banget. Sekarang sudah membaik, sebenarnya dia sering terbangun di malam hari karena selalu lelah dan harus menghadapi masalah. semua efek samping obatnya. Melawan, “Sakit sekali,” kata Paran di tempat yang sama.

Untuk mengurangi penggunaan antibiotik dan risiko resistensi antibiotik dan AMR, hal-hal berikut dapat diterapkan: memastikan penggunaan antibiotik yang rasional dalam industri makanan, memastikan akses terhadap air bersih, sanitasi dan vaksinasi, serta menerapkan praktik terbaik dalam produksi pangan, perikanan dan pertanian.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link