harfam.co.id, Jakarta – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) sedang mengkaji ulang penilaian Computer Assisted Test (CAT) dalam rekrutmen calon Aparatur Sipil Negara (CASN) agar tidak terulang kembali. Lagi
Informasi tersebut disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas. Anas membandingkan penilaian Computer Assisted Test (CAT) dengan nilai tes TOEFL dalam rekrutmen calon Aparatur Sipil Negara (CASN). Nilai ini dapat digunakan selama satu tahun.
“Ibarat mengikuti tes TOEFL. Semua tesnya terbuka dan nilainya dipakai selama satu tahun,” kata Anas kepada awak media di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Anas mengatakan, hasil tes tersebut akan disimpan dan digunakan untuk mengisi lowongan yang tersedia pada periode tersebut. Setelah peserta mengikuti ujian, tidak perlu mengulanginya setelah satu tahun, kecuali lowongan telah terisi.
“Kalau begitu periksa apakah ada kursi lain, ambil saja,” ujarnya.
Anas mengatakan, pihaknya sedang menetapkan kriteria dan prosedur penggunaan sistem tersebut untuk memastikan implementasi yang efektif. Dengan demikian, peserta tidak perlu mengulang tes CAT.
“Saat ini kami sedang mengatur parameter dalam proses rekrutmen agar sistem ini lebih efektif dan efisien,” tambahnya.
Dengan sistem ini diharapkan proses rekrutmen CASN menjadi lebih mudah dan peserta tidak terlalu terbebani dengan tes yang berulang-ulang.
Wartawan: Siti Ayu
Sumber: Merdeka.com
Sebelumnya, Anas sempat mengumumkan pembukaan CPNS pada Agustus 2024.
Keterlambatan tersebut disebabkan beberapa kementerian, lembaga (K/L) dan pemerintah daerah tidak mengirimkan usulan pembentukan ke partainya.
Sekitar bulan Agustus untuk rekrutmen CPNS, kata Anas kepada media, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Anas mengatakan, proses deklarasi tertunda karena beberapa kementerian dan lembaga belum menyerahkan formulir yang diperlukan.
“Jadi kenapa lama sekali? Karena orang-orang yang mampu itu banyak, kita masih kejar untuk mengusulkan formasi ke kita,” tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu K/L dan pemerintah daerah yang belum diusulkan pembentukannya. Dia meyakinkan, proses rekrutmen akan segera dimulai setelah pengumpulan formulir sesuai target nasional.
“Setelah usulan, apakah kita verifikasi apakah formasinya sesuai dengan tujuan nasional? Misalnya kita minta auditor. Ternyata mereka tidak mengusulkan auditor, mereka meminta auditor. staf teknisnya. Ya, kami mengurangi staf teknis karena mereka akan terganggu oleh digital.
Sebelumnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KmenPanRB) memastikan proses rekrutmen calon Aparatur Sipil Negara (CASN) dilakukan dengan transparansi dan profesionalisme yang tinggi.
Informasi tersebut disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas saat acara penganugerahan ASN pada Selasa (30/7/2024). Abdullah Azwar Anas mengatakan rekrutmen ASN di masa lalu seringkali tidak transparan, dengan adanya praktik nepotisme, pengangkatan anak, kerabat, dan sebagian kerabat untuk jabatan ASN, terutama pasca pemilihan kepala daerah (pilkada).
“Dulu ada rekrutmen honorer di ASN dengan ASDP yang tidak transparan. Apa itu ASDP? Kakak dan keponakan. Apalagi setelah pilkada. Wah, tidak semua tempat setelah pilkada. Hanya beberapa tempat,” kata Anas.
Dikatakannya, pada proses rekrutmen yang lama, prioritas diberikan kepada relawan yang berasal dari tim sukses atau pihak khusus tanpa mempertimbangkan kualifikasi yang dibutuhkan.
“Yang sukses Sangh Swayamsevak paling mudah masuk Satpol PP karena tidak butuh kapasitas besar, cukup antri. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Seleksinya sudah ketat,” tambah Anas.
Anas mengatakan pemerintah ingin mengubah siklus negatif ini menjadi siklus positif dengan meningkatkan rekrutmen dan kualitas pelayanan publik.
“Kami ingin mengubah siklus negatif ini menjadi positif. Karena rekrutmen PNS yang tidak profesional menyebabkan pelayanan publik menjadi rendah,” ujarnya.
Anas juga mencatat, inefisiensi birokrasi mengakibatkan lambatnya proses perizinan dan investasi, serta menghambat penciptaan lapangan kerja.
“Penyelesaian izin yang cepat menghambat investasi. Menghambat lapangan kerja dan menjadikan pemerintah daerah sebagai surga bagi oknum-oknum tertentu,” tuturnya.
Tujuan pemerintah ke depan adalah meningkatkan kualitas rekrutmen, menjamin birokrasi yang profesional, meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan investasi.
“Rekomendasi yang berkualitas, birokrasi yang profesional, pelayanan yang lebih baik, investasi yang meningkat dll,” kata Anas.
Wartawan: Siti Ayu
Sumber: Merdeka.com