January 24, 2025
ASEAN Dengue Day 15 Juni 2024, Lakukan Gerakan 3M Plus untuk Pencegahan

ASEAN Dengue Day 15 Juni 2024, Lakukan Gerakan 3M Plus untuk Pencegahan

0 0
Read Time:5 Minute, 49 Second

harfam.co.id, Jakarta Hari Demam Berdarah ASEAN atau Hari Demam Berdarah ASEAN merupakan peringatan resmi yang diperingati setiap tanggal 15 Juni sejak tahun 2010. Negara-negara anggota ASEAN menetapkan hari ini untuk meningkatkan kesadaran dan upaya bersama dalam memerangi demam berdarah. Hal ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. 

Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang serius dan mengancam jiwa. Oleh karena itu, negara-negara ASEAN berupaya keras untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini.

Dalam rangka memperingati Hari Demam Berdarah ASEAN, berbagai kegiatan dilakukan untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengendalian demam berdarah. Kampanye kesehatan dan pendidikan berfokus pada cara mencegah gigitan nyamuk, mengelola dan mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk, dan memberikan pengobatan yang tepat.

Tujuan dari peringatan Hari Demam Berdarah ASEAN adalah untuk mewujudkan kawasan ASEAN bebas demam berdarah. Dalam upaya ini, negara-negara anggota ASEAN akan bekerja sama untuk berbagi informasi, praktik terbaik, dan tindakan terkoordinasi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini.

Jumat (14/6/2024) merupakan perayaan ASEAN Voice Day yang dirangkum harfam.co.id dari berbagai sumber. 

 

Setiap tanggal 15 Juni, ASEAN Voice Day diperingati sebagai ASEAN Voice Day. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi dan otot, serta komplikasi serius yang dapat berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan baik. Negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mulai memperingati Hari Suara Hemoragik pada tahun 2010. Dalam mengendalikan penyakit demam berdarah dan menurunkan angka kematian akibat penyakit ini.

Untuk tahun 2024, Indonesia mengambil tema “Voice Indonesia” dengan slogan “Berantas Demam Berdarah Dengue dengan 3M Plus”. Tema tersebut mencerminkan komitmen Indonesia dalam memberantas penyakit demam berdarah melalui upaya bersama seluruh lapisan masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menghimbau seluruh masyarakat untuk aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan rutin melakukan pemeriksaan jentik nyamuk setiap minggunya.

Gerakan 3M Plus merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Gerakan tersebut terdiri dari tiga langkah utama (3M) dan beberapa langkah tambahan (Plus) yang bertujuan untuk mengurangi habitat nyamuk dan melindungi diri dari gigitan nyamuk. Berikut penjelasan lengkapnya: 1. Casting

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuang dan membersihkan wadah air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya semut, seperti bak mandi, wastafel, dan menara air. Nyamuk Aedes aegypti bertelur di air kotor. Selain mengalirkan air, dinding tangki air juga perlu dicuci untuk membersihkan telur lebah yang menempel. Lakukan ini minimal seminggu sekali untuk memutus siklus hidup lebah yang tinggal di tempat kering selama enam bulan. 2. Penangkapan

Langkah kedua adalah menutup rapat semua tempat penampungan air. Oleh karena itu, nyamuk tidak dapat menjadikan tempat tersebut sebagai pusat perkembangbiakannya. Selain menutup wadah air, Anda juga bisa mengubur barang-barang tak terpakai agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Benda-benda bekas seperti kaleng, botol, dan ban seringkali menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur. 3. Pengulangan

Langkah ketiga adalah mendaur ulang bahan-bahan bekas yang masih memiliki nilai ekonomis. Bahan-bahan bekas yang masih layak pakai dapat didaur ulang agar tidak menggumpal dan menjadi tempat berkembang biaknya lebah. Pilihlah barang-barang yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang, seperti botol plastik yang dapat dijadikan pot tanaman atau kaleng yang dapat digunakan untuk keperluan lain. Dengan cara ini kita bisa mengurangi jumlah tempat yang bisa menjadi sarang lebah.

Selain ketiga langkah utama tersebut, terdapat langkah lain dalam gerakan 3M Plus yang disebut “Plus”. Langkah-langkah ini memberikan perlindungan tambahan terhadap gigitan nyamuk dan membantu pencegahan yang lebih efektif. Tanam tanaman di sekitar rumah yang diketahui ampuh mengusir nyamuk, seperti lavender, lemon, atau sedum. Tanaman ini mengeluarkan bau yang tidak disukai lebah. Melakukan kegiatan gotong royong secara berkala untuk membersihkan lingkungan sekitar dari sampah dan genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya lebah. Kerja sama dalam pembersihan lingkungan membuat upaya pencegahan menjadi lebih efektif. Simpan ikan di kolam atau tangki air. Ikan seperti ikan cupang atau guppy dapat memakan jentik nyamuk sehingga membantu mengurangi populasi nyamuk. Untuk mencegah nyamuk bersarang di dalamnya, sebaiknya pakaian yang sudah tidak terpakai disimpan di tempat yang tertutup. Untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah, pasanglah kasa atau jaring pada jendela dan ventilasi rumah. Periksa dan bersihkan mangkuk, mangkuk hewan peliharaan, dan wadah air lainnya secara teratur. Pastikan tidak ada genangan air yang dapat menjadi sarang lalat. Pastikan air di sekitar rumah memiliki sirkulasi yang baik dan tidak tersumbat untuk menghindari genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Gunakan secara teratur untuk membunuh cacing di tangki air yang sulit dibersihkan. 

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus. Virus ini ditularkan oleh nyamuk, terutama dua spesies nyamuk utama: Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penjelasan rinci mengenai proses penularan, aktivitas nyamuk dan habitat nyamuk penyebab demam berdarah disajikan di bawah ini: Proses Penularan: Virus demam berdarah ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi virus demam berdarah, virus tersebut masuk ke dalam tubuh nyamuk bersama dengan darah hasil gigitannya. Kemudian virus bertambah banyak di tubuh nyamuk. Virus demam berdarah ditularkan melalui air liur nyamuk Aedes albopictus ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain. Mereka paling aktif dan berkembang biak pada pagi hari, sekitar dua jam setelah matahari terbit, dan pada sore hari, beberapa jam sebelum matahari terbenam. Namun nyamuk ini juga dapat terbang di tempat yang cukup terang pada malam hari. Habitat Nyamuk: Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus biasanya hidup dan berkembang biak di genangan air yang tenang dan bersih. Nyamuk betina bertelur di tempat yang memiliki air tawar, seperti genangan air ban mobil bekas, sampah plastik, kaleng, pot bunga, dan tempat minum hewan peliharaan. Nyamuk Aedes aegypti lebih banyak ditemukan di perkotaan dibandingkan Aedes albopictus. Mereka umumnya ditemukan di dalam dan sekitar rumah terutama di daerah basah dan lembap. Demam berdarah tidak menular langsung dari orang ke orang melalui kontak fisik. Faktor Pribadi: Anak-anak dan orang lanjut usia lebih rentan terkena infeksi demam berdarah. Pada anak-anak, sistem kekebalan tubuh mungkin belum berkembang sempurna, namun pada orang tua, sistem kekebalan tubuh melemah seiring bertambahnya usia. Kedua kelompok usia ini berisiko lebih tinggi mengalami gejala yang lebih parah jika terinfeksi. Ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi jika terinfeksi virus demam berdarah. Perubahan sistem imun dan fisiologi selama kehamilan dapat membuat ibu hamil rentan terhadap infeksi dan komplikasi serius. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko terkena demam berdarah dan mengalami gejala yang lebih parah. Kondisi medis tertentu seperti HIV/AIDS, malnutrisi, atau penggunaan obat imunosupresif (seperti kemoterapi) dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi. Orang yang sebelumnya pernah menderita demam berdarah berisiko tertular kembali dengan gejala yang lebih parah. Hal ini disebabkan oleh fenomena yang disebut “penambahan antibodi” (ADE), di mana antibodi dari infeksi sebelumnya dapat memperburuk infeksi kedua dengan serotipe virus dengue yang berbeda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link