harfam.co.id, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan sedang melakukan review terhadap beberapa emiten potensial yang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diantaranya adalah perusahaan cryptocurrency yang dikabarkan hampir melakukan penawaran umum perdana (IPO).
“OJK sedang mengevaluasi beberapa calon pemasok, salah satunya di industri cryptocurrency,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Pasar Modal, Derivatif, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Djajadi, dalam siaran pers di Jakarta yang dikutip, Senin. (16/12/2024).
Namun Inarno belum mau membeberkan identitas perusahaan atau pihak yang mensponsori isu tersebut. Sehingga masyarakat harus menunggu kepastian penyedia jasa tersebut resmi tercatat di bursa nanti.
Untuk informasi mengenai nama perseroan, jumlah aset atau nilai penawaran umum yang akan dilakukan, kah saya yang usaha penerbitan buku-buku yang dilakukannya,” jelas Inarno. .
OJK melaporkan perkembangan signifikan di sektor cryptocurrency di Indonesia pada tahun 2024. Berdasarkan data terakhir Oktober 2024, nilai penjualan aset cryptocurrency di dalam negeri mengalami peningkatan signifikan hingga Rp 475,13 triliun.
Capaian tersebut meningkat signifikan hingga 352,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah investor aset cryptocurrency di Indonesia juga meningkat menjadi 21,63 juta orang pada Oktober 2024, meningkat dari 21,27 juta investor pada September 2024.
Peningkatan ini mencerminkan tren positif yang terjadi di pasar aset cryptocurrency global dan lokal. Salah satu faktor utama yang diyakini mempengaruhi peningkatan tersebut adalah hasil pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) yaitu Donald Trump yang berdampak kuat pada pasar mata uang kripto.
Kemenangan Trump pada pemilu tahun ini memberikan kepercayaan pada pasar mata uang kripto yang berdampak pada peningkatan permintaan, yang juga tercermin pada peningkatan transaksi di Indonesia. Industri pasar kripto semakin berkembang dan berkembang.