January 24, 2025
Alasan BRI Danareksa Sekuritas Jadi Penjamin Pelaksana Emisi IPO Terang Dunia Internusa

Alasan BRI Danareksa Sekuritas Jadi Penjamin Pelaksana Emisi IPO Terang Dunia Internusa

0 0
Read Time:5 Minute, 17 Second

harfam.co.id, Jakarta – BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) ditunjuk sebagai salah satu penjamin emisi penawaran umum perdana (IPO) PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD).

Dalam penawaran umum perdana (IPO) kali ini, PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) menawarkan harga penawaran Rp 170 hingga 240 per saham, dengan peluang penambahan modal baru hingga Rp 400 miliar.

Manajer Investasi Pasar Modal BRIDS Kevin Praharyawan mengatakan PT Terang Dunia Internusa Tbk merupakan salah satu pionir industri sepeda di Indonesia yang terus berinovasi dan berkembang hingga saat ini dengan produk e-moped dan e-motorcycle. Dengan pengalaman tersebut, UNTD mampu menghasilkan produk berkualitas dan secara konsisten menunjukkan rekam jejak yang baik di industri.

“Menjadi salah satu pemasok IPO UNTD juga merupakan bentuk dukungan BRIDS kepada UNTD untuk mendorong perkembangan ekonomi hijau Indonesia,” kata Kevin dalam keterangan resmi yang dikutip, Jumat (19/1/2024).

UNTD yang dikenal sebagai produsen merek ‘United’ merupakan produsen sepeda, sepeda listrik, e-moped, e-motor atau sepeda motor listrik, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, dan memiliki beberapa keunggulan kompetitif seperti jangkauan yang luas. jaringan distribusi tersebar di seluruh Indonesia melalui 490 dealer, produk berkualitas terjangkau, potensi pertumbuhan yang kuat dan dukungan pemerintah terhadap industri EV.  

Rekam jejak UNTD yang baik dibuktikan dengan kinerja keuangan perseroan hingga Juli 2023 dengan penjualan bersih Rp479,7 miliar, margin kotor 22,9 persen, dan return on equity (ROE) 21,4 persen, tambah Kevin.

UNTD akan melepas 25 persen modal disetor setelah IPO saham sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 lembar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham.

Investor dapat menyampaikan minatnya melalui e-IPO (https://e-ipo.co.id) pada masa penawaran perdana (book building) yang akan berlangsung pada 22/11. Januari 2024. Sementara itu, masa penawaran dijadwalkan dan UNTD diperkirakan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2024.

 

 

Sebelumnya diberitakan, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menargetkan mencatatkan setidaknya lima perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024. Salah satunya adalah produsen sepeda dan sepeda motor listrik United Bike.

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan mengatakan, pihaknya berencana menggaet lima perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO). Salah satu perusahaan yang ingin menjadi perseroan terbatas publik adalah PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD). Saham Terang Dunia Internusa diperkirakan akan dicatatkan pada 7 Februari 2024.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga akan memasok perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, sumber daya alam, dan teknologi dalam waktu dekat.

Sayangnya, Kevin belum bisa berkomentar mengenai perusahaan mana yang akan menghimpun dana di pasar modal Indonesia pada 2024. Meski demikian, BRI Danareksa Sekuritas dipastikan bertekad menghadirkan IPO yang berkualitas di BEI.

“Iya, minimal ada lima (perusahaan pra IPO),” kata Kevin saat ditemui di Jakarta, ditulis Minggu (14/1/2024).

Ia mengatakan, penggalangan dana pasar modal melalui sistem IPO akan bergairah pada 2024. Hal ini didasari oleh adanya beberapa sikap yang akan mempengaruhi kondisi pasar modal pada tahun ini.

Misalnya, pemilihan parlemen diperkirakan akan berjalan lancar, suku bunga akan turun pada paruh kedua tahun 2024, dan PDB Indonesia diperkirakan akan melebihi 5%. “Ini akan menjadi prospek positif bagi perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” ujarnya. 

 

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mencatatkan sekitar 62 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kinerja IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO tahun depan, 61 atau 62,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman, Senin (1/1/2024).

Pada akhir tahun 2023, bursa sudah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO yang sedang direncanakan. 30 perusahaan. Merujuk POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan luas aset melebihi Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dua perusahaan lainnya dengan aset kecil di bawah Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan dari sektor kimia dasar

• 6 perusahaan dari sektor siklis

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 0 Perusahaan dari sektor keuangan

• 0 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 5 perusahaan dari sektor industri

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor real estate dan real estate

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi, dan sukuk (EBUS), serta right issue sebanyak 230 pencatatan pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 penerimaan, namun jauh lebih rendah dibandingkan pencapaian akhir tahun lalu yang mencapai 385 penerimaan pada 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai perdagangan harian (DTR) sebesar 12,25 triliun dan menambah 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan wahana investasi ekuitas berjangka (SSF) pada kuartal I 2024.

 

 

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan hasil impresif di tahun 2023. Salah satunya, Bursa, mencatatkan perusahaan IPO terbanyak keenam di dunia dengan 79 emiten baru.

“Dari jumlah IPO di Indonesia pada tahun 2023, terdapat 79 emiten atau 6 persen dari total jumlah IPO yang menempati peringkat keenam dunia,” kata CEO BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis, Sabtu ( 30 Maret). /12/2023).

Akan ada 1,298 IPO di seluruh dunia pada tahun 2023. Posisi Indonesia berada tepat di bawah Bursa Efek Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen IPO global.

Urutan pertama ditempati oleh Bursa Efek India dengan 220 IPO atau mewakili 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen dengan 129 IPO atau 10 persen dari total IPO. Urutan ketiga adalah bursa Amerika dengan 105 IPO atau 8 persen dari total pasokan global, dan Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari total pasokan global.

Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-9 dengan dana sebesar $3,6 miliar yang diperoleh melalui penawaran umum perdana (IPO). Kinerja ini mewakili 3 persen dari total modal yang dikumpulkan dalam IPO global, yang berjumlah $123,3 miliar.

Selama tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP dan 182 waran terstruktur dengan total porsi penggalangan dana Rp54,14 triliun dan obligasi Rp126,97 triliun.

“Pencatatan tambahan 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Iman.

Jumlah perusahaan yang tercatat di BEI hingga saat ini berjumlah 903 emiten. Jumlah ini meningkat sebesar 9,3 persen pada bulan ini. Peringkat kedua di kawasan Asen setelah Bursa Malaysia, dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen pada tahun ini.

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link