September 21, 2024
BI: Kinerja Industri Pengolahan Naik di Kuartal I-2024

BI: Kinerja Industri Pengolahan Naik di Kuartal I-2024

0 0
Read Time:3 Minute, 57 Second

harfam.co.id, Jakarta – Bank Indonesia melaporkan kinerja unit bisnis (LU) meningkat pada triwulan I 2024 dan berada pada tahap ekspansi (izin > 50%).

Asisten Direktur Komunikasi Banki Indonesia Erwin Haryono mengatakan pertumbuhan industri manufaktur tercermin dari PMI-BI triwulan I 2024 sebesar 52,80% dari triwulan sebelumnya sebesar 51,20%.

“Berdasarkan daerah yang termasuk dalam PMI-BI, daerah paling banyak mengalami kenaikan dan melanjutkan tahap ekspansi, dengan indeks terbesar pada kelompok barang jadi, diikuti Jumlah Volume Pesanan dan Volume Produksi”. Indonesia, Senin (22/4/2024).

Saat ini berdasarkan usaha kecil (Sub-LU), sebagian besar sub-LU masih dalam tahap ekspansi, dengan industri tembakau mempunyai indeks tertinggi, disusul industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri logam. Dan

“Pertumbuhan PMI-BI ini sejalan dengan tumbuhnya lapangan kerja LU pada industri manufaktur hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada tahap ekspansi dengan tingkat pertumbuhan bersih (WBT) sebesar 1,71 persen,” ujarnya.

Sementara pada triwulan II tahun 2024, kinerja LU pada industri manufaktur diperkirakan terus tumbuh sebagaimana terlihat pada PMI-BI yang tercatat sebesar 54,31%.

Tergantung komponennya, seluruh komponen diprediksi akan bertambah dengan jumlah produk jadi, jumlah produk yang diproduksi dan semua tingkat pesanan dengan indeks tertinggi. Seluruh sub-LU diperkirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi adalah industri kulit, kulit, dan alas kaki, disusul industri tembakau, serta mesin dan peralatan.

Sebelumnya, Analis Ekonomi CORE Indonesia, Yusuf Randi Minilat, mencatat industri manufaktur Indonesia terus berkinerja baik pascapandemi Covid-19. Perkembangan ini diterima dengan baik oleh para pelaku industri dalam dan luar negeri yang mengakui investasi di sektor manufaktur Indonesia.

Pendapatan sektor industri nonmigas tumbuh pesat dalam satu dekade terakhir, dari Rp186,79 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp565,25 triliun pada tahun 2023.

Secara keseluruhan, penerimaan investasi sektor nonmigas selama periode 10 tahun (2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun. Meningkatnya biaya modal pada industri manufaktur merupakan indikasi bahwa Indonesia tidak menghadapi masalah deindustrialisasi.

Namun Yusuf menyayangkan kemajuan tersebut masih terhambat oleh permasalahan kerjasama antar lembaga pemerintah. Menurutnya, perlu juga meningkatkan kerja sama antar instansi pemerintah untuk mendukung pengembangan industri secara keseluruhan.

“Seringkali undang-undang atau peraturan yang sedang dipertimbangkan di tingkat pusat tidak bisa dilaksanakan karena alasan tertentu dan menurut saya nanti perlu diperbaiki. Saya kira pemerintah harus memperbaikinya. Sekarang tinggal bagaimana memastikan jalan ke depan” sejalan sesuai harapan pemerintah,” kata Yusuf pada Rabu (17/4/2024).

Yusuf menjelaskan, program underground ini mendapat sambutan baik dari para pelaku industri, khususnya sektor industri baja.

“Penurunan peringkat yang dilakukan pemerintah menunjukkan kinerja pemulihan uang yang baik, terutama pada subsektor logam, sehingga memulihkan berbagai produk pertambangan,” kata Yusuf, terus mendorong tindakan pemerintah. .

Yusuf berharap nilai tambah produk yang dihasilkan dari program darat ini juga dapat membantu perkembangan industri manufaktur dalam jangka menengah dan panjang.

Kepala Ekonom PermataBank Joshua Perdede mengatakan pengembangan industri manufaktur dengan dukungan program underground dipandang sebagai cara yang baik untuk mengurangi meningkatnya masalah defisit rekening (CAD) yang dihadapi Indonesia. Joshua mengatakan bahwa banyak alasan peningkatan CAD telah dikurangi oleh pemerintah melalui penggunaan kebijakan akar rumput.

Hilirisasi akan meningkatkan produksi peternakan yang akan meningkatkan nilai tambah, hilir akan mendorong restrukturisasi industri, dan hilir juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah untuk mengurangi risiko CAD. Mengurangi dan menstabilkan nilai tukar serta menjaga daya beli para importir. ,” jelas Joshua. demikian.

Misalnya, peran Indonesia dalam produksi global diperkuat dengan permintaan produksi industri yang semakin meningkat pada tahun 2020 hingga September 2023. Nilai produksi industri tercatat sebesar $210,4 miliar pada tahun 2020, kemudian meningkat menjadi $228,32 miliar pada tahun 2021, dan kemudian meningkat menjadi $241,87 miliar pada tahun 2022. Saat ini, pada September 2023, nilai produksi industri diperkirakan mencapai $192,54 miliar.

Menurutnya, besaran uang pada sektor produksi Indonesia memerlukan berbagai cara yang disepakati, antara lain; Pertama, pemerintah harus memberikan insentif yang menarik kepada investor, seperti keringanan pajak, subsidi atau liberalisasi izin usaha.

Kedua, fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan industri manufaktur seperti jalan, pelabuhan, dan listrik juga penting.

“Peningkatan biaya tenaga kerja sangat penting untuk efisiensi pekerjaan. Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan pelatihan dan pendidikan pelayanan tenaga kerja juga penting,” jelas Yusuf.

Menurutnya, inovasi menjadi kunci upaya peningkatan daya saing produk dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah harus mendukung hal ini dengan mendanai penelitian dan pengembangan serta mendorong kerja sama antara industri dan pendidikan.

Ketiga, peningkatan efisiensi melalui penggunaan teknologi baru dan perbaikan manajemen produk.

Keempat, pertumbuhan pasar luar negeri yang didukung oleh promosi produk Indonesia di pasar internasional dan perjanjian perdagangan bebas.

“Ini tentang bagaimana mendorong perusahaan manufaktur dalam negeri untuk lebih berpartisipasi dalam industri manufaktur global, sehingga produk yang dihasilkan di sini bisa dijual ke berbagai negara ketika diekspor.” jelasnya. .

Kelima, kebijakan pemerintah yang stabil dan berkelanjutan. Dia mengatakan, hal ini perlu dilakukan untuk memberikan kepastian kepada investor.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link