September 21, 2024
Mantan Pejabat Polandia Ketahuan Pakai Spyware Pegasus untuk Mata-matai Warga dan Lawan Politik

Mantan Pejabat Polandia Ketahuan Pakai Spyware Pegasus untuk Mata-matai Warga dan Lawan Politik

0 0
Read Time:3 Minute, 9 Second

harfam.co.id, Jakarta – Seorang mantan pejabat pemerintah Polandia menghadapi tuntutan pidana setelah diduga menggunakan spyware untuk memantau lawan politik dan partai lain.

Program mata-mata Pegasus diketahui dimanfaatkan mantan pejabat tersebut untuk memantau lawan politiknya dan partai lain.

Polandia secara resmi meluncurkan penyelidikan parlemen terhadap potensi penyalahgunaan perangkat lunak pengawasan oleh pemerintah sebelumnya pada bulan Februari.

Pada hari Senin, Menteri Kehakiman Adam Bodnar mengatakan para korban Pegasus akan segera menerima pemberitahuan bahwa mereka menjadi sasaran program spyware NSO Group.

“Dalam beberapa bulan mendatang, kami akan mengetahui lebih banyak tentang bagaimana perangkat lunak berbahaya ini digunakan dan untuk tujuan apa,” kata Bodnar, seperti dikutip The Register, Rabu (4/3/2024).

“Kami masih belum tahu siapa yang akan didakwa, apakah beberapa orang, menteri, atau aparat keamanan,” ujarnya.

Informasinya, Pegasus merupakan spyware yang dikembangkan oleh NSO Group. Berbasis di Israel, perusahaan ini telah menjadi sasaran berbagai tuntutan hukum, pembatasan ekspor, dan investigasi Parlemen Eropa.

Tidak seperti malware dan spyware lainnya, Pegasus tidak perlu mengelabui korbannya agar mengunduh dan menginstal program berbahaya tersebut di perangkat mereka.

Dengan snoopware ini, penjahat dunia maya dapat mendengarkan panggilan korban, membaca pesan, dan melihat foto mereka.

Tak hanya itu, spyware besutan NSO Group ini juga dapat mengakses file, kontak, serta aplikasi dan fungsi lainnya.

Meskipun banyak laporan pelecehan, satu-satunya penggunaan Pegasus yang terdokumentasi adalah penangkapan dan penuntutan terhadap pembangkang politik, pengacara, jurnalis, akademisi, dan aktivis.

NSO mengatakan perangkat lunak pencuri datanya dijual kepada pemerintah hanya untuk tujuan yang sah, seperti memerangi kejahatan dan mencegah serangan teroris.

India sangat marah kepada Apple atas tuduhannya memata-matai jurnalis dan oposisi politik di negara tersebut.

Apple sebelumnya telah memperingatkan sejumlah jurnalis dan politisi di India tentang upaya peretasan yang disponsori negara. Peringatan itu akan dilakukan pada Oktober 2023. 

Menanggapi hal tersebut, seperti dikutip The Washington Post via Engadget, Sabtu (30/12/2023), pemerintah India bersama Perdana Menteri Narendra Modi mempertanyakan keakuratan algoritma yang digunakan Apple.

Tak hanya itu, pemerintah India juga disebut-sebut sedang melakukan penyelidikan terhadap keamanan perangkat Apple. Beberapa pejabat India disebut telah memanggil perwakilan Apple.

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah mengatakan pihaknya menekan Apple untuk menemukan cara untuk mengurangi peringatan para peretas.

Pakar keamanan Apple kemudian dipanggil untuk memberikan penjelasan alternatif atas peringatan peretas yang mereka keluarkan.

FYI, berdasarkan pemberitaan, sejumlah jurnalis dan politisi yang mengaku mendapat peringatan dari Apple sebagian besar adalah mereka yang dinilai kritis terhadap pemerintahan Modi.

Salah satu jurnalis yang diketahui menerima pemberitahuan tersebut adalah Anand Mangnale. Berdasarkan penyelidikan Amnesty International, Anand yang menyelidiki rekan Modi, Gautam Adani, menemukan bahwa perangkat Apple miliknya telah disusupi spyware Pegasus.

Dalam peringatannya kepada pengguna, Apple tidak secara eksplisit mengatakan bahwa pemerintah India berada di balik serangan tersebut. Namun, spyware Pegasus yang dibuat oleh NSO Group Israel banyak dijual ke lembaga pemerintah.

Hingga berita ini diturunkan, partai politik yang berkuasa di India tersebut belum memberikan pernyataan pasti. Mereka belum membenarkan atau membantah tuduhan penggunaan spyware Pegasus. 

Sekadar info, Apple memiliki fitur yang akan memperingatkan pengguna jika perangkat mereka menjadi sasaran serangan spyware, terutama yang ditargetkan oleh aktor yang disponsori negara.

Dikutip Engadget, Kamis (25/11/2021), Apple memberikan notifikasi ke email dan nomor telepon pengguna yang terdaftar sebagai ID Apple.

Selain itu, pengguna yang terhubung ke appleid.apple.com akan menerima pemberitahuan ancaman di bagian atas halaman.

Perusahaan memastikan bahwa notifikasi yang diberikan tidak mengharuskan pengguna mengklik atau mendownload konten tertentu. Oleh karena itu, informasi detail mengenai serangan spyware dapat diakses melalui website ID Apple.

Langkah ini diambil setelah Apple pertama kali mengajukan gugatan terhadap NSO Group dan perusahaan induknya.

Dalam gugatannya, Apple mengaku bertanggung jawab menargetkan pengguna perangkatnya melalui spyware Pegasus yang dikembangkan oleh NSO Group.

Melalui gugatan ini, Apple ingin pengadilan melarang permanen NSO Group menggunakan perangkat lunak, layanan, atau perangkat Apple apa pun. Sekadar informasi, NSO Group diketahui membuat spyware untuk memata-matai sasarannya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link