September 21, 2024
6 Adab Menerima Tamu Saat Open House Selama Lebaran, Tuan Rumah Perlu Tahu

6 Adab Menerima Tamu Saat Open House Selama Lebaran, Tuan Rumah Perlu Tahu

0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

harfam.co.id, Jakarta – Umat Islam memanfaatkan hari raya Idul Fitri untuk mempererat silaturahmi. Oleh karena itu, aktivitas saat Idul Fitri tidak lepas dari mengunjungi atau menerima tamu.

Saat berkunjung atau menerima tamu, setiap orang harus mengikuti tata krama dan moral yang baik agar kunjungannya bermakna.

Menurut Penasihat Kantor Urusan Agama Sukanagara-Cianjur (KUA) Jawa Barat, Profesor Tatam Wijaya, setidaknya ada enam etika tuan rumah saat menerima tamu, yaitu: Menanggapi sapaan tamu

Profesor Tatam Jaya mengatakan bahwa Nabi Ibrahim as adalah teladan dalam menghormati tamu. Salah satunya: dengan membalas sapaan yang ditujukan kepadanya.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

Ketika mereka masuk, menyangkal 2

Idz dakhalû ‘alejhi fa qâlú selamâ, qâla salâm, qaumum mungkarûn

Ini berarti:

“(Kisah itu bermula) ketika mereka memasukinya dan berkata: “Damai (Mereka) suatu kaum yang tidak dikenal” (QS. Al-Zariyat: 25). Kami menyambut tamu dengan senang hati

Adab lain dalam menerima tamu adalah menyambut tamu dengan senang hati.

“Kegembiraan tuan rumah hendaknya ditunjukkan kepada masyarakat yang dikunjunginya dengan menyambutnya dengan hangat dan memasang wajah cerah serta senyuman,” kata Tatam, dikutip NU Online, Sabtu (13/04/2024).

Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa tersenyum dihadapan saudara adalah sedekah. 

“Pastikan tamu-tamu yang datang membawa keberkahan bagi tuan rumah dan membawa kekayaan tersendiri. Oleh karena itu, jangan sungkan dan sungkan untuk menjamu dan melayani mereka,” jelas Tatam Wijaya.

Usai undangan, tuan rumah wajib selalu mendampingi dan melayani tamunya.

“Jika seorang tamu masuk ke rumah tuan rumah dengan seizinnya, maka ia harus segera melayani dan menemaninya hingga ia berpamitan kepada tamu tersebut dan mengakhiri kunjungannya.”

“Jangan tinggalkan dia sendirian kecuali ada keperluan penting. Kalaupun ada, jangan tinggalkan dia terlalu lama dan sebaiknya jelaskan alasannya dengan baik,” jelas Tatam.

Dalam upaya memberikan pelayanan kepada tamunya, tuan rumah harus menyajikan makanan yang baik kepada tamunya. Terutama hidangan favorit para tamu.

Jika tamunya adalah keluarga atau kerabat, tuan rumah pasti sudah tahu apa saja makanan favoritnya.  

Namun, jika makanan belum siap saat tamu datang, setidaknya tawarkan minuman terlebih dahulu.

Ia menjelaskan, “Jika makanannya belum siap, paling tidak minumannya akan dihidangkan terlebih dahulu. Bahkan, demi menghormati dan menghormati para tamu, bahkan saat puasa tahun ini, kita diperbolehkan berbuka.”

Saat menerima tamu, tuan rumah harus menjaga perasaan tamunya semaksimal mungkin. Hindari situasi yang dapat menyinggung perasaan tamu.

“Tuan rumah hendaknya menunjukkan sikap ramah, menjaga penampilan, dan memilih ekspresi yang sopan terhadap tamunya. Menggunakan bahasa dan ucapan yang sopan, sopan.”

Satu-satunya hal yang perlu diperhatikan adalah perasaan para tamu, bukan membicarakan hal-hal yang sangat pribadi dan sensitif. Sekali lagi, berbicara yang baik juga merupakan tanda keimanan. Mengantar para tamu ke pintu teras

Jika pertemuan telah selesai dan para tamu telah berpamitan, maka tuan rumah harus mengantar mereka sampai ke gerbang halaman.

“Pastikan dia (tamu) tidak terlihat.” “Jangan lupa saling mendoakan, sampaikan harapan untuk kunjungan berikutnya, pamit dengan sopan dan terima kasih sudah datang.”

“Jangan sekali-kali membanting pintu, apalagi jangan terlalu keras, atau membiarkan tamu masuk sebelum benar-benar berangkat,” pungkas Tatam.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link