September 21, 2024
Soal Skrining Kesehatan Jiwa PPDS, KIPMI Pertanyakan Validitas Survei dan Sampel

Soal Skrining Kesehatan Jiwa PPDS, KIPMI Pertanyakan Validitas Survei dan Sampel

0 0
Read Time:2 Minute, 53 Second

harfam.co.id, Jakarta Survei kesehatan jiwa mahasiswa Program Pelatihan Praktisi Dokter Spesialis (PPDS) juga diikuti oleh dokter gigi spesialis (PPDGS) di rumah sakit vertikal pendidikan (RS) di Indonesia.

Profesor Irna Sufiawati, Ketua Institut Kedokteran Gigi Indonesia (KIPMI), mengatakan PPDS dan PPDGS merupakan program pascasarjana program profesi kedokteran dan kedokteran gigi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini menempatkan siswa di rumah sakit pendidikan vertikal dan rumah sakit jaringan, selain pelatihan di rumah sakit pendidikan institusi mereka sendiri selama pelatihan mereka.

Dari 12.121 (22,4%) calon spesialis atau residen, 2.716 dilaporkan mengalami gejala depresi. Faktanya, ratusan dari mereka (3,3 persen) melaporkan bahwa mereka berpikir untuk bunuh diri.

Alasan utamanya adalah tekanan akademis dan beban kerja yang tinggi, serta fenomena bullying yang dilakukan oleh junior.

Meski sumber di Kementerian Kesehatan menyatakan perlu penelitian dan evaluasi lebih lanjut, namun hasil kajian awal dan publikasi ini menjadi perhatian utama dunia pendidikan, khususnya bagi para pengembang PPDS dan PPDGS di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. ,” dia berkata. Irna Health dalam keterangan tertulis yang diperoleh harfam.co.id, Jumat (26/4/2024). 

Dari hasil skrining kesehatan jiwa secara umum yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Irna mengidentifikasi lima program pelatihan Sp1 terbaik yang gejala depresinya paling banyak.

Pada kategori ini, hasil skrining menempatkan kajian PPDGS Penyakit Mulut menduduki peringkat teratas dari lima program penelitian Sp1. Proporsi gejala depresi sebesar 53,1 persen. Hal ini lebih unggul dibandingkan program pelatihan lain baik di Fakultas Kedokteran maupun Fakultas Kedokteran Gigi.

Hal ini menimbulkan kebingungan dan berbagai pertanyaan serta reaksi di kalangan ilmuwan dan dokter gigi.

 

Oleh karena itu, KIPMI mengoordinasikan hasil penelitian ini dengan seluruh penyelenggara PPDGS penyakit mulut di empat lembaga pendidikan Indonesia.

Sejumlah permasalahan muncul, antara lain: Validitas prosedur persetujuan etis penelitian sebelum dipublikasikan langsung di media.

“Selain itu, seluruh penyelenggara PPDGS IPM juga melakukan evaluasi terhadap guru, dokter pembimbing klinik, dan seluruh siswa dalam menyikapi hasil survei,” jelas Irna.

Irna menambahkan, selama bulan Ramadhan, 21-22 Maret 2024, rombongannya mengikuti undangan Direktur Pendidikan Staf dan Penelitian RS Vertikal.

Undangan tersebut ditujukan kepada pimpinan program pelatihan PPDS dan PPDGS. Sesuai instruksi, warga telah menyelesaikan tes skrining kesehatan mental dari Kementerian Kesehatan.

KIPMI menyebutkan 27 warga PPDGS kesehatan gigi dan mulut yang menjalani rotasi klinis di dua rumah sakit vertikal mengikuti survei dengan mengisi Kuesioner Kesehatan Pasien-9 (PHQ-9).

Populasi ini mencakup sebagian (42,85 persen) dari seluruh 63 penduduk yang sedang menempuh pendidikan di empat PPDGS penyakit mulut di Indonesia.

Mengenai penggunaan Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) merupakan alat psikometri yang sering digunakan untuk skrining deteksi dini depresi di layanan primer.

PHQ-9 terdiri dari sembilan pertanyaan singkat. Yaitu seberapa sering dalam dua minggu terakhir Anda diganggu oleh permasalahan berikut: Kurangnya minat atau semangat untuk melakukan sesuatu. Merasa murung, sedih, atau putus asa. Sulit tidur atau mudah terbangun atau terlalu banyak tidur.  Kelelahan atau kekurangan energi.  Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan. Kurang percaya diri – atau merasa seperti Anda telah gagal atau mengecewakan diri sendiri atau keluarga Anda. Sulit berkonsentrasi pada apapun, seperti membaca koran atau menonton TV.  Bergerak atau berbicaralah dengan cukup lambat agar orang lain menyadarinya. Atau sebaliknya; Anda merasa gelisah atau cemas, sehingga Anda bergerak lebih banyak dari biasanya. Perasaan bahwa lebih baik mati, atau keinginan untuk menyakiti diri sendiri dengan cara tertentu.

“Meski sudah banyak penelitian yang menunjukkan efektivitas dan keunggulannya, namun kegunaan klinisnya masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli,” kata dr Hasan Sadikin Shelley Iskandar, psikiater Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP . PhD.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link