September 21, 2024
Tuntutan Masyarakat Bakal Makin Tinggi, Begini Pesan Jokowi ke BPKP

Tuntutan Masyarakat Bakal Makin Tinggi, Begini Pesan Jokowi ke BPKP

0 0
Read Time:4 Minute, 20 Second

harfam.co.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan laporan kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Mengingat belanja pemerintah akan meningkat dan kebutuhan masyarakat juga meningkat.

Jokowi mengatakan pengelolaan APBN ke depan akan semakin diawasi oleh masyarakat. Selain itu, mudahnya akses masyarakat terhadap media sosial membuat penyimpangan seringkali menjadi viral.

“Ke depan kita tahu tantangannya akan semakin berat. Program dan belanja pemerintah pastinya semakin besar. Dan tuntutan masyarakat akan semakin besar. Hal sekecil apa pun akan menjadi viral. Ke depan, Tuntutan masyarakat akan semakin besar,” kata Jokowi, Rabu (22/05/2024) saat membuka Rapat Koordinasi Pengawasan Internal Nasional (Rakornas Wasin) Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta.

Kepala Negara juga menyinggung persoalan persaingan antar negara yang semakin ketat di masa depan. Ia mengatakan negara-negara yang bergerak cepat akan mampu mengalahkan negara-negara yang bergerak lambat. Artinya percepatan pembangunan menjadi kunci di masa depan.

“Bukannya negara besar mengalahkan negara kecil atau negara maju mengalahkan negara berkembang, bukan. Negara cepat mengalahkan negara lambat. Jadi sekali lagi, kecepatan dan ketepatan sangat diperlukan,” jelasnya.

Menatap perkembangan pengawasan dan teknologi ke depan, Jokowi meminta BPKP bisa memanfaatkannya. Yang terpenting adalah penggunaan teknologi dalam pengawasan.

“Sekarang sudah banyak alat seperti platform deteksi dini dan sistem pengecualian untuk memasukkan pihak-pihak yang terlibat dalam penipuan atau penyimpangan lainnya ke dalam daftar hitam. Saya kira bapak ibu (pastinya) lebih tahu,” tuturnya.

“Ada alat penegakan hukum untuk mendeteksi penipuan pencairan anggaran, semuanya ada. Ada sistem otomasi proses robotik untuk mengotomatisasi pengawasan.

“Ada sensor IoT dan citra satelit untuk memantau proyek di lapangan yang bisa diawasi dan dipantau,” lanjut Joko Widodo.

 

 

Seperti disampaikan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pengawasan yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak menemukan adanya kesalahan. Melainkan untuk memastikan tidak ada perbedaan.

BPKP diketahui turut berkontribusi dalam penghematan keuangan pemerintah, penghematan pengeluaran pemerintah, dan optimalisasi pendapatan negara. Badan auditor internal pemerintah juga mengawasi banyak aspek penggunaan anggaran di instansi pemerintah.

“Tujuan kinerja BPKP dan pengawas internal agar tidak menemukan kesalahan lagi.

Tapi justru untuk menghindari penyimpangan, kata Jokowi, Rabu (22/05/2024) saat membuka Rapat Koordinasi Pengawasan Internal Nasional (Rakornas Wasin) Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta.

Di sisi lain, BPKP juga mengawasi pengelolaan di berbagai aspek, termasuk proyek strategis nasional (NSP). Kepala negara menegaskan, BPKP mengarahkan pelaksanaan proyek atau penggunaan anggaran agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jadi seharusnya mereka memberi instruksi yang benar, diberi bimbingan yang benar. Bukan memasang jebakan, seharusnya di awal dikoreksi, katanya di awal, ini salah, ujarnya.

Jokowi mengatakan, BPKP bukan untuk menemukan sebanyak-banyaknya kejanggalan, melainkan bagaimana memastikan manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Jangan terbalik-balik, fokusnya bukan pada seberapa banyak masyarakat yang terjebak dalam penyimpangan, tapi seberapa banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat dari program pemerintah. Seharusnya di situlah,” pintanya.

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memperbaiki kinerjanya ke depan. Menyusul keputusan tersebut, diputuskan kenaikan bonus kinerja (tukin) pegawai BPKP menjadi 100 persen.

Kepala Negara mengatakan, keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) yang dikeluarkan pada Juni 2023.

“Tahun lalu, seingat saya pada bulan Juni, saya menandatangani Perpres tentang Tunjangan Kinerja BPKP yaitu 100 persen,” kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Nasional (Rakornaswasin) Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta. . ujarnya, Rabu (22 Mei 2024).

“Itu sebagai bentuk apresiasi BPKP yang harapannya dapat mendorong dan memacu kinerja BPKP,” lanjutnya. Peran BPKP

Ia meyakini BPKP berperan besar dalam mengawasi pembangunan Indonesia. Diketahui bahwa hal ini dapat dilaksanakan di bawah pengawasan auditor internal.

Baik melalui auditor internal seperti Kantor Audit Internal Pemerintah (APIP) di masing-masing instansi, maupun dari auditor BPKP yang terlibat langsung.

“Karena BPKP mempunyai peran yang besar. BPKP mempunyai peran yang besar untuk mengawal kelangsungan pembangunan agar masyarakat dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya,” tegasnya.

 

Sebelumnya, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat berhasil menyelamatkan ratusan triliun pemborosan keuangan negara. Penyebabnya adalah pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal pemerintah.

Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengatakan, uang negara yang dihemat sebesar Rp 78,68 miliar dalam lima tahun terakhir. Artinya, hal itu terjadi pada pemilu periode kedua di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Angka tersebut juga dipadukan dengan penghematan belanja pemerintah sebesar Rp192,93 triliun. Serta menunjang pendapatan negara yang ditargetkan sebesar Rp38,75 triliun.

“Sejak tahun 2020 hingga triwulan I tahun 2024, pengawasan BPKP menghasilkan penghematan keuangan pemerintah sebesar Rp78,68 triliun, penghematan belanja negara sebesar Rp192,93 triliun, dan optimalisasi pendapatan negara sebesar Rp38,75 triliun,” ujar National Ateh v. pembukaan pengawasan internal. rapat (Rakornaswasin), di Istana Negara Jakarta, Rabu (22/05/2024).

“Kami tidak hanya memantau tanggung jawab finansial, kami juga memantau efektivitas pembangunan di berbagai bidang pembangunan,” imbuhnya.

Mulai dari bidang kemiskinan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, ketahanan pangan, transformasi industri, pengelolaan pertambangan dan perkebunan. Selain itu, fokusnya juga pada pemberdayaan UMKM, pengelolaan BUMN dan BUMD, serta transformasi energi hijau.

“Dalam melakukan pengawasan, kami konsisten memposisikan diri sebagai bagian dari pemecah masalah, bukan sebagai pihak yang mencari-cari kesalahan,” kata Ateh.

Ia menyatakan, pengawasan internal yang dilakukan berhasil menunjang sejumlah pencapaian positif. Misalnya saja di bidang infrastruktur, BPKP mengawasi pembangunan dan penyelesaian 204 proyek strategis nasional.

“Kami tidak hanya mengawal selesainya pembangunan fisik, tetapi juga memastikan berbagai infrastruktur konektivitas PSN yang dibangun telah mendorong peningkatan mobilitas dan penurunan biaya logistik sehingga meningkatkan aktivitas perekonomian,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link