September 21, 2024
Natrium ‘Musuh’ Tersembunyi Eksim, Jaga Kulit Sehat dengan Pola Makan Seimbang

Natrium ‘Musuh’ Tersembunyi Eksim, Jaga Kulit Sehat dengan Pola Makan Seimbang

0 0
Read Time:1 Minute, 52 Second

harfam.co.id, JAKARTA – Studi baru yang dilakukan peneliti dari University of California, San Francisco (UCSF) menemukan bahwa mengonsumsi makanan tinggi natrium dapat meningkatkan risiko terjadinya dermatitis atopik (AD) atau eksim. Eksim adalah penyakit kulit inflamasi yang ditandai dengan ruam, kulit kering, bersisik atau pecah-pecah, kulit gatal dan berubah warna, serta melepuh. Kondisi ini disebabkan oleh sejumlah faktor yang berbeda-beda pada setiap orang.

Menurut temuan ini, orang yang ekskresi natrium urinnya meningkat 1 gram selama periode 24 jam memiliki kemungkinan 11 persen lebih besar terkena eksim. Setelah itu, gejala eksim mereka 16 persen lebih besar kemungkinannya kambuh dan 11 persen lebih besar kemungkinannya untuk mengalami eksim yang semakin parah.

Dermatitis atopik mencakup spektrum proses inflamasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Studi ini adalah langkah pertama dalam menunjukkan hubungan antara garam makanan dan eksim pada populasi besar,” kata Katrina Abuabara, profesor dermatologi di UCSF dan penulis studi tersebut, Medical News Seperti dilansir Today pada Rabu (6/12/ 2024).

Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan data dari 215.832 peserta BioBank Inggris berusia 37 hingga 73 tahun. Pada kelompok ini, 10.839 orang menderita eksim, sisanya tidak.

Analisis urin peserta menunjukkan bahwa rata-rata ekskresi urin 24 jam adalah 3,01 gram, yaitu sekitar 90 persen dari asupan natrium makanan hari sebelumnya. Para peneliti menemukan bahwa setiap gram natrium di atas rata-rata, risiko dermatitis atopik meningkat.

“Natrium diperkirakan disimpan di kulit untuk mencegah kehilangan air dan dapat membantu mencegah infeksi. Namun natrium juga dapat mengaktifkan sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh, memicu beberapa jalur peradangan dan menghilangkan ‘rem’ dari jalur lainnya,” kata Abuabara. .

Michelle Routhenstein, ahli diet kardiologi preventif di Entirely Nourished, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mencatat keterbatasan temuan ini. Dia mengatakan penelitian tersebut hanya melibatkan satu sampel urin per peserta, yang digunakan untuk memperkirakan ekskresi natrium urin 24 jam. Perkiraan ekskresi natrium 24 jam ini kemudian digunakan untuk mengukur asupan natrium dari makanan yang dikonsumsi para partisipan.

“Tanpa mengumpulkan banyak sampel dalam jangka waktu yang lebih lama, kemampuan penelitian untuk menilai asupan natrium jangka panjang secara akurat akan terbatas,” kata Routhenstein.

Natrium sendiri merupakan salah satu jenis mineral yang mudah ditemukan pada banyak makanan, terutama garam. Makanan kaleng dan instan seringkali memiliki kadar natrium yang tinggi karena bahan pengawet.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link