0
0
harfam.co.id, Jakarta – Media sosial saat ini tidak hanya menjadi platform interaksi, tetapi juga menjadi sarana penting bagi masyarakat dan pelaku industri untuk melakukan pemasaran digital.
Untuk itu, lembaga pemasaran digital Invinyx dan lembaga survei Jakpat menerbitkan laporan terbaru “Pemetaan Strategi Influencer di Media Sosial”.
Laporan ini memberikan para pelaku industri wawasan menarik tentang perilaku masyarakat di media sosial.
Kesimpulannya, platform Instagram akan tetap menjadi media sosial terpopuler di kalangan Gen Z selama tahun 2023. Secara umum, ada tiga platform media sosial yang terpopuler dan paling sering diakses responden, yaitu Instagram (94 persen) , YouTube (91). persen), dan TikTok (81 persen).
Berdasarkan laporan yang sama, tampaknya pengguna media sosial di Indonesia lebih menyukai format vlog, podcast, dan konten cerita.
Sedangkan jika dilihat dari gender, perempuan cenderung menyukai vlog dan format foto. Sedangkan pria menyukai live streaming dan format hadiah. Jenis konten paling populer
Masih dalam laporannya, konten hiburan terpopuler dilihat di media sosial dengan persentase 88 persen. Selain itu, terdapat juga jenis konten kuliner (84 persen) dan fashion (65 persen) yang disukai pengguna.
Konten kuliner merupakan produk paling populer yang dibeli responden di platform media sosial. Pada kategori Gen Z nampaknya mereka cenderung membeli produk kuliner, kecantikan, dan fashion.
Sedangkan Gen Y dan Gen X lebih menyukai produk kuliner dan perangkat elektronik.
Survei ini juga mengungkap faktor-faktor penting yang mempengaruhi responden untuk membeli produk di platform media sosial.
Salah satu faktornya adalah konten tersebut memiliki link atau tautan produk dalam konten promosi yang dibuat oleh key opinion leader sehingga memudahkan responden untuk menemukan produk tersebut dengan mudah.
Ketua Riset Jakpat Farida Hasna Annuha mengungkapkan, terdapat perbedaan penggunaan media sosial, minat terhadap konten, dan preferensi produk antara Gen Z, milenial, dan Gen X.
“Hal ini menekankan pentingnya penyesuaian strategi pemasaran digital pada setiap segmen,” kata Farida.
Dikatakannya, kehadiran KOL memberikan pengaruh dalam meningkatkan minat dan informasi pelanggan dalam keputusan pembelian.
Farida berharap laporan ini dapat menghubungkan para pelaku industri, pemasar, KOL dan institusi terkait. Dengan cara ini, agensi dapat memaksimalkan strategi pemasarannya di era digital.
Masih pada Gen Z, Country Head Android Google Indonesia, Denny Galant, adaptasi AI di Indonesia didominasi oleh Generasi Z (Gen Z).
“Dan itu bagus sekali sebagai titik awal. 43 persen itu angka yang besar,” ujarnya dalam jumpa pers Galaxy AI, Kamis (13/12/2023).
Bukan tanpa alasan, Gen Z yang dikenal sebagai pengguna internet aktif merupakan kelompok anak muda yang memiliki kreativitas dan rasa ingin tahu yang besar.
Kemudian karakteristik tersebut sejalan dengan peran dan kerja generatif AI yang dapat membantu produktivitas dan kreativitas generasi muda. Berdasarkan data tersebut, Gen Z menggunakan foto dan video AI generatif di smartphone.
Penggunaan AI pada ponsel ini dinilai sangat bermanfaat bagi penggunanya. Pakar AI dan pendiri Kata.ai Irzan Aditya mengungkapkan kekuatan AI pada perangkat saat perangkat menjadi lebih mudah diakses.
“Menurut saya, inilah masa depan Generative AI yang sebenarnya, akan terasa bertenaga saat ada di perangkat. Karena saat kita ada di perangkat, kita bisa membuka banyak potensi,” ujarnya.
Dengan kenyamanan perangkat seluler, pengguna dapat menikmati beragam fitur AI kreatif seperti fotografi, komunikasi, dan kesehatan.
Karena sistemnya ada di perangkat, pengguna seperti Gen Z juga bisa mengakses fitur AI tanpa harus terhubung ke Internet. Melalui Galaxy AI misalnya, pengguna ponsel Samsung bisa merasakan pengalaman menggunakan fitur Live Translation tanpa harus bertukar data.
