September 21, 2024
Strategi Kementerian Kominfo Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pilkada

Strategi Kementerian Kominfo Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pilkada

0 0
Read Time:3 Minute, 18 Second

harfam.co.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan rencana mencegah penyebaran penipuan menjelang pemilu kepala daerah. Hal tersebut diungkapkan Salamit Santoso, Kepala Keamanan Kementerian Komunikasi dan Informasi Afghanistan.

Menurut Salimet, Kementerian Komunikasi dan Informatika punya beberapa cara untuk menangani konten palsu, mulai dari atas. Bagi Rivers, kata Selmit, Kominfo mengedepankan pendidikan dan literasi digital.

“Termasuk ASN. Kenapa ASN? Kenapa ASN harus netral,” ujarnya dalam acara harfam.co.id Awards Series yang digelar harfam.co.id dan Femila di Jakarta, Rabu (31/7/2024). .

Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memiliki sistem akses. Mesin berbasis AI ini bertugas mendeteksi berita palsu atau konten negatif, yang kemudian dianalisis setiap hari.

“Kemudian secara terpusat kita melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang melanggar aturan dalam UU ITE,” imbuhnya. Selain itu, Kominfo juga membuka saluran pengaduan konten yang dapat dilakukan melalui WhatsApp, telepon, atau website.

Pada akhirnya, kata Salam Watandar, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga menahan diri untuk menindak konten-konten palsu yang sengaja dibuat dengan niat jahat dan mampu memecah belah negara.

“Apabila berita bohong dilakukan dengan niat buruk dan berpotensi memecah belah suatu negara atau suatu masyarakat, maka informasi itu kita sampaikan kepada polisi,” kata Slamet.

Informasi hoax yang masih beredar di dunia maya berdampak pada banyak orang. Berdasarkan data Kominfo, lembaga tersebut telah menghapus 3,76 juta konten negatif di media sosial dan internet sejak tahun 2023.

Menurut Salim Santoso, kepala keamanan Kementerian Komunikasi dan Informasi Afghanistan, 1,9 juta dari lebih dari tiga konten yang telah dihapus dari Internet tidaklah palsu.

“1,9 juta itu bukan penipuan, tapi perjudian online. Konten penipuan adalah masalah nyata dan masalah tidak akan berhenti di ruang digital, tetapi konten yang merupakan perjudian online juga menjadi masalah bagi kami,” kata Slammet di Cross. Konferensi Internasional Liputan6 Series com Awards digelar harfam.co.id dan Fimela di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Berbicara mengenai perjudian online, Salimet mengungkapkan berdasarkan temuan Kementerian Keuangan dan Penelitian (PPATK), perjudian online akan mencapai Rp 327 triliun mulai tahun 2023.

“Ini cara menarik bandar (judi online) tanpa mempengaruhi lingkungan bisnis dan 80 persen masyarakat kelas menengah ke bawah,” kata Salimet.

Sementara untuk konten palsu, kata Slammet, terdapat 11.600 konten palsu yang telah dihapus dari Internet.

Untuk menangani konten negatif serta penipuan dan perjudian online, Kominfo terus bekerja sama dengan seluruh mitra, termasuk mitra Gerakan Nasional Literasi Digital yang saat ini beranggotakan 115 orang. Salah satunya adalah Gerakan Kreasi Cyber ​​yang dipimpin oleh Yossi Mokalu.

Penghapusan penipuan dilakukan dengan empat pilar, yaitu literasi budaya, literasi etika, literasi intelektual, dan keamanan digital.

Kajian pemberantasan penipuan dan perjudian online juga dilakukan Kominfo dan mitranya di seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari pelajar SD, SMP, Aparatur Keamanan Negara (ASN), TNI, Polri dan masyarakat umum.

Sementara itu, Pimpinan Konstruksi Siber Yossi Mokalu mengumumkan pihaknya telah bermitra dengan Kommunfo untuk memerangi penipuan dan konten berbahaya lainnya. Pasalnya, banyak penipuan dan konten negatif yang tersebar di kalangan masyarakat.

“Kalau ditanya kenapa banyak sekali penipuan, mungkin salah satu penyebabnya adalah teknologi digital yang berkembang begitu pesat tidak diimbangi dengan etika dan mereka buta huruf serta literasi digitalnya buruk,” kata Yossi.

Yossi juga menjelaskan bahwa konten buruk di Internet tidak hanya penipuan tetapi banyak lainnya. Materi ini juga mudah disebarluaskan di ruang digital karena perkembangan digital sangat pesat. Selain itu, penyebaran informasi, baik benar atau salah, jauh lebih cepat dibandingkan masa lalu.

Menurut Yossi, seiring pesatnya perkembangan teknologi, terkadang situasi pengguna yang ingin dianggap sebagai “orang pertama yang beriklan” berujung pada merebaknya penipuan.

Padahal, dalam menerima informasi, seseorang harus melihat faktanya terlebih dahulu.

 

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan Yossi melalui pengajaran budaya internet adalah dengan membanjiri internet dengan konten-konten yang baik.

“Saat saya berkolaborasi dengan Cybercracy dan Cominfo, saya membuat banyak konten, baik yang berkaitan dengan literasi digital, bahkan konten yang lebih baik lagi, misalnya konten musik,” kata Yossi.

Pasalnya, menurut Yossi, konten bacaan digital dengan konten menghibur seperti lagu atau video kreatif akan menarik minat anak muda. Apalagi jika konten tersebut diunggah oleh rekan-rekan yang memiliki banyak pengikut.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link