0
0
REPUBLIK.CO. Hujan deras dengan intensitas 50 milimeter per hari disertai petir dan angin kencang.
Berdasarkan laman resmi BMKG di Jakarta, titik berkumpul dengan kecepatan atau pendekatan angin lambat terpantau mulai dari Samudera Hindia Bagian Barat hingga Sumbar hingga Samudera Hindia, Lampung dan Jambi hingga Sumbar pada Sabtu. .
Wilayah sekitarnya juga meliputi Sumatera Selatan hingga Bengkulu, Laut Jawa hingga Lampung, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Papua Barat hingga Papua Barat Daya, serta Papua hingga Papua Tengah dan Papua Selatan.
Situasi ini dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan hujan di dekat titik konvergensi, dengan potensi hujan lebat di banyak wilayah mulai dari Aceh, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung.
Selain wilayah tersebut, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur juga berpotensi terjadi hujan lebat.
Selain itu, potensi hujan lebat juga terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara itu, BMKG menjelaskan, potensi hujan sedang hingga lebat dan suhu tinggi disertai badai petir dan angin kencang akibat Madden Julian Oscillation (MJO) tampaknya masih aktif di Indonesia dan tidak aktif hingga akhir April 2024.
BMKG Prakirawan Stasiun Klimatologi NTB Cakra Mahasurya mengatakan, Aktifnya MJO dikaitkan dengan kemampuan peningkatan awan hujan di banyak wilayah Indonesia, termasuk wilayah NTB.
