December 27, 2024
Semakin Banyak Anak Gunakan Gawai di Era Digital, Kemendikbudristek Minta Orangtua Terus Dampingi

Semakin Banyak Anak Gunakan Gawai di Era Digital, Kemendikbudristek Minta Orangtua Terus Dampingi

0 0
Read Time:2 Minute, 42 Second

harfam.co.id, Jakarta – Di era digital, anak-anak dan remaja Indonesia semakin banyak menggunakan gadget dan perangkat pintar lainnya.

Ponsel pintar dan laptop digunakan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Namun di saat yang sama, berbagai permasalahan juga muncul akibat semakin meningkatnya intensitas penggunaan perangkat tersebut.

Menyadari hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kamendikbudristek) mengajak para orang tua untuk selalu mendampingi anaknya dalam menggunakan gawai tersebut.

Ajakan tersebut disampaikan melalui webinar pada 7 Februari 2024 bersama Dharma Wanita Perempuan (DWP) di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan DWP Franka Makarim mengatakan, teknologi digital merupakan salah satu alat untuk memudahkan pertukaran informasi. Namun demikian, menciptakan ekosistem pendidikan digital yang sehat bagi tumbuh kembang anak Indonesia masih menjadi tugas besar bagi berbagai pemangku kepentingan.

Franka tidak memungkiri bahwa kemajuan teknologi dapat meningkatkan pertukaran informasi yang berguna untuk merangsang pemikiran kritis dan penalaran anak.

“Di sisi lain, semakin besarnya ancaman ancaman siber saat berselancar di internet menjadikan peran orang tua sebagai panutan yang berhati-hati, kritis, dan produktif dalam menggunakan teknologi digital,” kata Franka, Senin (Senin), mengutip seorang pejabat. penyataan. 12). /2/2024).

Selain itu, anak-anak juga memerlukan bimbingan orang dewasa agar dapat mengeksplorasi fasilitas yang sesuai dengan kelompok usia dan kebutuhannya.

Dukungan orang tua sangat penting mengingat dampak teknologi tidak bisa sepenuhnya dihindari di era digital.

“Di era sekarang ini, dampak teknologi digital tidak bisa sepenuhnya dihindari. Namun sebagai orang tua, kita mempunyai hak dan tanggung jawab untuk menyikapi, mengkomunikasikan, dan memahami penggunaan teknologi oleh anak-anak,” jelas Franka.

Menurutnya, kerja sama yang baik antara orang tua dan guru diperlukan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi generasi mendatang.

Lebih lanjut, lingkungan keluarga dan sekolah diharapkan dapat menjadi tameng yang dapat melindungi anak dari pengaruh negatif dunia digital. 

“Di tengah tantangan era digital yang semakin meningkat, kita tidak boleh malu untuk saling membantu, saling memperkaya ilmu dan bertanya mengenai hal ini. Oleh karena itu, kita bisa menerapkannya baik di rumah maupun di sekolah,” kata Franka.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani menginformasikan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memberikan akses materi pendidikan bagi guru dan siswa.

Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan platform belajar mandiri (IPP). Ini merupakan praktik terbaik dalam pemanfaatan teknologi sekaligus strategi penerapan kurikulum mandiri. Saat ini, sekitar 2,6 juta guru menggunakan PMM.

“Pemanfaatan PMM merupakan wujud kontribusi pemerintah untuk memastikan guru dan siswa di seluruh Indonesia mempunyai kesempatan yang sama dalam mengakses materi pembelajaran kontekstual,” kata Nunuk.

Nunuk menilai perkembangan teknologi digital tidak bisa dihindari. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah proaktif menyusun peraturan agar siswa dapat menghadapi kemajuan teknologi dengan percaya diri dan berkarakter unggul.

Selain itu, berbagai kebijakan Kemendikbudristek telah dikeluarkan untuk mengembangkan kompetensi guru. Menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik di era digital.

Dalam kerangka pendidikan anak, upaya pemerintah ini tentunya harus dibarengi dengan peran orang tua sebagai pendamping anak dan kemampuan literasi. Menurut Nunuk, literasi bukan hanya kemampuan menggunakan gawai secara cerdas, namun juga memilih bahan yang tepat secara bijak.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menggalakkan pemanfaatan teknologi digital. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus memahami kebijakan ini demi kepentingan masa depan anak-anak kita”, tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link