REPUBLIKA.CO. 8/2024)
Ibnu Alfaroobi, Chief Business Officer (CBO) Mandiri Digital Universe (MDU) sekaligus pakar AI dan teknologi digital memaparkan tentang peran kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan.
Ibnu menjelaskan, pengertian AI (kecerdasan buatan) adalah teknologi yang memungkinkan mesin melakukan tugas-tugas yang seringkali membutuhkan kecerdasan manusia, seperti pengenalan suara, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.
“Sejak pertama kali dimulai pada pertengahan abad ke-20, AI telah mengalami evolusi yang pesat, dari konsep teoritis hingga menjadi sebuah teknologi yang kini terintegrasi ke dalam banyak bidang kehidupan kita,” jelas Ibnu.
Ibnu juga meliput sejarah perkembangan AI, mulai dari perkembangan komputer pertama hingga era big data dan machine learning. AI berasal dari penelitian dasar tentang bagaimana mesin dapat meniru emosi manusia
“AI telah menjadi teknologi yang benar-benar revolusioner dalam beberapa tahun terakhir karena munculnya data dalam jumlah besar dan peningkatan daya komputasi,” tambahnya.
Mengenai jenis AI, Ibnu menjelaskan ada beberapa kategori utama, seperti AI lemah (AI rendah) dan AI kuat (AI umum). AI yang lemah dirancang untuk melakukan tugas tertentu, seperti asisten virtual yang kita gunakan setiap hari
“Saat ini, AI yang kuat adalah sistem yang memiliki kecerdasan umum dan mampu menyelesaikan berbagai tugas, meski dengan banyak pemikiran,” ujarnya.
Saat membahas pentingnya AI dalam mentransformasikan pendidikan, Ibnu menyoroti pentingnya AI dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan inklusif.
“AI memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita belajar. Dengan teknologi ini, kita dapat mempersonalisasi pembelajaran, mendukung siswa berkebutuhan khusus, dan memberikan analisis pembelajaran yang lebih mendalam,” ujarnya.
Namun, Ibnu mewaspadai tantangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan AI ke dalam dunia pendidikan
“Salah satu tantangan terbesar yang kami hadapi adalah bagaimana AI digunakan dengan cara yang etis dan tidak mencakup pendidikan. Namun, terdapat tantangan seperti kebutuhan infrastruktur dan pelatihan guru untuk menggunakan alat-alat ini secara efektif,” katanya. didefinisikan
Di akhir pemaparannya, Ibnu memberikan pesan penting kepada peserta diskusi AI dalam pendidikan bukan sekadar alat teknologi, namun menjadi kekuatan pendorong dalam mentransformasikan pendidikan menjadi fleksibel, inklusif, dan fokus pada pengembangan pribadi.
“Kita perlu memastikan bahwa AI yang digunakan tidak menggantikan peran guru dalam membimbing dan memotivasi siswa,” kata Ibnu.
Konferensi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam pendidikan dan tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan manfaat teknologi ini.
Universitas BSE Kampus Pontianak berharap melalui diskusi seperti ini, para pengajar dan mahasiswa dapat lebih siap menghadapi perubahan era digital.