January 4, 2025
Angka Kelahiran Turun Drastis, Populasi Thailand Diprediksi Berkurang Setengah pada 2084

Angka Kelahiran Turun Drastis, Populasi Thailand Diprediksi Berkurang Setengah pada 2084

0 0
Read Time:2 Minute, 39 Second

harfam.co.id, Jakarta Thailand menjadi negara terkini yang mengalami penurunan angka kelahiran. Menurut para ahli, populasi negara ini akan menurun dari 66 juta menjadi 33 juta hanya dalam 60 tahun.

Penurunan ini akan mengurangi populasi lansia dari 46 juta menjadi 14 juta. Wakil Perdana Menteri Somsak Thepsutin memperingatkan bahwa resesi akan berdampak besar terhadap pembangunan ekonomi dan keamanan nasional.

Selain Thailand, angka kesuburan juga mengalami penurunan di beberapa negara tetangga. Sebab, generasi mudanya tidak ingin mempunyai anak. Banyak faktor seperti inflasi yang tinggi menjadi kendala utama bagi generasi sekarang untuk berkeluarga.

Akibatnya, negara-negara dengan tingkat kesuburan yang menurun akan mengalami penuaan populasi yang cepat. Hal ini akan berdampak pada perekonomian karena jumlah orang yang bekerja akan berkurang.

Produktivitas Thailand turun dari 6,29 pada tahun 1970 menjadi 1,08 pada tahun 2023, menurut Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (NESDC), demikian laman News Au, Senin (18 Maret 2024).

Menurut perkiraan NESDC, populasi Thailand diperkirakan akan mencapai 67,19 juta pada tahun 2028, kemudian menurun menjadi 67 juta pada tahun 2033 dan 66,18 juta pada tahun 2037. Proporsi penduduk usia kerja akan menurun dari 66,1% pada tahun 2017 menjadi 56,8% pada tahun 2037.

Somsak telah mendukung kampanye untuk meningkatkan angka kelahiran di kalangan perempuan muda dan mendukung persalinan bagi perempuan di atas 30 tahun melalui teknologi medis dan kebijakan yang mendukung kehidupan dan kondisi kerja.

Kementerian Kesehatan dan Jaminan Sosial juga membahas cara mengatasi permasalahan yang dihadapi negara tersebut.

Hasil lokakarya ini akan dipresentasikan pada Konferensi Kependudukan PBB pada akhir April untuk mendorong kerja sama internasional guna mengatasi masalah ini.

Selain Thailand, angka kelahiran terus menurun setiap tahunnya di banyak negara Asia, termasuk Jepang, Tiongkok, dan Korea.

Pihak berwenang Jepang telah membunyikan alarm selama bertahun-tahun karena angka kelahiran terus menurun sebesar 125 juta.

Angka kelahiran di Jepang mencapai puncaknya pada angka 2,1 juta per tahun dan terus menurun sejak tahun 1973. Pada tahun 2040, angka kelahiran akan turun menjadi 740.000.

“Saya tahu lajunya lebih lambat dibandingkan tahun lalu dan situasinya tidak bagus,” kata Matsuno. Melihat tren saat ini, populasi Jepang diperkirakan akan menurun sekitar 40 juta dalam 40 tahun ke depan, dan para ahli memperkirakan populasinya akan turun di bawah 90 juta pada tahun 2060.

Jepang memberikan subsidi untuk kehamilan, persalinan, dan perawatan anak, namun upaya dukungan bayi baru lahir tidak mengurangi migrasi.

Negara tetangga seperti Tiongkok dan Korea juga mencatat penurunan angka kelahiran, dan Korea mencatat angka kelahiran terendah di dunia.

Permasalahan penurunan angka kelahiran ini juga terjadi di Eropa, dimana Bulgaria (22,5%), Lithuania (22,1%), Latvia (21,6%), Ukraina (19,5%), dan Serbia (18,9%) mencatat pertumbuhan penduduk yang pesat. Turun di dunia.

Menurut statistik yang dikeluarkan pemerintah, jumlah bayi yang lahir per wanita menurun dari 0,84 pada tahun lalu menjadi 0,81.

Mengenai tren pertumbuhan penduduk, PBB mengatakan, “Secara global, penurunan populasi disebabkan oleh rendahnya produktivitas dan menurunnya produktivitas.”

“Pada tahun 2019, lebih dari 40% populasi dunia tinggal di negara-negara dengan tingkat penggantian 2,1 atau kurang per perempuan, dan pada tahun 2021 angka ini akan meningkat menjadi 60%.”

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengatakan, “Bagi banyak orang, situasinya tampak baik, namun kita harus menyadari bahwa gagasan stabilitas populasi tidaklah benar.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link