0
0
JAKARTA – Dampak gempa megathrust menjadi sebutan untuk fenomena alam yang muncul setelah rekaman video Kepala BMKG Dvikorita Karnawat viral di media sosial.
Selanjutnya Dvikorita Karnavati memberikan penjelasan mengenai video tersebut, dimana ia menjelaskan alasan perlunya dibangun Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami saat itu.
Namun, masih banyak orang yang bertanya-tanya apa itu gempa megathrust dan apa dampaknya jika fenomena alam ini terjadi.
Pengertian Gempa Megathrust Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi pada zona subduksi, yaitu pertemuan dua lempeng tektonik, dimana salah satu lempeng meluncur ke bawah lempeng lainnya.
Gempa bumi ini disebabkan oleh pergeseran besar-besaran pada zona megathrust, dimana tekanan yang ditimbulkan oleh pergerakan lempeng menyebabkan gempa bumi kuat dan seringkali memicu tsunami.
Zona megathrust merupakan sumber gempa tumbukan lempeng dalam. Proses gempa megathrust dimulai ketika lempeng samudera pecah di bawah lempeng benua sehingga menimbulkan zona subduksi.
Tekanan yang terbentuk di antara kedua lempeng dapat menyebabkan gesekan yang secara tiba-tiba melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi dahsyat.
Dampak gempa megathrust
Gempa bumi megathrust biasanya berkekuatan besar dan dapat menyebabkan kerusakan parah, terutama jika terjadi di dekat permukaan laut karena dapat memicu tsunami dahsyat.
Menurut laman gempa, zona subduksi menyebabkan gempa bumi terbesar di planet ini, yang disebut “megathrust”, ketika gempa mencapai magnitudo 9. Guncangan ini melepaskan energi seribu kali lebih banyak daripada gempa berkekuatan 7 skala Richter.
Megathrust terbesar yang tercatat secara instrumental adalah Valdivia, Chili, berukuran 9,5 skala Richter pada tahun 1960.
Selain itu, ada juga gempa megathrust terkenal yang terjadi pada tahun 2011 di Tohoku, Jepang. Gempa bumi ini berkekuatan 9,0 dan menimbulkan kerusakan parah di sepanjang pantai timur Jepang serta memicu tsunami besar yang berujung pada bencana nuklir Fukushima.
