November 14, 2024
Badai PHK di Industri Tekstil Indonesia, Ujian Bagi Pemerintahan Prabowo

Badai PHK di Industri Tekstil Indonesia, Ujian Bagi Pemerintahan Prabowo

0 0
Read Time:1 Minute, 39 Second

JAKARTA – Industri tekstil di Indonesia tengah menghadapi badai PHK. Salah satu perusahaan tekstil terbesar, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) baru-baru ini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga (PN) Semarang dengan utang mencapai 24 triliun.

Dampak langsung dari keputusan ini adalah sekitar 20.000 pekerja Sritex terancam dipecat. Selain itu, efek domino yang terjadi dinilai berpotensi mengganggu seluruh sektor industri TPT di Indonesia. Pakar Ekonomi dan Kebijakan Publik Veteran UPN Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan, ambruknya salah satu pemain utama industri TPT Tanah Air membuat pemerintahan Prabowo Subianto khawatir untuk segera bertindak menyelesaikan permasalahan tersebut.

Achmad mengatakan kepada SINDOnews pada hari Sabtu: “Dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil Indonesia berada di bawah tekanan. Globalisasi, perubahan pola konsumsi, persaingan yang ketat dan pandemi Covid-19 19 berdampak besar pada industri ini.” 26/10/2024).

Permasalahan ini diperparah dengan tingginya ketergantungan terhadap pasar ekspor dan pasar komoditas global dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, antara lain perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta kenaikan harga domestik di dalam negeri.

Kebangkrutan Sritex, kata Achmad, merupakan puncak permasalahan yang sudah berlangsung lama. Terlilit utang, tekanan permintaan global, dan tekanan untuk menaikkan upah minimum, Sritex akhirnya tak mampu bertahan.

“Dalam konteks ini, permasalahan yang dihadapi Sritex bukan hanya permasalahan internal saja, namun juga mencerminkan kesulitan yang dihadapi industri TPT di Indonesia,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pengangguran di sektor sandang bukan hanya masalah ekonomi, tapi juga masalah sosial. Ribuan pekerja yang menganggur tidak hanya akan mempengaruhi daya beli mereka, tetapi juga akan mempengaruhi kesejahteraan sosial masyarakat di industri yang sangat bergantung pada kehadiran perusahaan pakaian besar.

“Pekerja yang terkena PHK sebagian besar adalah pencari nafkah bagi keluarga mereka, dan jika mereka kehilangan uang, dampaknya akan berlipat ganda,” ujarnya.

Selain itu, mayoritas pekerja di sektor garmen adalah perempuan, dan hilangnya pekerjaan yang besar akan meningkatkan kesenjangan antar pekerja dan meningkatkan kemiskinan di kalangan perempuan di Indonesia. Menurut Achmad, permasalahan ini perlu diatasi mengingat industri tekstil merupakan salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link