December 30, 2024
Bahaya Memasukkan Sendok ke Mulut Anak Saat Kejang, Simak Fakta Mengejutkan Ini!

Bahaya Memasukkan Sendok ke Mulut Anak Saat Kejang, Simak Fakta Mengejutkan Ini!

0 0
Read Time:4 Minute, 35 Second

harfam.co.id, Jakarta – Kejang pada anak merupakan kondisi yang membuat takut para orang tua. Kepercayaan umum lainnya adalah dengan memasukkan sendok atau benda lain ke dalam mulut anak, lidahnya akan berhenti tergigit saat ia mengalami kejang. Namun menurut Dr. Ari Sulistyowati, M.Si., Sp. A, Subsp. Neuro, dokter spesialis neurologi anak di RS Pondok Indah, mengatakan praktik ini sangat berbahaya dan harus dihindari. Apa yang harus Anda lakukan ketika anak Anda mengalami kejang?

Ari menjelaskan, memasukkan tangan, sendok, atau benda lain ke dalam mulut anak saat kejang merupakan mitos yang salah dan sering ditemukan dalam pengobatan kejang. Dalam wawancara dengan media pada Jumat, 26 Juli 2024, Erie mengatakan, “Kesalahpahaman yang paling umum dalam praktik pengobatan kejang pada anak adalah meletakkan tangan dan sendok karena khawatir lidahnya tergigit.”  Apa pertolongan pertama saat kejang?

Langkah pertama yang harus dilakukan saat anak mengalami kejang adalah dengan menyampingkannya. “Sebenarnya kalau anak pusing, taruh di tempat yang nyaman dan aman. Langkah pertama, miringkan anak ke samping, bisa ke kanan atau ke kiri,” kata Ari.

Jika anak berbusa atau ngiler, bagian sampingnya akan menjamin keamanan tanpa memasukkan jari, sendok, atau benda lain ke dalam mulut anak. Risiko tergigitnya lidah jauh lebih kecil dibandingkan risiko tersedak atau melukai tangan jika masuk ke dalam mulut.

“Jadi, apa pun penyebab kejang pada anak, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga lingkungan tetap aman, miringkan anak, berikan obat anti kejang, dan tempelkan di bokong,” tambah Erie.

 

Arie menegaskan, memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang bisa berbahaya dan membahayakan. “Kalau kopi atau apapun dimasukkan ke dalam mulut saat kejang, bahaya banget. Jadi intinya, kalau anak kesakitan, jangan masukkan apa pun ke mulutnya, berbahaya,” ujarnya.

Risiko utama dari prosedur ini adalah risiko aspirasi, ketika cairan atau zat yang dimasukkan ke dalam mulut malah berakhir di saluran pernapasan dan bukannya dicerna. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya aspirasi yang dapat mengganggu pernapasan dan menimbulkan masalah lainnya.

Bahaya aspirasi, jika melakukan aspirasi, berisiko mengalami gangguan pernapasan dan bayi Anda membiru akibat aspirasi dan gangguan lainnya, jelas Ari. 

Makanya obatnya diberikan lewat anus, padahal ada obat minum seperti sirup dan tablet, tapi tidak diminum, kita keluarkan lewat anus kalau anak pusing, imbuhnya.

 

Arie menjelaskan mengapa tidak disarankan memasukkan sesuatu ke dalam mulut anak saat kejang. “Ketika seorang anak mengalami kejang, otot-otot yang terlibat dalam proses menelan serta pergerakan lidah dan tenggorokan tidak sinkron. Jika kita mencoba memasukkan obat atau apapun ke dalam mulut dengan harapan dapat menghentikan kejang, obat tersebut hanya akan bekerja jika berhasil. ditelan,” katanya.

Namun pada kasus menggenggam, anak tidak dapat menelan dengan baik karena gerakannya tidak terkoordinasi. “Cairan, kopi atau apa pun yang dimasukkan ke dalam mulut masuk ke sistem pernafasan bukannya dicerna sehingga bisa meningkatkan aspirasi,” ujarnya.

“Jika pemasangannya sulit, anak mungkin berisiko mengalami kerusakan gigi atau gusi,” tambahnya.

 

Kejang pada anak seringkali menimbulkan ketakutan pada orang tua. Meskipun naluri pertama Anda mungkin ingin segera membantu, penting untuk mengetahui tindakan apa yang harus dihindari agar tidak merugikan anak Anda. Berikut beberapa hal yang harus dihindari saat anak mengalami kejang: 1. Memasukkan benda ke dalam mulut anak.

Kesalahpahaman umum lainnya adalah memasukkan sendok, tangan, atau benda lain ke dalam mulut anak akan mencegahnya menggigit lidah. Namun, Dr. Ari Sulistyowati, M.Si., Sp. A, Subsp. Neuro RS Mpondok Indah menegaskan, praktik tersebut sangat berbahaya.

Memasukkan benda ke dalam mulut anak saat kejang dapat menyebabkan: Penghirupan: Cairan atau benda yang dimasukkan ke dalam mulut dapat masuk ke saluran napas sehingga menyebabkan gangguan pernapasan yang parah. Trauma mulut: Benda keras yang dikenakan dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, gusi dan jaringan lunak mulut. Cedera tangan: Tangan yang dimasukkan ke dalam mulut anak dapat tergigit dan menyebabkan cedera serius. 2. Beri mereka minuman atau makanan

Memberikan kopi, air atau makanan saat anak pusing bukan hanya tidak efektif tapi berbahaya. Seorang anak dengan epilepsi mungkin tidak dapat menelan dengan baik, dan aspirasi dapat terjadi ketika cairan memasuki saluran napas.

Kejang pada anak bisa terjadi karena berbagai sebab. Mengetahui penyebabnya sangat penting untuk memberikan pengobatan yang tepat dan mencegah kambuhnya kejang. Beberapa penyebab utama kejang pada anak adalah: 1. Flu

Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling umum terjadi pada anak, terutama pada usia 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang ini biasanya disebabkan oleh suhu tubuh yang tinggi, di atas 39°C.

“Kejang demam memang yang paling umum terjadi, namun ada juga kejang yang disebabkan oleh epilepsi atau infeksi sistem saraf pusat atau kelainan saraf lainnya,” kata Erie.

Suhu tubuh yang tinggi dapat memicu kejang demam, namun suhu yang memicu kejang berbeda-beda pada setiap anak.

“Beberapa anak mungkin mengalami kejang pada suhu 39°C karena aktivitas listriknya di atas ambang batas, sedangkan anak lainnya mungkin tidak mengalami kejang pada suhu 40°C jika aktivitas listriknya masih di bawah ambang batas,” kata Erie.

Ari mengingatkan para orang tua bahwa sangat penting untuk mengukur suhu tubuh anak yang mengalami kejang demam. Informasi ini akan membantu dokter anak menentukan pengobatan yang tepat.

“Jika anak sedang sakit demam, penting untuk mengukur suhu tubuh anak, karena dokter anak memerlukan informasi suhu yang akurat,” tambah Ari. 2. Epilepsi

Epilepsi adalah suatu kondisi neurologis yang ditandai dengan seringnya kejang akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Kondisi ini seringkali memerlukan pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan tradisional. 3. Infeksi susunan saraf pusat

Infeksi otak atau selaput yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang, seperti meningitis atau ensefalitis, dapat menyebabkan kejang. Infeksi ini memerlukan pengobatan yang cepat dan menyeluruh. 4. Gangguan saraf pusat

Banyak gangguan sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan kejang pada anak. Gangguan ini mungkin memerlukan evaluasi dan pengobatan khusus oleh dokter spesialis saraf.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link