January 9, 2025
Bantuan Dana dari Kemenhub Disetop, Nasib Trans Metro Dewata Bali di Ujung Tanduk

Bantuan Dana dari Kemenhub Disetop, Nasib Trans Metro Dewata Bali di Ujung Tanduk

0 0
Read Time:4 Minute, 3 Second

harfam.co.id, Jakarta – Asosiasi Transportasi Indonesia (MTI) sedih melihat ketidakpastian nasib angkutan umum di Pulau Luha Bali. Pasalnya, dukungan dana Kementerian Perhubungan terhadap Trans Metro Devata akan berakhir pada 31 Desember 2024.

Ketua Regional MTI Bali, Saya Khawatir Ray Ridhartha. Menurutnya, Bali masih membutuhkan angkutan umum untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.

“Untuk pengoperasian MAD, pendanaannya didukung oleh Kementerian Perhubungan dan akan berakhir pada 31 Desember 2024. Kami berharap dapat melanjutkan pengoperasian MAD di pemerintah daerah (kabupaten/kota) Kabupaten Serbagita (Denpasar-Badong- Gyanar-Tabanan), kata Mad Rai dalam keterangannya, Selasa (31/1/2024).

“TMD menghadapi berakhirnya dukungan pendanaan dari Kementerian Komunikasi dan ketidakjelasan investasi dalam operasionalnya,” tambahnya.

Menurut dia, belum ada kepastian kelanjutan layanan Metro Devata. Apalagi, menurutnya, belum jelas bagaimana cara menopang biaya operasional di sektor transportasi.

Hingga saat ini, Pemkab Sarvaghita belum memberikan informasi, kejelasan, dan kepastian mengenai kelangsungannya. Sementara itu, Kementerian Perhubungan juga belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait beroperasinya Trans-Metro Davata pada tahun 2025. Dampak dari situasi tersebut terlihat jelas,” ujarnya.

Made Rai berbicara tentang peluncuran TMD tahun 2020 di Bali. Koridor pertama diluncurkan pada bulan September 2020 dan digabungkan dengan dua koridor pada akhir tahun itu. 4 koridor melayani total 1,8 juta penumpang pada tahun 2021 atau berbagi 30,27%.

Selain itu, 5 koridor akan beroperasi pada tahun 2022 dan berhasil mengangkut 2,39 juta orang dengan load factor 37,31%. TMD 2023 akan mengangkut 2,7 juta penumpang dengan load factor 38% di Bali. Angka tersebut menunjukkan minat masyarakat terhadap transportasi umum semakin meningkat. Harapan pengguna

Made Rai mengatakan, para pengguna TMD yang tergabung dalam Ikatan Teman Bus TMD dari berbagai kalangan dan kalangan berharap TMD tetap bisa beroperasi. Mereka sangat bergantung pada layanan TMD untuk aktivitas perjalanan sehari-hari. 

 

 

“Pelanggan menggunakan gambar, video, dan kalimat untuk mencoba menyampaikan pesan bahwa TMD adalah layanan yang sangat bermanfaat,” ujarnya.

Made Rai mengatakan, ada pihak yang tidak puas dengan angkutan umum. Misalnya, layanan-layanan ini sering kali menekankan efisiensi anggaran ketika anggarannya kosong.

“Apalagi ada yang mencemooh Tamad di jalan, selalu bilang buang-buang uang, dan bus selalu kosong dan diblokir di jalan. Namun nyatanya, meski load faktornya masih tergolong rendah, TMD tetap menjadi primadona dan selalu dinantikan karena linknya belum lengkap.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika angkutan umum berjalan di 6 koridor, maka ratusan ribu orang akan terpaksa keluar dari mobil pribadi. Dengan kata lain kemacetan lalu lintas di Bali bisa berkurang.

“Paling tidak, dengan 6 koridor yang menyediakan dan menghabiskan dana 80 miliar euro per tahun, kita bisa memindahkan masyarakat yang awalnya menggunakan mobil pribadi ke angkutan umum,” kata Mead Ray.

“Setidaknya ada 200.000 penumpang per bulan atau 6.400 orang yang menggunakan angkutan umum setiap harinya. Jumlah ini diambil dari 6 koridor saja dan tidak benar-benar menghubungkan seluruh wilayah Sarvagat. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika koridor penuh. .Penggunanya diharapkan meningkat,” ujarnya.

 

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia masih tertinggal dibandingkan China dalam hal infrastruktur transportasi umum.

Menurut Jokowi, saat ini Indonesia memiliki kereta berkecepatan tinggi bernama Whoosh Jakarta-Bandung. Whoosh merupakan kereta berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 350 kilometer per jam.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023 dan kini sudah dibuka untuk umum.

Namun, total panjang rel kecepatan tinggi yang mencapai 148 kilometer (km) masih tertinggal jauh dibandingkan rel kecepatan tinggi China yang sepanjang 28.000 km.

“Kereta cepat Jakarta-Bandung juga sudah dibangun. Jaraknya hanya 148 km, dan sudah sibuk selama bertahun-tahun. Saat ini, Tiongkok memiliki sekitar 28.000 kilometer rel kecepatan tinggi, dan kami memiliki 148 kilometer. Artinya infrastruktur kita tertinggal jauh dibandingkan negara-negara sebelumnya,” kata Jokowi dalam CEO Forum di IKN, Jumat (11/10/2024). peluang pengembangan

Meski demikian, Jokowi mengapresiasi infrastruktur transportasi umum di Indonesia yang berkembang sangat pesat. Di Jakarta, jalur MRT sepanjang 15,7 km menghubungkan Stasiun Lebak Boles dengan Stasiun Bundaran HI.

 

 

Saat ini, pemerintah juga sedang membangun MRT fase timur-barat. Tahap pertama proyek sepanjang 24,5 km ini akan dimulai dari Tumang di Jakarta Barat hingga Medanstria di Baksi.

“Kesulitan di Jakarta dan Jabodbak, serta angkutan umum yang bisa ke Bandung, kami mulai membangun MRT yang hanya berjalan dari utara, dari Malbak Bolus hingga HI. Kemudian berkembang dari HI ke kota. Lalu ke Ancol,” ujarnya.

Untuk pembiayaan, pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang meminjamkan kepada pemerintah Indonesia sebesar 140,699 miliar yuan atau setara Rp 14,52 triliun (kurs Rp 103,21). Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai proyek MRT Jakarta Koridor Timur-Barat Fase 1.

Selain MRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Indonesia juga terdapat kereta LRT. Meski pengoperasiannya masih terbatas di wilayah Jakarta dan Baksi, angkutan ini menjadi pilihan lain bagi warga Jakarta yang ingin bepergian di dalam dan sekitar Baksi.

“LRT juga kita bangun, meski hanya dari Jakarta Pusat sampai Sibubur dan Kasi,” tutupnya. Sayap lainnya masih dalam proses dan akan dibangun nanti.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link