September 21, 2024
Bentuk Dukungan Google ke Israel: Bikin Proyek Cloud, Pecat Karyawan Protes, Bungkam Dikusi Tentang Gaza

Bentuk Dukungan Google ke Israel: Bikin Proyek Cloud, Pecat Karyawan Protes, Bungkam Dikusi Tentang Gaza

0 0
Read Time:1 Minute, 3 Second

JAKARTA – Serangan Israel ke Gaza menimbulkan konflik di banyak perusahaan di dunia. Termasuk Google yang dikenal memiliki reputasi keterbukaan.

Genosida Israel di Gaza semakin membuka mata banyak orang di dunia. Melibatkan mereka, mendorong mereka untuk mengambil langkah konkrit.

Majalah Time melaporkan bahwa kelompok protes No Tech For Apartheid, yang menentang keterlibatan Google dengan pemerintah Israel, kini memiliki setidaknya 40 karyawan Google sebagai anggota.

Belum lama ini, Eddie Hatfield, 23, seorang insinyur perangkat lunak Google yang juga anggota kelompok tersebut, berdiri di konferensi perusahaan dan melakukan protes keras.

“Saya seorang insinyur perangkat lunak di Google Cloud dan saya menolak membangun teknologi yang mendukung genosida, apartheid, atau mata-mata!” dia berteriak keras. Eddie dipecat segera setelah itu.

Sejak itu, dua karyawan Google lainnya mengatakan mereka memutuskan untuk berhenti.

Pasalnya, perusahaan terus mengerjakan Project Nimbus, kesepakatan cloud senilai $1,2 miliar (Rp 18 triliun) dengan pemerintah Israel.

Nimbus adalah upaya bersama antara Google dan Amazon untuk menyediakan kemampuan cloud, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan kepada Kementerian Pertahanan Israel.

Sejauh mana Nimbus digunakan tidak dijelaskan. Pemerintah Israel sebelumnya menggambarkan proyek ini dimaksudkan untuk “memberikan solusi cloud menyeluruh untuk pemerintah, pertahanan, dan lainnya.”

Time menyebut Hatfield dan para Googler yang keluar sebagai bagian dari “gerakan yang berkembang” di perusahaan tersebut untuk meninggalkan proyek cloud Israel.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link