JAKARTA – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menerima penghargaan UNESCO/Memory of the World (MoW) Award edisi ke-10 tahun 2024. Pada Jikji Award edisi 2024, Perpustakaan Nasional menduduki peringkat ke sepuluh. dalam menerima penghargaan ini dan yang pertama dari Indonesia.
Para juri mengakui kontribusi luar biasa Perpustakaan Nasional dalam upaya melestarikan dan memperluas akses terhadap naskah-naskah Indonesia melalui penerapan program pelestarian yang komprehensif dan peningkatan akses terhadap warisan dokumenter selama satu dekade terakhir.
Baca Juga: Perpusnas dengan Naskah Sunda Capai 1.003 Naskah, Terbesar di Dunia
Hal ini sudah diterapkan sejak lahirnya UU Nomor 12. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang mencakup berbagai kegiatan antara lain promosi, katalogisasi, akses, preservasi, digitalisasi, pengembangan sumber daya manusia, serta pengajaran dan diseminasi karya tulis dalam bahasa Indonesia.
Direktur Warisan Dokumenter UNESCO, Faxon Banda, mengatakan Perpustakaan Umum berhasil meraih Jikji Award setelah banyak negara yang meraihnya. “Perpustakaan Umum berhasil menjadi pemenang diantara 49 orang yang terpilih dari 49 negara,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (5/9/2024).
Penghargaan Jikji diserahkan oleh Direktur Faxon Banda kepada Direktur Gabungan Perpustakaan Nasional E. Aminuddin Aziz yang didampingi Ketua Satgas Pengelolaan Kepulauan Nasional Aditya Gunavan, Chongju, Selatan. Korea, pada Rabu (4/9/2024).
Baca juga: Gabung Dunia Perpustakaan, Perpustakaan Umum Gandeng Rusia
Dalam sambutannya, Aminudin Aziz mengucapkan terima kasih kepada UNESCO dan Walikota Chongju.
“Penghargaan ini merupakan suatu kehormatan besar bagi kami karena kerja yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir untuk mengumpulkan, melestarikan, melindungi dan menyajikan warisan Indonesia dianggap penting dan patut mendapatkan pengakuan dari UNESCO dan kota Chongju atas penghargaan ini.” katanya.
Ditegaskannya, penghargaan ini akan diberikan di saat yang tepat seiring dengan rencana besar baru yang telah disiapkan Perpusnas beberapa tahun ke depan, yakni menempatkan Naskah Nusantara pada program pertama.
“Pengumuman seleksi ini sangat tepat waktu bagi kami di Perpusnas, karena sejalan dengan rencana besar baru kami untuk mempromosikan dan menjadikan naskah Indonesia sebagai program prioritas.”
Untuk itu diperlukan kerjasama internasional karena naskah Indonesia tidak hanya tersedia di Indonesia tetapi juga dikumpulkan oleh perpustakaan atau kolektor naskah internasional.