Jakarta – Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana cara astronot mencuci pakaiannya di luar angkasa? Anda mungkin akan terkejut dengan jawabannya. Pada tahun 2024, harfam.co.id Tekno memberitakan pada Selasa, 9 Januari 2024, mereka mengenakan pakaian dalam dan pakaian lainnya hingga tak tahan lagi dengan kotoran dan bau. Lalu mereka membuangnya. NASA ingin mengubahnya—jika tidak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), maka di Bulan dan Mars. Artinya, banyak sekali pakaian kotor yang dibuang setiap tahunnya. Hingga saat ini, sampah-sampah tersebut harus ditempatkan bersama sampah lainnya di kapal pemasok tua untuk dibakar di atmosfer. NASA bekerja sama dengan perusahaan Amerika Procter & Gamble (P&G) untuk mempelajari cara terbaik membersihkan pakaian astronot di luar angkasa. Mereka bisa memakai pakaian tersebut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, sama seperti di Bumi, P&G mengumumkan akan mengirimkan deterjen cucian dan eksperimen penghilangan kotoran ke stasiun luar angkasa akhir tahun ini dan tahun depan. Perjuangan melawan pakaian kotor dan berkeringat di luar angkasa telah dimulai. Ini bukan persoalan kecil, apalagi AS dan negara lain berencana membangun pangkalan di Bulan dan Mars. Pembuangan pakaian hanya membuang-buang ruang, kata NASA, dan ruang penyimpanan roket langka dan mahal. Jadi untuk apa membuang-buang uang untuk membeli pakaian baru jika Anda bisa menjaganya tetap terlihat dan berbau seperti pakaian lama? Seorang astronot di luar angkasa membutuhkan 68 kilogram pakaian per tahun. Mark Sivik adalah ahli kimia P&G yang berspesialisasi dalam teknologi kain dan perawatan rumah. Pakaian tersebut akan memakan banyak ruang penyimpanan, terutama pada misi tiga tahun ke Mars, katanya. Masalah kesehatan dan kenyamanan Para astronot di stasiun luar angkasa berlatih selama dua jam setiap hari untuk memerangi dampak keadaan tanpa bobot pada tubuh mereka. Akibatnya, pakaian latihan mereka cepat berkeringat, berbau, dan kaku. Leland Melvin adalah mantan astronot NASA dan pemain NFL. Dia mengatakan pakaian olahraga mereka menjadi sangat tidak nyaman sehingga mereka mengenakan pakaian baru setiap minggunya, kata Melvin, juru bicara proyek di P&G. “Mereka menjalani hidup mereka sendiri. Pakaian tersebut sangat kaku karena keringat.” Meskipun NASA dan mitra stasiun luar angkasa lainnya telah mencari cara untuk memperpanjang waktu pemakaian dengan menggunakan pakaian antimikroba khusus, hal ini bukanlah solusi jangka panjang. masa percobaan, P&G akan mengirimkan deterjen yang dirancang khusus untuk luar angkasa pada bulan Desember. Para peneliti kemudian akan melihat bagaimana senyawa dalam deterjen bereaksi terhadap keadaan tanpa bobot selama enam bulan. Mei mendatang, mereka akan mengirimkan pena dan tisu penghilang noda kepada astronot untuk diuji. Pada saat yang sama, P&G sedang mengembangkan mesin cuci-pengering yang dapat digunakan di bulan atau bahkan Mars. Mesin ini akan menggunakan lebih sedikit air dan deterjen. Mesin seperti itu juga bisa berguna di bagian bumi yang kering. Salah satu dari banyak tantangan desain adalah air cucian harus direklamasi untuk keperluan minum dan produksi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan limbah cair dan keringat manusia di stasiun luar angkasa. Lagu hip-hop terdengar di planet Venus Berkat kolaborasi unik antara NASA dan Missy Elliott, ritme baru muncul di awan planet Venus. Mereka bekerja sama untuk menyampaikan pesan dan lirik yang inspiratif. harfam.co.id.co.id 2024 17 Juli
Bisakah Cuci Baju di Luar Angkasa?
Read Time:2 Minute, 35 Second