December 7, 2024
Bukan Plin-Plan, Bisa Jadi Kamu Alami Analysis Paralysis

Bukan Plin-Plan, Bisa Jadi Kamu Alami Analysis Paralysis

0 0
Read Time:4 Minute, 2 Second

harfam.co.id, Jakarta – Menurutmu, hal apa yang paling membosankan dalam hidup? Ternyata bukan karena ketinggalan rapat, cuaca buruk, atau bahkan dimarahi sang manajer.

Jawabannya adalah pengambilan keputusan tanpa akhir. Anda pasti punya daftar hal yang harus dilakukan di pagi hari, termasuk apa yang harus dimakan untuk sarapan dan makan malam, apa yang akan dikenakan ke kantor, dan kapan keadaan menjadi tidak terkendali. 

Setelah itu, Anda harus memutuskan proyek apa yang sedang Anda kerjakan, memilih menu makan malam, memilih sesuatu untuk ditonton di Netflix – dan seterusnya.

Semua pilihan ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut kelumpuhan, yang merupakan ungkapan umum di jejaring sosial, TikTok. Ini adalah cara yang baik untuk menggambarkan perasaan luar biasa yang sering muncul saat mengambil keputusan.

Berdasarkan laporan dari Bustle, dalam video viral pada Selasa (10/9/2024), pencipta TikTok sekaligus psikolog bersertifikat, Sasha Hamdani, menggambarkannya sebagai gangguan hiperaktif atau kemampuan melakukan postingan di akun @thepsychdoctormd miliknya.

Faktanya, kelumpuhan bisa terjadi ketika otak Anda kelebihan beban atau kelebihan beban, dan sering kali memburuk ketika Anda khawatir akan mengambil keputusan yang salah.

Ini adalah sesuatu yang sering menyerang orang-orang dengan masalah kesehatan mental seperti ADHD dan OCD. Namun penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja yang mengalami kecemasan, kelelahan, kesepian, dan depresi. 

Kedengarannya familier? Inilah yang perlu Anda ketahui.

Kelumpuhan analisis sebenarnya adalah bentuk berpikir berlebihan, namun alih-alih mempertimbangkan pro dan kontra, Anda hanya duduk santai dan tidak melakukan apa pun.

Masalah yang disebut juga dengan disabilitas pilihan ini dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam mengambil keputusan besar, seperti ke mana harus pergi, pekerjaan apa yang harus dilakukan, atau apakah akan membeli mobil. Namun, kebingungan ini juga terjadi dalam pengambilan keputusan sehari-hari, seperti apa yang akan dimakan untuk makan malam.

“Hal ini terjadi ketika pikiran kita terlalu banyak bekerja dan stres,” kata Anindita Bhaumik, direktur medis dari Boston Evening Therapy Associates.

“Entah itu karena kekhawatiran akan keputusan besar dalam hidup atau karena banyaknya keputusan kecil yang harus kita buat setiap hari, perubahan suasana hati bisa sangat membebani,” katanya.

Sikap ini sangat lumrah saat ini karena banyaknya suara di setiap kelompok. Saat makan malam, Anda mungkin memiliki banyak sekali aplikasi pengiriman bahan makanan di ponsel Anda, lemari es yang penuh dengan bahan-bahan, dua toko makanan di dekat Anda, dan ribuan resep di Pinterest.

“Meskipun memiliki begitu banyak pilihan terdengar bagus, hal ini dapat menyebabkan pikiran Anda terhenti,” kata Lina Yang, psikolog bersertifikat dan pelatih kehidupan.

“Banyak orang mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus agar tetap sehat, dan ketika itu terjadi sepanjang hari, respons melawan-atau-lari atau respons stres Anda,” katanya kepada Bustle.

Menurut Ian, stres dalam mengambil keputusan dapat menurunkan suasana hati dan tingkat energi sehingga membuat Anda lebih sulit mengambil keputusan akhir.

Rasa frustrasi dan kesedihan yang diakibatkannya dapat membuat Anda tenggelam dalam kondisi “kelumpuhan”. Selama masa ini, Anda mungkin mengandalkan orang lain, seperti teman atau pasangan, untuk membantu Anda mengambil keputusan. Atau, Anda mungkin tidak melakukan apa pun.

“Mengambil keputusan secara implisit berarti kita kehilangan pilihan yang tidak kita buat,” kata Yang. “Oleh karena itu, ada juga jenis ‘kerugian’ lain dalam setiap jalan yang diambil.”

Rasa takut ketinggalan—dan keinginan untuk membuat pilihan yang tepat—sering kali memperburuk situasi. Misalnya, Anda membuka dan menutup kulkas 100 kali sebelum makan malam di tengah malam.

Meskipun kelalaian mungkin tampak seperti masalah besar, kelumpuhan dalam ujian bisa menjadi lingkaran setan.

Ian berkata: “Secara sepintas lalu, kelumpuhan membuat hidup menjadi sulit karena melibatkan kecemasan, ketidaknyamanan, ketakutan, kebingungan, dan stres.” Dan ini sendiri bisa disemprotkan.

Pada tingkat yang serius, kelumpuhan evaluasi dapat menghambat karier Anda atau menghalangi Anda mencapai tujuan, dan seiring waktu bahkan dapat menghancurkan kemampuan Anda untuk percaya pada diri sendiri. Untuk keluar dari suatu masalah, ada baiknya mencari solusi. 1. Batasi pilihan Anda

Di TikTok, Hamdani menyarankan untuk membatasi pilihan Anda sebanyak mungkin. Daripada melihat 20 ide makan malam yang berbeda, cobalah mempersempitnya menjadi tiga atau empat. Kelumpuhan tinjauan selalu menjadi lebih buruk ketika Anda memiliki lebih banyak pilihan di depan Anda. 2. Tetapkan tenggat waktu

Untuk mempercepat prosesnya, tetapkan batas waktu, katakanlah 15 menit atau tiga hari, untuk menentukan pilihan, lalu buatlah pilihan itu dan lanjutkan hidup Anda. Hamdani mencatat bahwa otak Anda bekerja lebih baik di bawah tekanan waktu.

Ketika otak Anda terlalu terstimulasi, sulit untuk mengambil keputusan dan menemukan yang terbaik untuk Anda. Karena itulah Hamdani menganjurkan untuk bermeditasi di tempat yang tenang agar bisa berpikir jernih.

Ia juga dapat mengenali bahwa tidak ada jawaban yang “benar”. 4. Tarik napas

Jika Anda tidak dapat memutuskan di antara beberapa pilihan, menjauhlah, cobalah menarik napas dalam-dalam. Menurut Bhaumik, ini membantu menghilangkan perasaan stres dan panik serta membawa Anda keluar dari mode berkelahi atau lari. 5. Bicaralah dengan dokter

Jika kelumpuhan analisis memengaruhi Anda setiap hari, Bhaumik menyarankan untuk mengatasi akar penyebab masalahnya, baik itu ADHD, kecemasan, depresi, dll. Seorang terapis dapat membantu Anda mengetahui mengapa Anda terlalu banyak berpikir atau terjebak. Kemudian membantu keluar dari kebuntuan. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link