harfam.co.id, Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik sebagian besar dibuka lebih rendah pada hari Rabu, meskipun indeks saham utama Wall Street menghentikan penurunan tiga hari.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,76% dan S&P 500 menguat 1,04% pada Rabu (8/7/2024), lapor CNBC. Nasdaq Composite yang padat teknologi naik 1,03% menjadi ditutup pada 16,366.85.
Pemulihan saham Jepang meningkatkan sentimen di Asia pada hari Selasa, dengan Nikkei 225 mencatat hari terbaiknya sejak Oktober 2008 dan naik 10,2 persen. Indeks saham mengalami sesi terburuk sejak tahun 1987 pada hari Senin, jatuh 12,4 persen di tengah kekhawatiran resesi.
Nikkei turun 2,3% pada Rabu pagi. Sementara indeks Topix Jepang turun 1,1%.
Di Korea Selatan, indeks saham Kospi meningkat 0,7% dan Kosdaq meningkat 0,9%. S&P/ASX 200 Australia turun 0,3 persen pada awal perdagangan.
Indeks Hang Seng berjangka Hong Kong berada di level 16,694, lebih tinggi dibandingkan penutupan HSI terakhir di level 16,647.34.
Investor di Asia sedang menunggu data perdagangan Tiongkok pada bulan Juli, di mana para ekonom memperkirakan ekspor akan tumbuh 9,7% tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan pertumbuhan 8,6% di bulan Juni. Impor diperkirakan tumbuh 3,5% pada periode yang sama, kebalikan dari penurunan 2,3% di bulan Juni.
Pasar saham Jepang menguat pada Selasa (06/08/2024) setelah Nikkei 225 dan Topix anjlok lebih dari 12 persen pada perdagangan Senin 5 Agustus 2024. Selain itu, pasar saham Asia Pasifik juga menguat.
Menurut CNBC pada Selasa 6 Agustus 2024, Nikkei 225 mengalami kerugian terbesar pada sesi sebelumnya sejak jatuhnya Black Monday tahun 1987. Nikkei naik 10,23 persen menjadi 34,675.46, kenaikan harian terbesar dan lompatan tertinggi sejak Oktober 2008. indeks. Di saat yang sama, indeks Topix naik 9,3 persen menjadi 2.434,21.
Pertumbuhan di Jepang akan membuat kedua indeks kembali ke wilayah positif pada tahun 2024. Pada tanggal 30 Juli, Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak tahun 2008. Hal ini menyebabkan yen menguat ke level tertinggi dalam tujuh bulan, memberikan tekanan pada saham.
Pasar global juga terbebani oleh kekhawatiran resesi AS, yang dipicu oleh laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan dan melemahnya yen. Di sisi lain, saham Mitsui menguat 10,43 persen, sedangkan saham Softbank Group Corp menguat 12,06 persen.
Sektor-sektor lain yang mengalami pemulihan adalah produsen mobil dan pemasok semikonduktor Jepang, termasuk Suzuki Motor dan Renesas Electronics, yang masing-masing menguat 17,01 persen dan 19,06 persen. Di sisi lain, yen melemah 1,45% hingga diperdagangkan pada 145,6 terhadap dolar AS.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 3,3 persen menjadi 2.522,15. Sementara itu, indeks Kosdaq tumbuh 6,02% mencapai 732,87.
Pasar saham Korea Selatan sempat terhenti sementara pada Senin 5 Agustus 2024 setelah anjlok 8 persen. Saham raksasa Samsung Electronics menguat 1,54 persen, sedangkan saham SK Hynix menguat 4,87 persen.
Di sisi lain, indeks CSI 300 ditutup pada level 3.342,98. Indeks Hang Seng Hong Kong sedikit berubah. ASX 200 Australia naik 0,41 persen menjadi 7.680,6.
Sementara itu, harga minyak Brent naik 0,89% menjadi $76,98 per barel. Minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,84 persen menjadi $73,78.
Sementara itu, belanja rumah tangga Jepang pada bulan Juni menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan dibandingkan tahun lalu (secara tahunan), penurunan nyata sebesar 1,4 persen.
Pendapatan bulanan rata-rata sebuah rumah tangga meningkat sebesar 3,1% secara riil dibandingkan tahun lalu. Upah riil di Jepang naik 1,1 persen pada bulan Juni dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan kenaikan upah pertama dalam 26 bulan.
Pada saat yang sama, pertumbuhan upah yang kuat memberikan lebih banyak ruang bagi Bank of Japan, atau Bank of Japan, untuk memperketat kebijakan moneter.
Di sisi lain, Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga tidak berubah di angka 4,35 persen pada Selasa 6 Agustus 2024. Hal ini sesuai dengan perkiraan para ekonom. Reserve Bank of Australia mengatakan inflasi berada di atas titik tengah target selama 11 kuartal berturut-turut dan prospek perekonomian Australia masih belum pasti.
Bank sentral Australia juga menaikkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk tahun ini hingga bulan Desember menjadi 1,7 persen dari perkiraan 1,6 persen pada bulan Mei.