0
0
harfam.co.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI telah melarang semua obat batuk yang menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Diikuti oleh 69 anak yang meninggal karena penyakit ginjal parah setelah meminum sirup obat batuk di negara Gambia di Afrika.
Tolong India 4 susu formula bayi produksi Maiden Pharmaceuticals Limited mengandung dietilen glikol dan etilen glikol yang menjadi penyebab kematian hewan di Gambia.
Menurut data WHO, keempat antibiotik tersebut adalah Promethazine Oral Solution; Sirup Batuk Bayi Kofexmalin, Sirup Batuk Bayi Makoff dan Sirup Dingin Magrip N. Misalnya saja obat batuk. (Stok Shutter)
Dietilen glikol adalah bahan kimia yang digunakan sebagai gliserin atau bahan kimia lain yang banyak digunakan dalam obat penekan batuk. Jus beku ini sering digunakan sebagai pengawet.
Saat ini, etilen glikol merupakan zat tidak berwarna dan tidak berbau yang memiliki efek toksik bila tertelan.
“Untuk melindungi masyarakat, BPOM akan melarang semua obat untuk anak dan orang dewasa yang menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG),” kata Kepala BPOM Penny K. dalam keterangan yang diterima Lukito harfam.co.id, Sabtu ( 15/10/2022).
Lebih lanjut Penny menjelaskan, 4 obat batuk yang diduga menyebabkan kerusakan ginjal parah tersebut tidak tersedia di Indonesia dan BPOM tidak memiliki izin edar.
Berdasarkan penelusuran BPOM, empat produk yang ditarik dari Gambia belum terdaftar di Indonesia, dan sejauh ini belum ada satu pun produk dari produsennya, Maiden Pharmaceutical Ltd di India, yang terdaftar di BPOM, jelas Penny.
Selain itu, BPOM merupakan produk farmasi; Dietilen glikol dan etilen glikol, yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada bahan kemasan, juga akan diselidiki.
BPOM terus melakukan tindakan pengawasan terhadap obat sasaran dan hasilnya akan segera disampaikan kepada masyarakat, ujarnya.
