December 21, 2024
Centris Soroti Sekolah Asrama Khusus Anak Tibet di Tiongkok

Centris Soroti Sekolah Asrama Khusus Anak Tibet di Tiongkok

0 0
Read Time:2 Minute, 50 Second

harfam.co.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana meluncurkan Universal Periodic Review (UPR) yang akan mengkaji perilaku hak asasi manusia negara-negara anggota di seluruh dunia. Rencana besar ini akan dilaksanakan oleh PBB pada awal tahun 2024.

Sejumlah pengamat memperkirakan bahwa langkah PBB ini akan semakin membuat marah Tiongkok, mengingat Tiongkok telah menerima banyak kritik internasional atas “catatan hitam” mereka di Tibet.

Menurut berbagai pemberitaan di media massa, Beijing berusaha menghapus budaya, kepercayaan, dan tradisi Tibet yang masih dijaga ketat oleh penduduk asli di sana hingga saat ini.

Hal ini termasuk secara paksa mengeluarkan anak-anak Tibet dari rumah dan komunitas mereka dan mengurung mereka di sekolah berasrama dengan tujuan utama mensterilkan generasi muda Tibet.

Prihatin dengan situasi ini, para aktivis Tibet di India dan belahan dunia lain kemudian menerbitkan laporan dalam bentuk buku, yang mencerminkan keprihatinan mereka terhadap nasib generasi Tibet di masa depan.

Berjudul “Terpisah dari Keluarga Mereka, Tersembunyi dari Dunia,” buku ini berfokus pada apa yang digambarkan sebagai sistem sekolah berasrama kolonial Tiongkok di Tibet.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa penahanan tersebut merupakan landasan agenda asimilasi Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang dirancang untuk menangkal ancaman terhadap pemerintahan Partai Komunis Tiongkok dengan menghapus perbedaan etnis.

Menanggapi hal ini, Pusat Kajian Kebijakan Dalam dan Luar Negeri Indonesia menilai wajar jika banyak pengamat dan aktivis merasa khawatir terhadap nasib dan masa depan Tibet.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa sekolah asrama kolonial akan mempunyai dampak psikologis dan kerusakan emosional yang sangat besar terhadap anak-anak Tibet, mempengaruhi generasi-generasi warga Tibet dan keberlangsungan identitas Tibet dalam jangka panjang. 

Peneliti senior CENTRIS AB Solissa mengatakan PBB mengatakan Tiongkok telah memisahkan sekitar satu juta anak Tibet dari keluarga mereka dan menempatkan mereka di sekolah asrama khusus yang dikelola oleh otoritas Tiongkok.

Pemisahan ini rupanya merupakan bagian dari upaya Tiongkok untuk ‘mencuci otak’ anak-anak Tibet secara budaya, agama, dan bahasa agar generasi masa depan Tibet dapat menyerap budaya dominan Han Tiongkok, kata A.B. Solisa kepada wartawan, Senin, 20 November 2023.

AB Soliisa melanjutkan: Perwakilan PBB, pakar hak asasi manusia (HAM), termasuk Fernand de Varnes, yang fokus pada isu-isu minoritas, dan Farida Shahid, pelopor khusus isu hak atas pendidikan, menyuarakan kekhawatiran tentang praktik kejam pemaksaan. asimilasi.

Menurut data resmi Tiongkok, sistem pendidikan Tibet sebenarnya bersifat residensial, dengan sekitar 800.000 siswa Tibet berusia 6 hingga 18 tahun (78%) tinggal di sekolah-sekolah tersebut.

Dikatakan bahwa para orang tua Tibet terpaksa menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah ini karena kurangnya pilihan alternatif serta ancaman dan intimidasi dari pihak berwenang.

“Akibatnya, siswa berisiko kehilangan bahasa ibu mereka karena sebagian besar kelas berbahasa Mandarin, mereka tidak dapat menjalankan agama mereka dan tunduk pada kurikulum yang sangat dipolitisasi untuk mengidentifikasi mereka sebagai orang Tionghoa,” kata AB Solissa ».

CENTRIS berharap dunia internasional khususnya Indonesia tidak tinggal diam menyaksikan tindakan Beijing yang menghancurkan peradaban Tibet, khususnya anak-anak yang sejatinya merupakan masa depan bangsa Tibet.

Selain temuan PBB, menurut laporan CENTRIS, mereka juga mendapat informasi dari berbagai media bahwa Beijing Colonial Boarding School di Tibet telah menjadi pusat belajar mengajar sejak tahun 2016.

“Jelas asrama-asrama di Beijing patut dicurigai sebagai sarana ‘cuci otak’ generasi masa depan warga Tibet. AB Solisa menyimpulkan: “Ini mirip dengan kamp konsentrasi yang dibangun Tiongkok untuk Muslim Uyghur.”

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini. Sisi gelap sinisisasi agama di Tiongkok pada dasarnya sinisisasi juga berarti “membuat”, dan karena itu, banyak etnis minoritas yang dianiaya oleh pemerintah Tiongkok. harfam.co.id.co.id 12 Agustus 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link