September 21, 2024
Data Medsos Orang yang Sudah Meninggal Dunia Rentan Dicuri, Berbahaya?

Data Medsos Orang yang Sudah Meninggal Dunia Rentan Dicuri, Berbahaya?

0 0
Read Time:2 Minute, 4 Second

Liputan.com, Jakarta – Menurut laporan Global Digital Review 2024, 95% pengguna internet saat ini menggunakan media sosial. Datanya tetap sama, dengan penambahan 282 juta identitas baru antara Juli 2023 hingga Juli 2024. 

Dengan semakin banyaknya orang yang berinteraksi secara online dan jejak digital mereka meluas, kekhawatiran mengenai privasi, warisan, dan penggunaan identitas digital secara etis menjadi semakin penting. 

Studi terbaru Kaspersky menemukan bahwa 61 persen konsumen percaya bahwa identitas orang yang meninggal rentan terhadap pencurian data. Hal ini karena orang sering kali tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi pada informasi yang diunggah secara online oleh orang yang sudah meninggal 

Hasil tinjauan ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (58 persen) setuju bahwa kehadiran online orang yang meninggal dapat direkonstruksi menggunakan AI.

35 persen percaya dan mungkin setuju untuk membuat identitas digital orang yang meninggal melalui foto, video, atau kenangan lainnya. Sementara mayoritas (38 persen) tidak setuju. 

Berdasarkan hasil penelitian, 67 persen orang percaya bahwa melihat gambar atau cerita tentang orang yang sudah meninggal bisa membuat orang yang dicintainya merasa tidak nyaman. 

Namun, 43 persen percaya tidak ada batasan waktu untuk melihat setiap gambar, video atau rekaman suara yang diposting online dengan orang tertentu. 

Satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan konsumen untuk mengontrol jejak digital pengguna yang telah meninggal adalah dengan memasukkan arahan dalam surat wasiat orang yang telah meninggal tersebut 

Selain itu, 63 persen setuju bahwa orang-orang yang aktif secara online harus bebas menentukan apa yang harus dilakukan terhadap data dan akun media sosial mereka. 

Anna Larkina, pakar analisis konten web Kaspersky, mengatakan bahwa masalah pengelolaan jejak digital sering kali diabaikan dalam aktivitas online sehari-hari.

 

Namun, hasil survei memberikan poin penting: sejumlah besar responden menyadari kemungkinan pencurian identitas menyebabkan masalah pribadi bagi mereka yang ditinggalkan. 

Mengingat ancaman-ancaman ini, adalah bijaksana untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan privasi dan melindungi identitas digital, kata Larkina. 

Terungkap bahwa pendekatan proaktif ini dapat meningkatkan privasi dan melindungi identitas digital Dengan ini, masyarakat dapat yakin bahwa kehadiran online mereka akan dilindungi tanpa mengorbankan martabat mereka, katanya. 

Berikut tips Kaspersky untuk memperkuat privasi pengguna:

1. Penggunaan solusi keamanan modern memudahkan pelacakan data pribadi yang diproses aplikasi dan membatasi pengumpulan data bila diperlukan.

2. Selalu memperbarui sistem operasi, browser, dan perangkat lunak keamanan Anda akan membuat perbedaan 

Pembaruan biasanya mencakup tambalan untuk potensi kerentanan keamanan yang dapat dieksploitasi 

3. Karena tidak semua layanan online menjelaskan informasi apa yang mereka kumpulkan dan bagaimana mereka menggunakannya, pengguna harus meninjau informasi apa yang tidak wajib mereka bagikan secara online.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link