harfam.co.id, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan kebijakan pemblokiran anggaran atau penyesuaian otomatis (AA) tidak akan digunakan untuk dana kesejahteraan sosial (bansos).
Hal itu diungkapkan Sri Mulyani menanggapi sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden tahun 2024 yang membuktikan adanya keterkaitan antara AA dan dana kesejahteraan.
“Ada persepsi bahwa ada penyesuaian otomatis dana bansos. Saya tegaskan tidak,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, Jumat (5/4/2024) di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta.
Bendahara Negara menjelaskan, kebijakan AA diterapkan mulai APBN 2022 dan akan berlanjut hingga tahun 2023 dan 2024.
“Kami menyatakan telah terjadi penyesuaian otomatis dari APBN tahun 2022 ke dalam APBN tahun 2022. 28 ayat 1 huruf e Pasal 6 APBN tahun 2021 menjadi APBN tahun 2023, hal itu diatur dalam UU 202 28 28 tahun 2022 ayat 1 pasal e” , katanya.
Di sisi lain, Shri Mulyani menegaskan, komitmen anggaran biasanya terjadi di awal tahun. Juga di awal tahun 2024.
Misalnya saja AA APBN 2022 yang dibuat melalui surat Menteri Keuangan (Menkeu) pada 29 November 2021. Bahkan sebelum awal tahun anggaran, Bendahara Negara telah menulis surat penyesuaian otomatis dengan nomor S/10/1088/MK.
Bahkan, pada tahun 2022 ini kami akan melakukan dua kali penyesuaian otomatis dengan surat kedua tertanggal 23 Mei 2022 berdasarkan surat S/458/MK, ujarnya.
Sedangkan untuk APBN AA 2023 dilakukan pada tanggal 9 Desember 2022 dan sebenarnya sebelum awal tahun dengan mengirimkan surat bernomor 1/S/1040/MK. Begitu pula pada APBN 2024, Kementerian Keuangan juga telah mengirimkan surat S/1082/SMK tertanggal 29 Desember 2023 ke ZEE.
“Yang menarik bagi masyarakat hanya musim pemilu sudah dimulai pada 29 Desember 2023. Tapi sebenarnya mulai tahun 2022 kita akan mengadakan AA,” kata Pak Mulyani.
“(Lalu) apakah AA digunakan untuk membiayai kesejahteraan sosial? Tidak. Karena bantuan kesejahteraan sosial dan jaminan sosial (Perlinsos) dianggarkan di APBN, di bagian anggaran kementerian terkait,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) tidak ada perubahan signifikan pada anggaran jaminan sosial dan kesejahteraan sosial.
Shri Mulyani mengungkit hal tersebut karena beberapa waktu lalu beredar rumor bahwa Bantuan Sosial (BANSO) dipolitisasi pada masa kampanye pemilu 2024.
Bendahara negara ini mengatakan, tidak ada perubahan besar pada anggaran kesejahteraan sosial yang dikelola Kementerian Sosial pada APBN 2024.
Memang benar, perubahan kebijakan jaminan sosial yang dilaksanakan oleh kementerian lain, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Tenaga Kerja, mengakibatkan peningkatan biaya satuan dan tambahan penerima kartu pintar Indonesia untuk kuliah serta asuransi kehilangan pembayaran kerja. Bantuan rencana dan iuran bagi peserta bukan penerima gaji, bukan karena pemilu.
Oleh karena itu, selain usulan perubahan tersebut, tidak ada perubahan khusus pada anggaran kesejahteraan sosial atau peraturan jaminan sosial pada tahun 2024, kata Sri Mulyani dalam laporannya ke Mahkamah Konstitusi. pemilihan presiden. Saksi, di Gedung MK, Jumat (4/5/2024).
Rincian jaminan sosial dan bantuan sosial Selain itu, Menkeu menjelaskan peningkatan belanja bantuan sosial melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama menunjukkan peningkatan sebesar Rp 7,47 triliun dibandingkan tahun 2023. Biaya Satuan dan Tujuan Tambahan Pelatihan Sekunder.
Sementara belanja kesejahteraan sosial selain kartu sembako yang disalurkan PKH dan Kementerian Sosial meningkat sebesar Rp1,23 triliun karena adanya peningkatan alokasi bantuan pangan untuk lansia, bantuan untuk penyandang disabilitas, dan bantuan untuk anak yatim piatu.
Selain itu, belanja subsidi yang diberikan melalui non-BUN atau KL mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan alokasi subsidi pupuk dan subsidi bunga KUR.
“Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa anggaran jaminan sosial APBN tahun 2024 ditujukan untuk pengendalian inflasi, stabilitas harga, pengentasan kemiskinan sejalan dengan tujuan prioritas nasional,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, empat menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memenuhi panggilan Mahkamah Konstitusi untuk menghadiri sidang perselisihan pemilihan presiden pada Jumat (5/4/2024). Mereka akan diminta memberikan kesaksian mengenai tugas dan tanggung jawabnya yang diperkirakan akan mempengaruhi hasil pemilu presiden.
Keempat menteri tersebut antara lain Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI, Tri Rismaharini, Menteri Sosial RI, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, dan Menko Perekonomian. Republik Indonesia Airlangga Hartarto.
Pantauan harfam.co.id, Menteri Hak Sosial Trai Rizmaharini datang lebih awal dibandingkan menteri lainnya, yakni mengenakan kemeja batik pada pukul 07.24 WIB. Disusul Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang tiba pukul 07.27 WIB dengan mengenakan jas rapi berwarna biru laut.
Selain itu, menteri ketiga yang hadir di Mahkamah Konstitusi adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengenakan kemeja hitam berdesain merah pada pukul 07.29 WIB. Kemudian Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tampil berpakaian lengkap pada pukul 7.49 WIB.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan empat menteri kabinet sedang cuti dan akan datang untuk melayani panggilan Mahkamah Konstitusi (MK).
Presiden memastikan belum ada instruksi khusus yang diberikan. Namun Kepala Negara meminta mereka memperjelas tugas pokok dan fungsinya dalam menjalankan tugas sebagai Menteri di bidangnya masing-masing.
Sebelumnya diberitakan, Sidang Pemantauan Perselisihan Pemilihan Presiden (PHPU) 2024 akan memasuki hari ketujuh pada Jumat, 5 April 2024. Agendanya adalah mendengarkan keterangan empat menteri kabinet. oleh hakim Mahkamah Konstitusi (CC) dalam kedudukannya sebagai saksi.
“Sebagaimana telah disepakati dan disampaikan pada sidang sebelumnya, agenda sidang besok adalah kita mendengarkan keterangan menteri-menteri yang ditunjuk,” kata Ketua MK Suhartoyo saat menutup sidang di ruang utama MK. Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Mengingatkan para pihak akan aturan “permainan”, Suhartoyo menegaskan, tidak boleh ada yang bertanya, termasuk pemohon yakni Kelompok Hukum Nasional Anees-Muhaimin, dan tergugat Kelompok Hukum Ganjar-Mahfud yakni jenderal. pemilihan. KPU, serta Kelompok Pengamanan dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait Prabowo-Gibran.
“Komitmennya tetap tidak boleh bertanya dan ini hanya diperuntukkan bagi hakim yang menuntut penyidikan menyeluruh,” tegas Suhartoyo.
Meski tak diperkenankan bertanya, Suhartoyo meminta semua pihak turut serta dan datang mendengarkan keterangan empat menteri terkait.
“Tetap saja para pihak pemohon, satu dan dua pemohon, para pihak terkait dan tergugat serta Bauslu tetap hadir untuk mendengarkan apa yang sedang didalami hakim,” tegas Suhartoyo.
Sebagai informasi, keempat menteri tersebut adalah Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI, Tri Rizmaharini, Menteri Sosial RI, Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Menteri Koordinator Perekonomian. Republik Indonesia Airlangga Hartarto.
Diketahui, sidang besok akan dimulai pukul 08.00 WIB di Gedung MK Jakarta. Selain empat menteri yang akan menjadi saksi dalam sengketa Pilpres 2024, M.K.