October 22, 2024
Diduga Terkait 4 Kasus Kematian, Produsen Obat di Jepang Tarik Produk Suplemen Berbahan Beras Ragi Merah

Diduga Terkait 4 Kasus Kematian, Produsen Obat di Jepang Tarik Produk Suplemen Berbahan Beras Ragi Merah

0 0
Read Time:3 Minute, 20 Second

harfam.co.id, Jakarta – Produsen obat Jepang Kobayashi Pharmaceutical pada Kamis (28/3/2024) kembali melaporkan dua kematian terkait pilnya. Pekan lalu, perusahaan menarik kembali tiga merek suplemen, termasuk Beni Koji Choleste Help dan dua produk lain yang mengandung beras ragi merah, atau beni koji.

Channel News Asia (CNA) mengutip laman tersebut yang mengatakan bahwa bahan tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan kolesterol. Pengumuman hari ini menjadikan jumlah total kematian yang sedang diselidiki oleh perusahaan dan kementerian kesehatan Jepang menjadi empat, dan lebih dari 100 orang telah dirawat di rumah sakit.

“Kemarin, keluarga yang berduka memberi tahu kami bahwa seseorang yang menerima Bantuan Beni Koji Choleste meninggal karena penyakit ginjal,” kata produsen obat tersebut.

Dia menambahkan bahwa dia telah diberitahu secara terpisah bahwa orang lain yang menggunakan Choleste Help telah meninggal dalam beberapa tahun terakhir. “Kami mengkonfirmasi fakta dan alasan kedua kasus tersebut. Namun, kami memutuskan untuk merilis laporan ini agar dapat segera memberikan pengungkapan,” jelas perwakilan perusahaan. 

Penelitian medis menggambarkan beras ragi merah atau red yeast rice sebagai alternatif statin untuk menurunkan kolesterol tinggi, namun memperingatkan risiko kerusakan organ akibat komposisi kimianya. Kobayashi Pharmaceutical menjual berbagai produk kesehatan yang dijual di Jepang melalui iklan televisi. 

Perusahaan yang berbasis di Osaka ini juga mengatakan pihaknya memasok beras ragi merah ke sekitar 50 perusahaan di Jepang dan dua di Taiwan. Juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi mengatakan pemerintah melakukan segala upaya untuk menjamin keamanan pangan.

Mereka juga mengidentifikasi zat-zat yang menimbulkan risiko kesehatan dan bagaimana zat-zat tersebut dapat terkandung dalam produk. Pemerintah telah memerintahkan berbagai produsen makanan kesehatan untuk meninjau produk mereka, dan negara-negara asing melaporkan hal ini melalui kedutaan besar Jepang.

Puluhan perusahaan Jepang yang menggunakan ben koji dari Kobayashi Pharmaceutical juga membuat pengumuman terpisah. Produk yang terkena dampak termasuk berbagai pil kesehatan, sake merah muda, saus salad, roti dan pasta miso yang digunakan dalam banyak masakan tradisional.

Kobayashi Pharmaceutical mengatakan analisis tersebut mengungkapkan kemungkinan bahwa produk tersebut “mengandung bahan yang sama dengan yang kita miliki.” Namun mereka tidak menemukan citrin, yang diproduksi dalam beras ragi merah, bersifat racun dan dapat merusak ginjal.

Dalam hal keamanan obat, kejadian serupa terjadi pada produk sirup obat batuk. Mengutip Tim Global harfam.co.id 12 Jan 2023 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan terhadap dua sirup obat batuk anak buatan India, Ambronol dan Doc-1 Max.

Kamis, 12 Januari 2023 BBC memberitakan, langkah tersebut dilakukan sebagai respons atas serangkaian kematian di Uzbekistan. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan dua sirup obat batuk yang diproduksi oleh Marion Biotech “di bawah standar” dan perusahaan tidak menjamin keamanannya. 

Peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) muncul beberapa minggu setelah Uzbekistan mengatakan 18 anak meninggal setelah meminum sirup obat batuk buatan perusahaan tersebut. Marion Biotech dan pihak berwenang India belum memberikan komentar mengenai masalah ini.

Kementerian Kesehatan India menghentikan produksi di pabrik tersebut setelah jumlah korban tewas dilaporkan di Uzbekistan. Pada saat itu, departemen keamanan pangan di negara bagian utara Uttar Pradesh, tempat Marion Biotech bermarkas, juga menangguhkan izin produksi perusahaan tersebut.

 

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa laboratorium inspeksi Kementerian Kesehatan Uzbekistan menemukan tingkat dua polutan yang tidak dapat diterima – dietilen glikol dan/atau etilen glikol – dalam analisis sirup obat batuk “Ambronol” dan “Dok-1 Max” untuk anak-anak. Kedua bahan tersebut bisa berakibat fatal jika tertelan.

“Kedua produk ini mungkin diperbolehkan untuk dipasarkan di negara lain di kawasan.” Selain itu, produk-produk tersebut mungkin didistribusikan ke negara atau wilayah lain melalui pasar informal,” kata WHO, seraya menambahkan bahwa kedua produk di bawah standar tersebut berbahaya dan, terutama bila digunakan oleh anak-anak, dapat menyebabkan cedera serius atau kematian.

India dikenal sebagai “apotek dunia” karena memproduksi sepertiga obat-obatan dunia yang memenuhi kebutuhan medis negara-negara berkembang. India juga memiliki banyak perusahaan farmasi yang berkembang sangat pesat. 

Namun industri ini mendapat sorotan tajam setelah produk sirup obat batuk sebuah perusahaan India dikaitkan dengan kematian anak di negara lain. Oktober lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan serupa, menghubungkan empat sirup obat batuk yang dibuat oleh perusahaan India lainnya dengan kematian 66 anak di Gambia karena gagal ginjal.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link