Dilelang, Pintu Kapal Film Titanic Terjual Rp10,5 Miliar

JAKARTA – Kepopuleran film klasik Titanic masih diakui penontonnya. Hal itu ditunjukkan dengan penjualan shooting set berupa pintu perahu senilai US$ 718.750 atau Rp10,5 miliar.

Objek fotografi kuno ini sungguh ikonik: pintu yang memisahkan dua karakter utama film, Rose dan Jack.

Lelang ini disponsori oleh Heritage Auctions dan berlangsung pada tanggal 26 Maret 2024 di Guernsey, Inggris, sebagai bagian dari acara Treasures from Planet Hollywood. Koleksi ini berisi berbagai memorabilia dari dunia perfilman Hollywood.

Lelang tersebut juga akan mencakup properti dari beberapa film terkenal lainnya, termasuk “Indiana Jones: Temple of Doom” dan “The Shining.”

Barang lelang sepanjang 8 kaki dan lebar 41 inci dari film “Titanic” menarik perhatian dunia memorabilia Hollywood. Benda yang disebut pintu ini sebenarnya merupakan bagian dari aksesoris yang berada di atas pintu. Lounge kelas satu Titanic. Desainnya menampilkan ukiran bunga dan lekukan Rococo yang elegan, mirip dengan panel Louis XV yang terkenal di Museum Maritim Halifax.

Hal ini terinspirasi oleh sutradara James Cameron saat meneliti film tersebut dan ingin menciptakan kembali momen-momen terakhir Jack dan Rose di tengah tragedi tenggelamnya kapal Titanic.

Yang membuat banyak penggemar tertarik, bisakah pintu ini menopang dua orang? James Cameron tak segan-segan melakukan penelitian ilmiah untuk menjawab hal tersebut. Ia bahkan membuat replika pintu tersebut dan mengujinya di bawah air.

Cameron ingin tahu apakah pintu itu dapat memuat dua orang. Ia pun membuat replika pintu tersebut dan mengujinya di bawah air. Temuan menunjukkan bahwa pintu tersebut tidak cukup kuat untuk menampung dua orang dewasa dengan aman. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penentu nasib Jack dan Rose di film tersebut.

Penelitian ilmiah Cameron tidak terbatas pada pintu saja. Ia juga belajar tentang sejarah Titanic, desain kapal, dan perilaku manusia dalam situasi darurat. Hal ini dilakukan untuk memastikan film Titanic dibuat serealistis mungkin.

MG/Muhammad Lauzan Ranupane Ramadhan