JAKARTA – Pemerintah sepakat menambah anggaran tunjangan mantan presiden dan wakil presiden melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenseng) dan Komisi XIII DPR. Namun kesepakatan tersebut mendapat kritik bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih belum membaik.
Agus Pambago, seorang komentator kebijakan publik, tidak setuju jika mantan kepala negara diikutsertakan. Fasilitas bagi mantan presiden dan wakil presiden sudah cukup untuk itu.
“Saya kurang setuju, anggaran yang ada saat ini terlalu banyak. Lebih baik anggaran itu untuk menciptakan lapangan kerja. Perekonomian sedang tidak bagus, yang harus diurus adalah rakyat, bukan (mantan) presiden,” kata Agus. Saat dihubungi Sindhnews, Selasa (26/11/2024).
Direktur Riset dan Pengetahuan, Lembaga Advokasi Penelitian dan Kebijakan, D. Prakarsa, Eka Afrina Jamhri mengatakan hal senada. Eka menilai perdebatan mengenai penambahan fasilitas bagi mantan presiden dan wakil presiden tidak tepat, mengingat situasi ekonomi sulit yang dihadapi masyarakat saat ini.
“Tentu saja tunjangan yang diberikan kepada presiden sudah bagus, sedangkan jaminan pensiun bagi pekerja kelas bawah, terutama pekerja informal, belum tersedia,” ujarnya kepada MPI melalui pesan singkat.
Akka menambahkan, sebaiknya pemerintah dan DPR lebih fokus pada kebijakan anggaran yang lebih berpihak pada rakyat.
“Perdebatan kebijakan memprioritaskan pemberian jaminan pensiun bagi masyarakat, terutama karena pekerja sektor informal di Indonesia menghadapi kesulitan dalam mengakses jaminan pensiun,” kata Akka.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Presti Hadi menyatakan pihaknya sepakat dengan Komisi XIII DPR untuk melaksanakan penambahan fasilitas bagi mantan presiden dan wakil presiden (WAPRES).
“Jadi itu sudah kesepakatan bersama antara Sekretariat Negara kita dan komisi.
Prosto menjelaskan, pemberian fasilitas tambahan bagi mantan presiden dan wakil presiden tidak dianggap sebagai kekurangan. Namun fasilitas tambahan tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada para mantan presiden dan wakil presiden yang telah mengabdikan hidupnya untuk negara.