JAKARTA – Hari ini, Rabu (20 Maret 2024), cuaca panas dan terik terasa. Penyebabnya diduga karena fenomena titik balik matahari yang terjadi sejak pukul 10:04 WIB.
Bagi sebagian orang, mungkin fenomena titik balik matahari sendiri masih terlalu asing di telinga. Lalu apa sebenarnya fenomena titik balik matahari itu? Simak penjelasan dibawah ini untuk jawabannya.
Menurut InfoAstronomy, ekuinoks merupakan fenomena yang menandai hari pertama musim semi di belahan bumi utara dan hari pertama musim gugur di belahan bumi selatan.
Siang dan malam hampir sama. Nama ekuinoks berasal dari kata Latin aequus (sama) dan nox (malam), berdasarkan peristiwa penyertanya dimana jarak siang dan malam hampir tepat 12 jam.
Saat ini, di mana pun di Bumi, jam siang dan malam terasa hampir sama, karena perjalanan tahunan Matahari melalui konstelasi zodiak membawanya melampaui ekuator langit.
Fenomena ekuinoks terjadi karena sumbu rotasi bumi terhadap porosnya atau sumbu rotasinya miring membentuk sudut 23,5° terhadap bidang orbit Matahari. Jadi, bukan Matahari yang bergerak berpindah tempat di langit, melainkan Bumi yang berkembang miring.
Kemiringan sumbu putaran bumi cenderung tetap konstan seiring dengan revolusi bumi mengelilingi matahari. Oleh karena itu, Kutub Utara Bumi terkadang miring ke arah Matahari (Juni) dan terkadang menjauhi Matahari (Desember).
Pada ekuinoks bulan Maret ini, Matahari hampir memiliki titik ascenorekta nol. Sebab, titik nol ascenorecta ditentukan oleh posisi pusat Matahari pada titik ekuinoks.
Pergantian Musim Dampak ekuinoks terhadap kehidupan sehari-hari di Bumi adalah pergantian musim, terutama di negara-negara subtropis dan lintang tinggi.
Untuk Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa, intensitas penyinaran matahari mencapai maksimum pada ekuinoks hari ini, meski tidak menyebabkan peningkatan suhu yang signifikan, namun panas matahari masih terasa hingga menembus kulit.
Dan setelah titik balik matahari hari ini, Matahari akan melanjutkan pergerakannya lebih jauh ke utara hingga mencapai titik balik matahari paling utara pada bulan Juni mendatang, yang merupakan musim panas di Belahan Bumi Utara.