September 21, 2024
FSGI Dukung Pramuka tak Lagi Jadi Ekstrakurikuler Wajib

FSGI Dukung Pramuka tak Lagi Jadi Ekstrakurikuler Wajib

0 0
Read Time:1 Minute, 32 Second

harfam.co.id, JAKARTA – Federasi Federasi Guru Indonesia (FSGI) mendukung kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bahwa kepanduan tidak lagi menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah.

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 untuk tidak lagi mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah sebenarnya didukung oleh Undang-Undang (UU) Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010 yang secara tegas menyatakan bahwa Pramuka itu bersifat sukarela,” kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam keterangan tertulis dari Jakarta, Selasa (4 Februari 2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa Pramuka merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang menjadi wadah pengembangan potensi masyarakat.

“Jika Pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib dan dimasukkan dalam penilaian hasil pembelajaran dalam laporan, maka akan menjadi kontradiktif karena yang seharusnya dimasukkan dalam laporan adalah hasil pembelajaran mata pelajaran dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler adalah ekstrakurikuler,” ujarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar program yang ditentukan dalam kurikulum, seperti pelatihan kepemimpinan dan pengembangan siswa.

“Sesuai definisi tersebut, sebenarnya semua kegiatan ekstrakurikuler di segala bidang – seni, budaya, olah raga, ekstrakurikuler – mempunyai prinsip mengajarkan anak berorganisasi, memimpin dan berprestasi,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan ekstrakurikuler tidak boleh bersifat wajib, melainkan bersifat opsional atau sukarela sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki anak.

“Jika berminat dengan Pramuka, tekunilah dari sekolah untuk melakukan Pramuka, namun karakter positif juga bisa dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Saya tidak mendapatkannya secara khusus melalui Pramuka,” ujarnya.

Heru juga menegaskan, hingga saat ini belum ada kejelasan format dan evaluasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah, bahkan banyak sekolah yang tidak melaksanakannya.

“Ada juga profil mahasiswa Pancasila atau P3 yang saat ini sedang diterapkan pada proyek belajar mandiri P5. Hingga saat ini, sekolah pun kebingungan mencari pelatih pramuka. Kalau wajib berarti seluruh siswa di sekolah dilibatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran jadi sulit merencanakan mata kuliah,” kata Heru Purnomo.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link