harfam.co.id, JAKARTA — Produsen mobil asal Prancis, Renault, berkolaborasi dengan produsen mobil asal China untuk mengembangkan mobil listrik berbiaya rendah, New Twingo EV. CEO Renault Luca de Meo hanya mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan perusahaan asal China tersebut, tanpa menyebut namanya, setelah negosiasi dengan Volkswagen gagal.
Menurut Automotive News, perjanjian antara perusahaan China dan Renault mencakup divisi kelistrikan yang rekayasanya akan dilakukan di Eropa. Selain itu, produksi mobil murah yang dibanderol tak mencapai 20 ribu euro (Rp 352 juta/Rp 17.630 per euro) ini akan berlangsung di Eropa. Pabrik baterainya juga diklaim akan berlokasi di Slovenia, lokasi yang sama dengan Renault Twingo.
Renault juga menekankan bahwa pengumuman mitra baru China tidak ada hubungannya dengan diskusi yang dilakukan dengan grup Volkswagen.
Menurut Carsales.com, keputusan Renault berkolaborasi dengan perusahaan asal China ini dinilai kontroversial dan ironis. Pasalnya, mantan bos Renault Luca de Meo mendorong produsen mobil Eropa untuk membentuk konglomerat ala Airbus. Konglomerasi dipandang sebagai cara paling efektif untuk melawan semakin populernya mobil listrik murah asal China di Eropa.
“Pengembangan mobil tersebut akan dilakukan bersama mitra Tiongkok untuk mempercepat waktu dan biaya pengembangan,” kata juru bicara tersebut kepada AN.
Renault sebelumnya mengatakan Twingo EV akan lebih irit 10 kWh/100 km. Kendaraan ini juga dirancang untuk menghasilkan emisi CO2 hingga 75% lebih rendah dibandingkan kendaraan listrik mana pun yang dijual pada tahun 2023.