January 20, 2025
Gejala DBD Berubah pada Tubuh Penyintas COVID-19 karena Reaksi Imunologi

Gejala DBD Berubah pada Tubuh Penyintas COVID-19 karena Reaksi Imunologi

0 0
Read Time:1 Minute, 28 Second

harfam.co.id, Jakarta – Pada tubuh seseorang yang terinfeksi COVID-19, gejala demam berdarah (DBD) mengalami banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh reaksi imun. Ditegaskan Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Masyarakat.

Faktanya, banyak laporan yang menunjukkan perubahan gejala demam berdarah pasca wabah COVID-19. Hal ini terkait dengan perubahan respon imun yang terjadi pada tubuh orang yang terinfeksi COVID-19, kata Imran di Jakarta pada hari Jumat, menurut Antara.

Imran mengatakan, Kementerian Kesehatan banyak menerima laporan yang menunjukkan adanya perubahan gejala pasien demam berdarah pasca merebaknya penyakit novel virus corona (COVID-19), salah satunya adalah penyakit bandeng. Provinsi Jawa Barat

Pejabat kesehatan setempat menemukan gejala demam berdarah yang biasanya tidak dikenali oleh pasien, seperti bintik merah dan tidak adanya mimisan. Yang merupakan gejala serius pada pasien demam berdarah

Imran mengatakan, bintik merah dan mimisan setelah digigit nyamuk Aedes aegypti merupakan gejala klasik yang tidak selalu terlihat pada penderita DBD di era sekarang.

Pada kasus demam berdarah, bintik merah biasanya muncul pada hari ketiga dan menetap selama dua minggu hingga tiga hari. Flek hitam akan berkurang pada hari keempat dan kelima. Lalu menghilang pada hari keenam.

Ia mengatakan: “Gejala kemerahan pada kulit dan mimisan merupakan gejala yang terjadi ketika trombosit berada di bawah 100.000.

 

Gejala terakhir lainnya menunjukkan demam berdarah. Imran mengatakan, itu adalah demam yang tak kunjung reda. Yang pertama terjadi 4 sampai 10 hari setelah gigitan nyamuk.

Imran mengatakan, alat diagnostik demam berdarah di Indonesia saat ini sudah sangat maju dalam mengidentifikasi demam berdarah secara akurat. Salah satunya adalah penggunaan rapid antigen (NSI), sehingga diagnosis tidak perlu lagi menunggu munculnya gejala klasik.

“Jadi kita tidak menunggu gejala klasik muncul. Ini kadang menunda pengobatan. Kalau demam tinggi dan badan pegal sebaiknya segera ke puskesmas untuk pemeriksaan menggunakan NS1,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link