0
0
JAKARTA – Google mengaku membatasi jenis pertanyaan yang dapat diajukan kepada chatbot kecerdasan buatan (AI) Gemini mengenai pemilu.
Dalam postingan blognya, Google mengumumkan bahwa kebijakan tersebut diterapkan di India, di mana pemilu akan diadakan pada bulan April.
Hal ini dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk menghindari kontroversi seputar teknologi kecerdasan buatan.
Gemini adalah chatbot virtual ChatGPT versi Google. Gemini dapat menjawab pertanyaan dalam format teks dan membuat gambar.
Juru bicara Google mengatakan kepada BBC bahwa langkah terbaru ini merupakan bagian dari rencana praktik pemungutan suara yang diumumkan tahun lalu.
“Seperti yang kami umumkan pada Desember lalu, sebagai persiapan dan tindakan pencegahan terhadap banyak pemilu di seluruh dunia pada tahun 2024, jenis pertanyaan terkait pemilu yang akan dijawab oleh Gemini terbatas,” kata mereka.
Pemilu akan diadakan tahun ini di negara-negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Afrika Selatan.
Saat ditanya soal pemilu, Gemini selalu berkata, “Saya masih belajar bagaimana menjawab pertanyaan itu. Sampai saat itu tiba, coba Google Penelusuran. Hal ini juga berlaku di Indonesia.
Namun, ketika Gemini ditanyai serangkaian pertanyaan tentang politik India, Gemini menjawab lebih detail tentang partai-partai besar di negara tersebut.
Perkembangan kecerdasan buatan generatif telah menimbulkan kekhawatiran mengenai disinformasi dan mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk bertindak mengendalikan teknologi tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, India telah mengatakan kepada perusahaan teknologi bahwa mereka memerlukan persetujuan sebelum merilis atau menguji alat AI yang “tidak tepercaya”.
Pada bulan Februari, Google meminta maaf setelah generator gambar AI yang baru diluncurkan menghasilkan gambar yang tidak pantas tentang “Pendirian Amerika Serikat” yang menampilkan seorang pria kulit hitam.
