harfam.co.id, Jakarta Harga emas dan perak menguat pada perdagangan sepi tengah hari Selasa. Terdapat sedikit permintaan terhadap aset-aset safe haven karena pasar menunggu hasil pemilu presiden AS, yang diperkirakan akan berakhir imbang.
Dikutip Kitco, Rabu (11/6/2024), harga emas global kontrak Desember naik 4 USD menjadi 2.750,20 USD, dan harga perak kontrak Desember naik 0,181 USD menjadi 32,79 USD.
Pasar sedang membebani pada awal minggu ini. Mungkin diperlukan waktu beberapa hari untuk menentukan hasil akhir pemilu presiden AS. Perdagangan di banyak pasar bisa bergejolak selama sisa minggu ini seiring dengan mulai diumumkannya hasil pemilu AS.
DowJones Newswire hari ini melaporkan bahwa harga emas akan terus menguat terlepas dari kandidatnya.
Yang juga dibahas minggu ini adalah pertemuan FOMC Federal Reserve (Fed). Pertemuan dimulai Rabu pagi dan berakhir Kamis sore dengan pernyataan FOMC dan konferensi pers Gubernur Powell. Sebagian besar percaya The Fed akan memangkas suku bunga utamanya sebesar 0,25%, terutama setelah laporan pekerjaan terlemah AS yang dirilis Jumat lalu.
Pasar luar negeri utama saat ini melihat indeks dolar AS melemah. Minyak mentah berjangka Nymex naik diperdagangkan sekitar $72,50 per barel. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun saat ini berada di 4,355%.
Secara teknis, investor emas bulan Desember memiliki keuntungan teknis jangka pendek yang kuat secara umum. Target harga investor selanjutnya adalah menembus ke atas resistance solid di USD 2,900.00. Harga perak
Perak berjangka untuk kontrak bullish bulan Desember memiliki keuntungan teknis jangka pendek secara keseluruhan, namun sedikit memudar. Reli tiga bulan pada histogram harian kini dalam bahaya.
Target harga perak berikutnya adalah penutupan di atas resistensi teknis yang kuat pada harga tertinggi Oktober di $35,07. Target perak berikutnya adalah harga penutupan di bawah support kuat di USD 31.00.
Harga emas sedikit naik pada perdagangan Senin di tengah ketidakpastian seputar pemilu AS. Investor emas mengantisipasi kemungkinan tuntutan hukum atas hasil pemilu dan ketegangan politik yang berkelanjutan.
Selain itu, investor emas juga terus mencermati rapat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed) akhir pekan ini.
Melansir CNBC, Selasa (5/11/2024), harga emas spot hanya naik 0,05% menjadi USD 2.736,49 per ounce, setelah mencapai level tertinggi USD 2.790,15 per ounce pada Kamis lalu.
Emas berjangka AS turun 0,08% menjadi USD 2.746,90 per ounce.
Pemilihan presiden AS akan berlangsung pada Selasa waktu setempat, tetapi jajak pendapat menunjukkan kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris dan kandidat dari Partai Republik Donald Trump bersaing memperebutkan Gedung Putih.
Jajak pendapat Ipsos bulan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa AS dapat mengalami kerusuhan serupa dengan yang terjadi setelah kekalahan Trump pada pemilu tahun 2020, ketika klaim palsunya bahwa kekalahannya adalah akibat penipuan menyebabkan ratusan kerusuhan di ibu kota Amerika Serikat.
“Jika Trump menang, saya pikir emas akan naik di sini. Kami mungkin sedikit lebih khawatir mengenai inflasi dan semua tarif yang dibicarakannya,” kata analis komoditas TD Securities, Bart Melek.
Yang menarik perhatian investor minggu ini adalah keputusan Federal Reserve mengenai suku bunga pada hari Kamis, dan para pelaku pasar secara luas mengharapkan penurunan suku bunga acuan sebesar seperempatnya.
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik dan cenderung berkembang ketika suku bunga rendah.
“Saya pikir pendorong emas minggu ini adalah pemilu AS. Menurut pandangan saya, tapering The Fed kemungkinan tidak akan memicu banyak pergerakan, karena bank kemungkinan akan memberikan sinyal pemotongan yang lebih sesuai dengan ekspektasi pasar,” kata Giovanni Staunovo, analis di UBS.
Indeks dolar turun 0,4% mencapai level terendah dua minggu. Melemahnya mata uang AS membuat emas dalam mata uang dolar lebih menarik bagi pembeli mata uang lainnya.