harfam.co.id, Jakarta Pemerintah fokus pada pengelolaan sumber daya air Indonesia, termasuk persoalan penyediaan air bersih. Dengan menjumlahkan sumber daya air, diperoleh angka biaya untuk setiap keluarga.
Direktur Indra Karya Eko Budiono mengatakan proyek sumber daya air merupakan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Beberapa tujuan yang tercakup di dalamnya adalah peningkatan kapasitas penyimpanan air, konservasi sumber daya air, sistem pengelolaan air yang cerdas, dan infrastruktur hijau-abu-abu untuk mengelola krisis air. “Sejak tahun 1961, kami bekerja sebagai perusahaan konsultan konstruksi yang bergerak di bidang sumber daya air, energi dan mineral (IEM) serta transportasi untuk melaksanakan program RPJN yang digagas pemerintah,” kata Eko dalam keterangannya, Kamis (28/03/2024). ). ). ). Sebuah proyek pemerintah
Untuk mendukung hal tersebut, konsultan proyek pemerintah yang berspesialisasi di bidang air ini juga mengelola proyek-proyek pemerintah. Misalnya melalui sistem penyediaan air bersih yang dapat menghemat biaya masyarakat.
Indra Karya juga melaksanakan delapan program penyediaan air bersih dan menjangkau 4.216 kepala keluarga atau 15.108 jiwa di banyak daerah. Nilai riil yang dicapai melalui penerapan air pintar mencapai Rp157,73 miliar setiap tahunnya, kata Manajer Operasional dan Bisnis. Perkembangan Indra Karya Gagah Guntur Aribowo.
Gagah menambahkan, perusahaan juga telah menerapkan pengelolaan sumber daya air secara terpadu, yaitu pengalokasian sumber daya air dan penggunaan teknologi sumber daya air yang tepat guna untuk mendorong konservasi.
“Untuk mencapai kedaulatan air, Indra Karya dan Menteri PUPR menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemangku kepentingan agar pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat ditingkatkan dan berkontribusi pada pengelolaan sumber daya air,” kata Gagah.
Indra Karya juga diketahui meraih pertumbuhan aset sebesar Rp356,32 miliar atau 10,20 persen selama lima tahun terakhir. Gagah mengatakan Indra Karya telah melaksanakan 10 proyek penyediaan air bersih di daerah rawan kekeringan, yakni Lampung, Madura, NTB, dan NTT.
“Bekerja sama untuk menerapkan konsep smart water system, Indra Karya akan memanfaatkan sumber air setempat sebagai sumber air baku, seperti di wilayah pesisir pantai menggunakan sistem pengolahan limbah/SWRO atau air laut reverse osmosis,” ujarnya. .
Sedangkan di daerah yang kualitas airnya rendah, Indra Karya menggunakan sistem pengelolaan berbasis BWRO atau payau reverse osmosis, lanjut Gagah.
Konsep Smart Water System tidak hanya menyediakan air bersih, namun juga mengembangkan pasokan air berkualitas yang dapat diminum dalam situasi tertentu.
Selain bekerja sama dengan BUMN untuk menyediakan air ke daerah rawan kekeringan, lanjut Gagah, Indra Karya juga terlibat aktif dalam mendukung program pemerintah melalui Kementerian PUPR. Misalnya saja dengan menerapkan sistem penyediaan air minum (SPAM) di daerah terpencil seperti Pulau Limbo, Maluku Utara, dan Spam di Pulau Lombok.
Indra Karya juga melibatkan konsultan internasional untuk menerapkan praktik terbaik regional dan internasional untuk sejumlah penugasan pemerintah. Hal ini termasuk pengembangan energi baru terbarukan di sektor sumber daya air dengan Tractable dari Jerman, penelitian pengendalian banjir dengan Sinotech Taiwan dan Yachio EC di Jepang; desain dan studi bendungan oleh CTI Engineering dari Jepang dan irigasi oleh WAPCOS dari India.