December 7, 2024
Jangan Sepelekan Migrain: Ancaman Tersembunyi di Balik Sakit Kepala Hebat

Jangan Sepelekan Migrain: Ancaman Tersembunyi di Balik Sakit Kepala Hebat

0 0
Read Time:1 Minute, 41 Second

harfam.co.id, JAKARTA — Migrain sebaiknya tidak dianggap sebagai sakit kepala biasa. Data studi Global Burden of Disease 2021 menunjukkan prevalensi migrain semakin meningkat di seluruh dunia.

Pada tahun 1990, tercatat 334,86 juta penderita migrain di dunia. Pada tahun 2021, jumlah tersebut meningkat 48 persen menjadi 493,94 juta pasien.

Di Indonesia, jumlah penderita migrain baru bahkan mencapai 33 juta jiwa. Indonesia, bersama dengan India dan Tiongkok, menyumbang hingga 40 persen dari total kasus migrain baru di dunia.

Dr Restu Susanti, SPN, SubspNN(K), Mbiod dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosani) mengatakan migrain merupakan sakit kepala dengan intensitas tinggi. Gejala migrain biasanya berupa sakit kepala berdenyut pada satu atau kedua sisi kepala, mual, muntah,

Mengganggu aktivitas dan mungkin disertai kepekaan terhadap cahaya atau suara.

Kondisi migrain bisa menjadi lebih parah. “Migrain dengan frekuensi sakit kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan, lebih dari tiga bulan, gejala migrain minimal delapan hari, disebut migrain kronis,” ujarnya dalam seminar online “Migrain bukan sakit kepala biasa.” Kamis (13/06/2024).

Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh karena mempengaruhi kualitas hidup dengan mengganggu kemampuan fungsional di tempat kerja, sekolah, rumah dan interaksi sosial. Migrain juga dikaitkan dengan beban keuangan yang signifikan. Dr Restu mengungkapkan datanya: Amerika kehilangan sekitar 24 juta dolar AS per tahun karena migrain, Eropa – 50-111 juta euro, dan China menghabiskan sekitar 50-111 juta euro karena migrain.

Dokter saraf dr Perdosni. Henry Rianta Sofian, SpN. SubspNN(K) menyebutkan bahwa migrain merupakan kelainan saraf yang tidak hanya menyebabkan sakit kepala. “Seringkali ini merupakan serangkaian gejala yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, karena perubahan kimiawi tubuh dan otak, serta faktor genetik, yang menyebabkan setengah dari semua migrain,” katanya.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala migrain dan segera mencari pertolongan medis untuk mengendalikan migrain. Pasalnya, penyakit tersebut tidak hanya mengganggu karier penderita migrain, tetapi juga mengganggu kehidupan pribadi penderitanya.

Mereka yang memiliki anak dapat terpengaruh oleh pola asuh orang tua mereka sehingga mengganggu tumbuh kembang anak. Dari segi kehidupan sosial, migrain dapat menimbulkan masalah dalam hubungan antar pasangan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link