September 21, 2024
Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin, Telan Biaya Rp 76 Miliar

Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin, Telan Biaya Rp 76 Miliar

0 0
Read Time:3 Minute, 33 Second

harfam.co.id, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Pusat Pengambilan Sampel Ikan Nila Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Wilayah Karawang, Jawa Barat pada Rabu, 8 Mei 2024. 

Model budidaya ikan nila asin yang sukses dibangun Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada tahun 2023 di atas lahan seluas 80 hektar.

Tanah ini awalnya merupakan kolam yang tidak ada. Karena tidak terlaksananya proyek tersebut, lahan Kolam Nahuma terkontaminasi dan menjadi milik pemerintah yang tidak dimanfaatkan selama puluhan tahun.

Jokowi mengatakan, di sepanjang Pantura ada sekitar 78 ribu hektare tambak yang menganggur atau menganggur, jika dimanfaatkan maka akan bekerja keras. “Kita siapkan kolam-kolam ini karena kolam kelapa sudah tidak ada lagi. Kemungkinan kolam ikan nila sekarang banyak peminatnya di pasar dunia. Tahun 2024 saja akan menjadi $14,4 miliar, itu terlalu banyak,” kata Jokowi. pada acara pembukaan pada Rabu (08/05/2024). Permintaan yang tinggi

Jokowi juga mengatakan, besarnya permintaan ini harus dimanfaatkan, tidak harus dalam skala besar, tapi dengan membangun model. 

Modelnya benar, seperti yang saya diberitahu, dari 1 hektar sebelumnya 0,6 ton menjadi 80 ton per hektar, dan ke depan bisa diterapkan sehingga membuka peluang usaha yang besar, kata Jokowi. 

Saat ini dibutuhkan dana sekitar Rp13 triliun untuk menggantikan tambak seluas 78.000 hektar di Pantura. Jokowi mengatakan, jika proyek itu memungkinkan, maka akan masuk dalam APBN 2025-2026.  “Kedepannya saya akan meminta pemerintahan baru untuk mewujudkan mimpi besar tersebut,” tutupnya. 

 

Peternakan ikan nila asin di Karawang ini dibangun dengan biaya sebesar $76 miliar dan dikelola oleh Badan Perikanan Budidaya (BLUPPB). Banyak perubahan yang terjadi, mulai dari pembangunan jalan, perkantoran, penerangan bahkan pembuatan kolam produksi.

Selain kolam produksi, fasilitas lainnya antara lain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pengambilan air, waduk, dan laboratorium. Produksi menjadi kunci munculnya teknologi baru, salah satunya adalah penggunaan pengumpan otomatis.

Biaya investasi pembangunan prasarana dan sarana pengambilan sampel garam ikan nila di wilayah tersebut mencapai Rp76 miliar. Hasil simulasi akan mencapai 7.020 ton per siklus atau 210,6 miliar jika kita memperhitungkan harga jual ikan nila asin sebesar Rp. Berdasarkan perhitungan keekonomian dan biaya produksi sebesar Rp24.500 per kg, model ini akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp38,6 miliar.

Pengembangan model budidaya ikan nila laut dilakukan di lahan seluas 80 hektar yang terbagi dalam empat blok kolam yaitu kolam blok A, B, C dan D. 

Pemodelan bibit ikan nila asin diharapkan dapat menjadi model budidaya ikan nila asin bagi pengusaha yang memanfaatkan perairan umum seperti danau.

 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trengono mengatakan kerja sama dengan Vietnam akan menghidupkan kembali ekosistem budidaya tuna di Indonesia. Ekosistem yang sangat kecil ini menjadi penghambat perkembangan hortikultura di Tanah Air.

“Karena ekosistem (beats) saat ini tidak berfungsi dengan baik. Tapi itu (kolaborasi) akan membuat ekosistem berfungsi. Misalnya untuk pangan, saat ini kita bergantung pada limbah ikan yang ditangkap karena Vietnam punya industri sendiri. jelas Menteri Trenggono pada Indonesia Aquaculture Business Forum 2024 (IABF) di Jakarta, Senin (29 April 2024). Berkat perjanjian kerja sama kedua negara, para pengusaha Vietnam mau memanfaatkan benih lobster ringan (BBL). ), hendaknya mengelola perkebunan di Indonesia bekerja sama dengan pengusaha lokal Indonesia. Melalui proyek ini akan terjadi transfer teknologi dan etos kerja yang sangat penting bagi pengembangan hortikultura India.

Selain program feeding, Menteri Trenggono, sangat sedikit pengusaha yang membangun pabrik baru. Ini adalah masalah lain dalam kerja sama dengan Vietnam. Sejauh ini sudah ada lima perusahaan asal Vietnam yang masuk ke Indonesia, namun aktivitas budidayanya masih sedikit karena jumlah budidaya ikan yang sedikit.

Oleh karena itu, kata dia, kerja sama perikanan dengan Vietnam tidak hanya akan menyelamatkan sektor hulu budidaya perikanan, tetapi juga industri pengolahan lobster karena akan merangsang hadirnya usaha produksi di kawasan tersebut.

“Saya berharap celana ini menjadi kekuatan kita ke depan,” pungkas Menteri Trenggono.

 

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Manajemen Bisnis ID FOOD, Dirgayuza Setiawan, yang juga menjadi konsultan pada konferensi IABF 2024, menyatakan keyakinannya terhadap masa depan budidaya lobster di Indonesia.

Indonesia kuat dari segi sumber daya alam dan sumber daya manusianya, ujarnya. Selain upaya pemerintah, peran swasta juga penting dalam pengembangan peternakan lobster, tambahnya.

Ia melihat peternakan lobster milik swasta di Bangsring, Banyuwangi.

“Indonesia bisa, kita punya cukup tenaga kerja dan budaya kerja kita sangat baik. Itu hanya perlu dikembangkan. Dan menurut saya ini (peternakan ikan Bangsring) adalah contoh yang dibuat oleh pihak swasta. Pemerintah (KKP),” jelasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link